Mie
merupakan makanan instant yang banyak dikonsumsi oleh sebagaian besar
penduduk di seluruh negara termasuk negara asia. China salah satu negara
asia yang memiliki cerita aneh mengenai mi yang biasa di makan dengan
berbagai macam pilihan rasa.
Mungkin di Indonesia lebih dikenal
dengan “sesajen” yang umunya berisi bunga namun di negara China lebih
“ekstrim” dengan berisi kepala kambing yang merupakan simbol dan
mangkuk-mangkuk tembikar yang dipenuhi dengan bubur dan kue bulan sabit.
Hal ini membuat para peneliti mencoba untuk mencari maksud dari ritual
tersebut.
Diketahui bahwa di dalam gundukan yang
menyerupai seperti kuburan itu ditemukan mi yang sudah terkubur sangat
lama hingga mencapai 2.500 tahun. Di pemakanan tersebut tidak hanya
ditemukan mi yang sudah berumur ribuan tahun namun juga tubuh yang
diawetkan serta makanan seperti bubur dan kue.
Teknik pembakaran tersebut merupakan praktek yang menebar di bagian utara barat laut China sejak 2500 tahun lalu. Pemakanan Subeixi di Distrik Turpan, Xinjiang China merupakan tempat pusat pertemuan antara China Timur dan china Tengah dengan iklim gurun pasir. Menurutnya Iklim ini sangat kering banyak mumi dan tumbuhan yang diawetkan. Hal ini juga mengungkapkan bahwa orang China merupakan salah satu pembuat roti yang memiliki tekhnik memasak yang kompleks .
Sekitar 10.000 tahun lalu di China padi-padian merupakan makanan utama serta di Barat Laut China berhasil menemukan mi yang terbuat sekitar 4.000 tahun yang lalu. Seperti dikutip dari DiscoveryNews, para ahli meyakini bahwa penemuan itu sudah berusia 2.500 tahun. Paper tentang penemuan ini juga akan muncul pada Journal of Archaeological Science.
Pada penelitian ini mi yang ditemukan tersebut memiliki panjang lebih dari 50 cm dan berwarna kuning. Mi ini mirip dengan mi La-Mian, sebuah mi tradisional China yang dibuat dengan cara menekan secara berulang-ulang menggunakan tangan. Seperti dikutip dari DiscoveryNews, para ahli meyakini bahwa penemuan itu sudah berusia 2.500 tahun. Penemuan ini juga muncul pada Journal of Archaeological Science.
0 komentar:
Posting Komentar