Penyakit Menular Seksual
DEFINISI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga venereal (dari kata venus,
yaitu Dewi Cinta dari Romawi kuno), didefinisikan sebagai salah satu
akibat yang ditimbulkan karena aktivitas seksual yang tidak sehat
sehingga menyebabkan munculnya penyakit menular, bahkan pada beberapa
kasus PMS membahayakan.
MACAM – MACAM PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang PMS, berikut akan dibahas beberapa jenis PMS :
Human Immunodeficiency Virus
***Definisi & Fase Human Immunodeficiency Virus***
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang hidup di dalam
darah manusia, tidak dalam darah setiap orang tetapi hanya dalam darah
seseorang yang terinfeksi. Meskipun begitu, siapa saja bisa terinfeksi,
termasuk anda. HIV tidak membedakan usia, warna kulit, orientasi
seksual, agama, kebangsaan ataupun faktor pembeda lainnya. Sekali saja
HIV sudah berada dalam diri anda (artinya anda telah terinfeksi HIV),
tidak ada yang bisa anda lakukan untuk mengeluarkannya. Tetapi ada
banyak cara agar anda bisa menghindarinya. HIV berkembang dari infeksi
menjadi suatu penyakit yang mengancam jiwa manusia, yaitu Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS), dalam 4 fase berikut :
Fase 1 :
Fase ini dimulai tepat setelah infeksi dan berlangsung selama beberapa
minggu. Fase 1 ini ditandai dengan perasaan “tidak enak badan” seperti
flu, meski pada 20% penderita terjadi flu yang parah. Tes HIV yang
dilakukan pada fase ini mungkin menunjukkan bahwa anda tidak terinfeksi
HIV.
Fase 2 :
Fase ini adalah tahap yang terpanjang diantara keempat fase lainnya,
bahkan dapat berlangsung hingga sepuluh tahun. Selama fase ini hampir
tidak ada gejala serta penderita terlihat dan merasa sehat-sehat saja.
Padahal sebenarnya, pada fase inilah virus sedang berkembang.
Pelan-pelan HIV menghancurkan sel-sel CD4 dalam darah, yang berjumlah
banyak sekali untuk melawan penyakit. Semakin sedikit sel CD4 yang anda
miliki, sistem kekebalan tubuh anda semakin melemah dan anda akan
semakin sulit untuk menghindari penyakit. Memang tubuh akan melawan
dengan cara mengganti sel CD4 yang rusak atau hilang dengan yang baru
sebanyak mungkin, tetapi selalu kalah cepat dibanding dengan pembiakan
HIV dalam tubuh anda. Untuk membantu tubuh dalam memerangi HIV ini, para
peneliti telah mengembangkan obat-obatan antivirus yang bisa dikonsumsi
orang-orang dengan HIV.
Fase 3 :
Fase ini dimulai ketika sel CD4 dalam tubuh sudah dikuasai virus yang
pada tahap ini sudah banyak sekalidalam darah. Ketika sistem kekebalan
tubuh sudah gagal, penyakitpun mulai menyerang. Penyakit-penyakit ini
adalah penyakit yang biasanya dapat dilawan sistem kekebalan tubh dengan
mudah, ironisnya penyakit inilah yang mnguasai dan mengendalikan tubuh
yang terinfeksi HIV dan gejala penyakitpun berkembang. Pada awalnya
gejala-gejala ini ringan, misalnya : lelah, diare, infeksi jamur, demam,
berat badan terus menurun, berkeringat pada malam hari, pembengkakan
kelenjar limpa, infeksi pada sekitar area mulut, atau batuk yang
terus-menerus. Tetapi seiring dengan semakin melemahnya sistem
kekebalan, gejala-gejala ini semakin parah.
Fase 4 :
Ketika gejala-gejala penyakit (seperti tuberculosis atau cancer) menjadi
semakin parah, selanjutnya penderita didiagnosis menderita AIDS. Pada
fase ini obat-obatan antivirus hanya bisa memperlambat perkembangan
virus ini.
