Sel dituntut untuk menghasilkan energi untuk mereka gunakan sendiri.
Energi tersebut didapat dari hasil ekstraksi energi yang terkandung di
dalam ikatan-ikatan kimia pada molekul makanan dengan cara
mengombinasikan molekul makanan dengan oksigen di dalam mitokondria sel.
Molekul-molekul makanan yang digunakan adalah glukosa dari metabolisme
karbohidrat, asam amino dari metabolisme protein, dan asam lemak dan
gliserol dari metabolisme lemak.
Proses
ketika molekul makanan dikombinasikan dengan oksigen, yang kemudian
menghasilkan energi, disebut fosforilasi oksidatif. Proses ini
memerlukan beberapa enzim, yang bekerja secara berurutan di dalam
mitokondria. Hasil akhirnya adalah pembentukan molekul adenosin
trifosfat (ATP) yang kaya energi. ATP tersusun atas basa nitrogen
adenosin, gula ribosa, dan tiga molekul fosfat yang terikat menjadi
satu. Dua fosfat terakhir diikat oleh suatu ikatan berenergi tinggi,
yang apabila diputus akan membebaskan sekitar 7 kkal per mol energi yang
dapat digunakan oleh sel.
Fosforilasi Oksidatif Glukosa
Walaupun
fosforilasi oksidatif glukosa terjadi di mitokondria, namun harus ada
langkah awal dalam penanganan glukosa sebelum fosforilasi oksidatif
terjadi. Langkah ini disebut glikolisis dan berlangsung di sitoplasma di
luar mitokondria. Proses ini bersifat anaerob, yang berarti bahwa
glikolisis terjadi tanpa memerlukan oksigen. Selama glikolisis
enzim-enzim sitoplasma mengubah glukosa menjadi asam piruvat. Proses ini
memerlukan dua molekul ATP dan menghasilkan empat molekul ATP: hasil
dari dua molekul. Pada saat terjadi kekurangan oksigen, glikolisis
berperan penting tetapi terbatas dalam menyuplai ATP ke sel. (Lihat
bagian Glikolisis Anaerob).
Apabila tersedia oksigen (aerob), maka
molekul asam piruvat akan bergerak ke dalam mitokondria, memasuki
siklus asam sitrat atau siklus Krebs dan diubah oleh enzim-enzim yang
terdapat di sana menjadi suatu senyawa yang disebut asetil koenzim A
(asetil KoA). Proses ini menghasilkan tambahan dua molekul ATP. Asetil
KoA kemudian secara enzimatis diubah menjadi karbon dioksida dan
hidrogen. Karbon dioksida berdifusi keluar dari mitokondria dan dari
sel, yang kemudian diserap oleh darah yang menyuplai sel tersebut,
dibawa ke paru paru dan dikeluarkan dari tubuh. Atom hidrogen yang
tertinggal di mitokondria memulai proses fosforilasi oksidatif dan
selama proses itu, mereka berikatan dengan molekul-molekul oksigen
melalui suatu rantai transpor elektron yang terdapat di membran
mitokondria. Hasil dari proses ini adalah pembentukan energi dalam
jumlah yang sangat besar, dalam bentuk 36 molekul ATP. Olch karena itu
dari metabolisme satu buah molekul glukosa, total dibentuk 38 molekul
ATP (36 dari fosforilasi oksidatif dan 2 dan glikolisis).
Fosforilasi Oksidatif Asam Lemak Dan Gliserol
Sel
juga menggunakan asam lemak bebas dan gliserol dalam fosforilasi
oksidatif untuk menghasilkan ATP. Gliserol adalah sebuah karbohidrat
dengan tiga rantai karbon, yang mengalami glikolisis dalam sitoplasma
dan masuk ke siklus Krebs sebagai asetil KoA. Asam lemak bebas berdifusi
langsung ke dalam mitokondria tempat mereka diubah menjadi asetil KoA
oleh berbagai enzim. Asetil KoA kemudian masuk ke siklus Krebs.
Penguraian satu molekul lemak menghasilkan 463 molekul ATP. Lemak
memiliki berat per mol lima kali lebih besar dibandingkan dengan
glukosa. Dengan demikian, per gramnya, metabolisme lemak menghasilkan
ATP sekitar tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan metabolisme
glukosa. Dengan demikian, lemak adalah bentuk penyimpanan energi yang
jauh lebih efisien dibandingkan karbohidrat.
Fosforilasi Oksidatif Asam Amino
Asam
amino masuk ke dalam mitokondria setelah molekul nitrogen dikeluarkan
(deaminasi). Setelah deaminasi, asam amino tersebut masuk ke dalam
siklus Krebs di berbagai titik. Sebagian, seperti alanin, masuk sebagai
asam piruvat; diikuti oleh yang lain yang masuk sebagai zat antara.
Tempat asam-asam amino masuk ke siklus Krebs menentukan berapa banyak
atom hidrogen yang mereka
tambahkan ke rantai transpor elektron dan dengan demikian berapa banyak molekul ATP yang disintesis.
Glikolisis Anaerob
Apabila
tidak tersedia oksigen, maka asam piruvat yang dihasilkan oleh
glikolisis tidak masuk ke siklus Krebs, tetapi berikatan dengan hidrogen
dalam sitoplasma untuk membentuk asam laktat. Dua molekul ATP yang
terbentuk dari penguraian satu molekul glukosa menjadi asam piruvat
disediakan untuk menjaga sel tetap hidup. Meski demikian, penggunaan
glukosa ini menjadi sia-sia karena menyebabkan hilangnya 36 molekul ATP
yang seharusnya terbentuk apabila asam piruvat memasuki siklus krebs.
Proses ini hanya dapat berlangsung singkat sebelum glukosa di deplesi.
Asam
laktat yang dihasilkan oleh glikolisis anaerob berdifusi keluar sel dan
masuk ke dalam peredaran darah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan pH
plasma (peningkatan keasaman plasma). Dengan kembalinya oksigen, asam
laktat akan diubah kembali menjadi asam piruvat, terutama di hati, dan
siklus Krebs akan berjalan kembali.
0 komentar:
Posting Komentar