Kanker prostat adalah kanker yang paling umum pada
pria; merupakan penyebab kematian kedua yang paling sering akibat kanker
pada pria Amerika yang berusia lebih dari 55 tahun; dan merupakan
kanker yang paling prevalen pada pria Afrika-Amerika. Sekitar 1 pada 11
pria di Amerika Serikat akan mengalami kanker prostat.
MANIFESTASI KLINIS
Tahap Dini
I. Biasanya asimtomatik.
2. Nodul teraba didalam substan dari kelenjar atau pengerasan ekstensif pada lobus posterior.
Tahap Lanjut
1. Lesi “keras bagai batu” dan terfiksasi.
2.
Gejala-Gejala obstruksi terjadi pada tahap akhir dari penyakit; sering
dan sulit berkemih, retensi urine, penurunan ukuran dan kekuatan dari
aliran urine.
3. Bermetastasis ke tulang, nodus limfe, otak, dan paru-paru.
4.
Gejala-Gejala metastasis termasuk nyeri punggung, nyeri pinggul, rasa
taknyaman pada perineal dan rektal, anemia, penurunan berat badan,
kelemahan, mual, dan oliguria; hematuria mungkin merupakan akibat dari
invasi pada uretral atau kandung kemih.
Deteksi Dini
Setiap
pria yang bcrusia diatas 40 tahun harus menjalani pemeriksaan rektal
digital scbagai bagian dari pemeriksain kesehatan rutinnya—kunci untuk
angka kesembuhan yang lebih tinggi.
EVALUASI DIAGNOSTIK
Ditegakkan dengan pemeriksaan jaringan histologi, protatektomi terbuka, aspirasi jarum-halus.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan
didasarkan pada tahap dari penyakit dan pada usia serta gejala-gejala
pasien. Konsentrasi antigen prostat-spesifik (PSA) digunakan untuk
memantau respons pasien terhadap terapi kanker dan mendeteksi kemajuan
setempat dan kekambuhan dini.
Prostatektomi Radikal
1. Pengangkatan prostat dan vesika seminalis.
2. Untuk pasien dengan penyakit yang secara potensial dapat disembuhkan dan harapan hidup 10 tahun atau lebih.
3. Mungkin dilanjutkan dengan orkhiektomi bilateral.
4. Impotensi seksual terjadi setelah prostatektomi radikal dan inkontinen urine dalam berbagai tingkatan.
Terapi Radiasi
1. Jika kanker terdeteksi secara dini, pengobatannya mungkin terapi radiasi kuratif.
2.
Terdapat preservasi potensi seksual yang lebih baik dan pasien yang
masih muda mungkin lebih memilih untuk dilakukan modalitas terapi ini.
Terapi Hormonal
I. Metode kontrol ketimbang penyembuh.
2. Diselesaikan baik melalui orkhiektomi atau pemberian estrogen.
3. Dietilstilbestrol (DES) adalah jenis estrogen yang paling banyak digunakan.
4. Juga digunakan agonis luteinizing hormone realising hormone (LHRH) dan obat-obat antiandrogen seperti flutamid.
Terapi Lain
1. Bedah beku, untuk mereka yang tidak dapat mentoleransi pembcdahan secara fisik atau untuk kekambuhan.
2. Kemoterapi, mis., doksorubin, sisplatin, dan siklofosfamid.
3.
Reseksi transuretral berulang (TUR) untuk menjaga agar uretra tetap
paten; drainase kateter suRrapubik atau transuretral jika TUR tidak
memungkinkan.
Disfungsi Seksual
1. Perlihatkan
sensitivitas terhadap isu-isu tentang seksualitas sebagai akibat
penyakit atau terapi yang membantu dalam proses rehabilitasi.
2.
Bantu pasien dan keluarga untuk mengatasi diagnosa, perubahan dalam
aktivitas yang biasanya dilakukan, ketidakpastian tentang masa yang akan
datang.
PROSES KEPERAWATAN UNTUK PASIEN YANG MENJALANI PROSTATEKTOMI
Pengkajian
Kumpulkan riwayat kesehatan yang lengkap dengan menekankan pada fungsi perkemihan.
Diagnosa Keperawatan Utama: Preoperatif
1. Ansietas yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk berkemih.
2. Nyeri yang berhubungan dengan distensi kandung kemih.
3. Kurang pengetahuan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah dan protokol tindakan.
Diagnosa Keperawatan Utama: Pasca-operatif
1. Nyeri yang berhubungan dengan insisi pembedahan, pemasangan kateter, dan spasme kandung kemih.
2. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pasca-operatif dan masa penyembuhan.
Masalah-Masalah Kolaboratif
1. Hemoragi.
2. In feksi.
3. Trombosis.
4. Obstruksi kateter.
Perencanaan dan Implementasi
Sasaran
utama preoperatif dapat mencakup penurunan ansictas dan penyuluhan
pasien tentang masalah prostatnya dan pengalaman perioperatif. Tujuan
utama pasca-operatif mencakup koreksi gangguan volume cairan,
penghilangan nyeri dan rasa taknyaman, pencegahan infeksi, kemampuan
untuk melakukan aktivitas perawatan diri, dan tidak terdapatnya
komplikasi.
Intervensi Keperawatan: Preoperatif REDUKSI ANSIETAS
1. Membina hubungan saling percaya dan profesional
2. Berikan dorongan untuk mengungkapkan perasaan-perasaan serta rasa keprihatinan.
MENGHILANGKAN NYERI
1. Tempatkan dalam tirah baring; berikan analgesik; lakukan tindakan penghilang ansietas.
2. Pasang kateter indwelling jika terjadi retensi urine.
0 komentar:
Posting Komentar