***Cara Penularan HIV (AIDS)***
HIV terdapat dalam darah, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
spesimen yang berupa cairan tubuh dan berasal dari tubuh penderita HIV
dapat dipastikan infeksius dan sangat potensional untuk menularkan virus
ini pada orang lain, termasuk ketika sorang penderita HIV positif
melakukan hubungan seksual dengan pasangannya maka bukan tidak mungkin
bila pasangannya nantinya akan terinfeksi virus ini juga. Baik penderita
HIV wanita maupun pria sangat riskan untuk menularkan virus ini pada
pasangannya ketika berhubungan seksual, yakni melalui cairan sperma
(bagi penderita pria) dan darah menstruasi (bila melakukan hubungan
seksual pada saat menstruasi bagi penderita wanita). Diyakini bahwa
jumlah HIV dalam ludah seseorang yang terinfeksi sangat sedikit, oleh
karenanya anda tidak perlu khawatir dengan ludah penderita HIV. Selain
melalui hubungan seksual, HIV juga bisa disebarkan melalui jarum suntik
yang digunakan seseorang yang telah terinfeksi, atau bahkan bisa juga
ditularkan oleh seorang ibu dengan HIV positif kepada bayinya pada waktu
hamil atau menyusui. Jadi dapat disimpulkan bahwa penyebaran HIV yang
infeksius ini dapat melalui perseksual, peroral (kemungkinan sangat
kecil), parenteral (jarum suntik), dan perplasenta.
***Tes HIV (AIDS)***
Bila ada kemungkinan anda terinfeksi HIV, lakukan tes dengan segera.
Hasil yang positif berarti tes berhasil mendeteksi antibodi HIV dalam
tubuh anda (dapat diasumsikan antibodi HIV = HIV). Bahkan meski hasil
tes anda negatif bukan berarti anda bebas HIV karena virus ini mungkin
saja telah masuk ke dalam pembuluh darah anda selama tiga bulan sebelum
antibodi-antibodi itu muncul (bahkan ditemui kasus periode ini
berlangsung hingga enam bulan), oleh karenanya untuk mendapatkan hasil
tes yang akurat sebaiknya anda menunggu maksimal sampai enam bulan
terhitung sejak saat pertama kali anda merasa kemungkinan terinfeksi,
untuk melakukan tes HIV. Selama rentang waktu tersebut hindari hubungan
seks tanpa pelindung untuk mencegah transmisi virus ini ke dalam tubuh
orang lain.
Tes HIV tersedia pada pusat-pusat Keluarga Berencana, klinik kesehatan,
program rehabilitasi ketergantungan obat, prakter dokter dan rumah
sakit. Ketika membuat janji dengan dokter (untuk pemeriksaan
laboratorium), tanyakan tentang kebijakan kerahasiaan dan anonimitas.
Jika berhubungan dengan HIV, sebagian besar petugas kesehatan akan
menghargai hak dan privasi anda tanpa membedakan usia (akan lebih baik
bila anda mengkonfirmasikan hal ini sebelumnya).
Terdapat dua jenis tes yang dapat dilakukan untuk mendeteksi HIV dalam darah manusia, yaitu :
***Tes melalui sampling darah***
Tes ini adalah tes yang paling mudah didapatkan. Petugas kesehatan
mengambil sejumlah kecil darah dari lengan anda dengan menggunakan
jarum, kemudian mengirimkan sampel darah anda ke laboratorium untuk
diperiksa apakah terdapat antibodi untuk melawan virus atau tidak.
Hasilnya dapat dilihat setelah 1-2 minggu, untuk memastikan apakah anda
HIV positif atau negatif.
***Tes melalui spesimen saliva / ludah (Tes Oral)***
Tes yang dilakukan untuk memeriksa apakah ada antibodi HIV di dalam
ludah anda. Pada pelaksanaan tes ini, anda perlu membuka mulut
lebar-lebar dan membiarkan petugas kesehatan menyeka lidah dan rongga
dalam pipi anda dengan kapas. Hasilnya baru bisa terlihat setelah 1-2
minggu.
Bila hasil tes anda dinyatakan HIV positif, yang berarti terdapat virus
dalam darah anda, akan sangat sulit diterima. Dan akan sangat membantu
bila anda mendapatkan dukungan keluarga dan teman-teman anda. Tetapi
mungkin saja bahkan orang-orang yang paling menyayangipun tidak bisa
memberikan solusi terbaik untuk menghadapi situasi sulit yang sedang
anda hadapi. Disinilah peran konselor sangat diprioritaskan, untuk
menjelaskan apa yang bisa dan seharusnya anda lakukan untuk mencegah
virus ini menyebar dan menjelaskan pilihan-pilihan caring and curing
serta memberikan informasi tentang pilihan gaya hidup yang akan menjaga
kondisi anda tetap sehat selama mungkin.
***Caring and Curing pada penderita HIV (AIDS)***
Penderita HIV (AIDS) mencoba dan berusaha untuk tetap sehat melalui
istirahat, konsumsi makanan bergizi dan berolah raga. Tujuan mereka
adalah agar sistem kekebalan tubuh mereka tetap kuat dalam melawan
penyakit. Selain itu ada juga obat-obat yang dikembangkan untuk
memperlambat penyebaran HIV dalam darah yaitu obat-obatan antivirus atau
“coctail”. Dan sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan
HIV.
