Rabu, 08 Februari 2012

Budi Utomo (BU) 20 Mei 1908

Politik etis awal abad ke-20 membawa dampak munculnya “priyayi jawa baru” atau pryayi rendahan, mereka memiliki pandangan bahwa pendidikan kunci kemajuan. Dilatar belakangi situasi ekonomi yang buruk di pulau jawa karena ekploitasi penjajah belanda, menyebabkan banyak anak pryayi rendahan yang pandai tapi tidak dapat meneruskan sekolah karena tidak ada biaya. Sang priyayi baru, Dr. Wahidin Sudirohusodo berusaha mencari dana untuk memberi bantuan kepada anak-anak yang tidak dapat sekolah. Propagandanya disambut antara lain salah seorang mahasiswa kedokteran sekolah dokter Jawa, School Taf Opleding Van Indische Arsten (STOMA)  yaitu Sutomo.

    Tujuan Budi Otomo adalah melakukan pengajaran bagi orang jawa dan berusaha untuk membangkitkan kembali budaya jawa. Jadi pendidikan barat dipadukan dengan tradisi dan budaya jawa. Tentu saja berdirinya Budi Otomo ini menimbulkan banyak reaksi baik dari orang belanda maupun kaum priyayi Jawa. Kaum priyayi menolak kehadiran Budi Otomo, mengapa demikian? Karena kelahiran dan cita-cita Budi Otomo dianggap menggangu kestabilan kedudukan sosial mereka. Mereka merasa terancam posisinya oleh gerakan anak muda tersebut.

    Untuk mencegah cita-cita Budi Otomo tersebut mereka mendirikan regent Bond Setia Mulya di Semarang tapi ada pula kaum priyayi yang progresif seperti Bupati karang Anyar yang bernama Tirto Kusumo yang mendukung Budi Otomo.
    Untuk konsolidasi organisasi pada tanggal 3-5 Oktober 1908 Budi Otomo Menyelenggarakan kongres

yang pertama di Yogyakarta yang menghasilkan keputusan yaitu:
a)    Memajukan pendidikan dan pengajaran
b)    Mempertinggi cita-cita kemanusiaan
c)    Menggali kembali kebudayaan bangsa dan ilmu pengetahuan

Dalam perkembangan selanjutnya anggota Budi Otomo kebanyakan terdiri dari kaum priyayi dan pegawai negeri, apa akibatnya? Tujuan Organisasi lebih diarahkan untuk mengabaikan kepentingan rakyat banyak. Golongan-golongan muda yang keluar  pada saat itu adalah Soetomo Goenawan Mangunjusumo dan Cipto Mangunkusumo. Golongan pemuda di luar kultur jawa membentuk organisasi pemuda diantaranya Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Minahasa dan sebagainya. Di kalangan pemuda jawa berdiri sedyo tomo dan narpo pendowo. Sementara itu Budi Utomo memperoleh status badan hukum dari pemerintah kolonial karena tidak memiliki tujuan politik dan dianggap tidak berbahaya

0 komentar:

Posting Komentar