***Komplikasi HIV (AIDS)***
Terdapat sejumlah penyakit yang umumnya berkembang dalam tubuh manusia
dengan sistem kekebalan tubuh yang inadekuat ataupun rudak oleh HIV,
diantaranya adalah : PCP (pneumonia), TBC, kaposi`s sarcoma (kanker
kulit), non-Hodgkins`s lymphoma, herpes simplex, dll.
***Perlindungan diri terhadap HIV (AIDS)***
Dalam hal ini bersifat kondisional artinya perlindungan diri terhadap
infeksi HIV ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kewaspadaan diri
untuk menghindari dan mencegah transmisi virus, misalnya dengan tidak
mengabaikan pemakaian kondom (mencegah transmisi perseksual),
menggunakan jarum disposible pada tiap pemeriksaan invasif
(mengantisipasi transmisi parenteral), dll.
Herpes Simplex Virus
***Definisi***
Herpes Simplex merupakan salah satu penyakit menular, yang disebabkan
oleh virus DNA. Virus (Herpes Simplex) ini menyerang pada kulit, mukosa
dan syaraf manusia.
***Gejala***
Gejala utama adalah : munculnya bintil (kumpulan vesiculae) secara
serentak pada perbatasan kulit-mukosa serta terjadi di sembarang tempat
(yang terinfeksi) dan sering didapati pada : area sekitar mulut, hidung,
mata, jari tangan, pantat dan genetalia. Bintil ini bertahan 2-3
minggu, kemudian pecah. Biasanya diikuti rasa terbakar, nyeri dan gatal,
serta sakit kepala dan demam.
***Cara Penularan***
Penyakit ini dapat menular melalui sentuhan serta adanya transmisi
kontak langsung (misalnya berciuman)dengan penderita. Bintil herpes
simplex virus ini bila ditemukan pada area sekitar genetalia, transmisi
kontak langsung (melalui hubungan seksual) dengan penderita bukan tidak
mungkin menyebabkan anda terinfeksi. Memakai pakaian penderita (secara
bergantian) juga dapat diindikasikan sebagai media penularan herpes.
***Tes ( diagnosa )***
Waktu yang paling tepat menemui dokter (spesialis kulit & kelamin)
adalah segera setelah muncul bintil. Herpes mungkin saja bisa
diidentifikasi dengan segera, tapi kadang memerlukan tes. Serangkaian
tes tersebut meliputi pengorekan bintil untuk memperoleh lapisan mukosa
kulit dalam dan dapat diperoleh hasil + / - setelah 1-2 minggu.
Prosesnya akan menyakitkan.
***Caring and Curing***
Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang adekuat dan spesifik
serta vaksin pencegah infeksi berulang untuk herpes. Perawatan herpes
difokuskan pada 2 hal : pemberian obat anti-virus “ácyclovir” dan
antibiotik dengan dosis tepat. Serta pemenuhan kebutuhan nutrisi yang
seimbang dan tepat.
***Komplikasi***
Kekambuhan dapat dipicu karena demam. Infeksi herpes dapat menimbulkan
implikasi serius bila terjadi pada mata, cervix dan infant.
***Pencegahan***
Menghindari kontak langsung dengan penderita (dalam hal ini pemakaian
kondom saat melakukan hubungan seksual dengan penderita), meningkatkan
daya tahan tubuh dengan pemberian asupan dan pemenuhan kebutuhan nutrien
(gizi) yang tepat, serta menjaga agar tubuh tetap fit dan sehat,
dinilai sebagai tindakan yang bijak untuk mencegah herpes.
Kutil Pada Alat Kelamin ( venereal )
***Definisi***
Kutil pada alat kelamin (berbeda dengan kutil/benjolan kecil yang kadang
timbul pada kaki, tangan dan punggung) merupakan salah satu PMS bagian
dari human papilloma virus yang terdiri dari 100 jenis variasi virus.
Inspeksi (pengamatan) bintil kutil pada alat kelamin ini akan tampak
seperti kutil biasa, hanya saja jumlahnya tidak hanya satu atau dua saja
tapi banyak dan bergerombol, berukuran sangat kecil dan seringkali tak
terlihat.
***Gejala***
Gejala awal munculnya virus ini ditandai dengan adanya sekelompok kutil
di sekitar alat kelamin (genetalia), rectum dan gluteus. Bahkan pada
beberapa kasus disebutkan bahwa kutil ini ditemukan pada bagian dalam
vagina. Veneral akan terasa sangat sakit bila digaruk (apalagi bila
berada dalam vagina) dan kadang terasa gatal. Biasanya dibutuhkan waktu 3
bulan bagi veneral untuk berkembang, meskipun kadang hanya butuh waktu 3
minggu.
***Cara Penularan***
Veneral menjadi salah satu infeksi menular seksual yang penyebarannya
paling cepat. Virus ini bisa tertular melalui kontak fisik secara
langsung (berhubungan seksual) dengan penderita, bahkan hanya
menyentuhnya saja anda bisa terinfeksi, Terlebih lagi veneral sangat
kecil (sulit dihindari).
Biasanya tubuh penderita akan membentuk antibodi terhadap virus ini
sehingga penularan terhadap bagian tubuh yang lain tidak akan terjadi.
***Tes ( diagnosa )***
Langkah awal, dilakukan inspeksi secara visual dengan menggunakan alat
khusus. Setelah didiagnosa bahwa bintil itu veneral, akan diberi
medikasi sehingga bintil berwarna putih.
Pada penderita wanita, biasanya didiagnosa terinfeksi veneral setelah
dilakukan pap smear saat hasil tes menunjukkan pertumbuhan sel abnormal.
Bisa juga melalui pemeriksaan sampel jaringan leher rahim (cervix)
Pada penderita pria, sampel jaringan diambil dari saluran kencingnya.
***Caring and Curing***
Belum ditemukan obat veneral yang spesifik dan adekuat. Sangat mungkin
veneral akan hilang dengan sendirinyameski virusnya masih tertinggal
dalam tubuh penderita. Pengobatan terkini difokuskan pada pengangkatan
kutil dengan “mendinginkan” atau “membakar” nyadengan bahan kimia.
Alternatif lain dengan memotongnya lewat pembedahan
***Komplikasi***
Veneral akan menjadi lebih kompleks bila terdapat di cervix (leher
rahim) karena bisa menjadi petanda adanya satu atau lebih human
papilloma virus yang bisa mengarah pada ca-cervix.
***Pencegahan***
Pencegahan terhadap veneral yang infeksius bisa melalui tindakan :
menghindari kontak fisik secara langsung (memakai pelindung/ kondom saat
melakukan hubungan seksual) dengan penderita, menjaga sistem imun tubuh
melalui istirahat, olahraga dan asupan gizi seimbang.
Gonorrhea
***Definisi***
Infeksi akut yang disebabkan bakteri neiserria gonorrhoe (gonococcus)
berbentuk menyerupai kacang buncis, hanya tumbuh pada membran yang
lembab dan hangat, antara lain : anus dan genetalia.
***Gejala***
Masa inkubasi gonorrhoe antara 2-10 (sekitar 2 minggu)hari terhitung
setelah penderita terinfeksi pertama kali. Adapun gejala gonorrhoe
secara umum : pengeluaran sekret (purulent), disuria, malaise, sakit
kepala dan limpadenopati regional.
Pada wanita tidak menunjukkan adanya gejala fisik sampai pada fase
nyeripada punggung, nyeri abdomen dan panggul (PID), cervix dan kelenjar
bartolini tampak bengkak.
Sebagian pria yang terinfeksi menunjukkan gejala sbb : bau busuk pada
area genetalia, sekresi cairan pekat yang menetes ujung penis dan rasa
perih ketika BAK.
***Cara Penularan***
Infeksi gonorrhoe terjadi melalui kontak fisik (seksual) secara langsung
tanpa pemakaian “pelindung” dan mengabaikan seks yang aman.
***Tes (diagnosa)***
Penegakan diagnosa gonorrhoe melalui pemeriksaan sampel yang diambil
dari: spesimen dari mukosa mulut, saluran kemih, cervix (pada wanita),
ujung penis yang terbuka (pada pria) dan saluran anus dengan menggunakan
spons (khusus) berukuran kecil dimana spons itu akan menyerap cairan
(spesimen) yang nantinya akan diperiksa dan hasil tes biasanya tersedia
dalam waktu 1 minggu.
***Caring and Curing***
Gonorrhoe bisa disembuhkan mmelalui medikasi antibiotika dalan dosis
tinggi (misalnya: penicilline). Ironisnya, hal ini menyebabkan bakteri
akan semakin kebal /resisten. Penelitian terus dikembangkan untuk
penemuan medikasi yang lebih adekuat, spesifik dan efisien.
***Komplikasi***
Identifikasi komplikasi gonorrhoe: infertilitas, dermatitis, arthritis,
endokarditis, myoperikarditis, meningitis bahkan hepatitis.
***Pencegahan***
Melakukan pemeriksaan rutin dan tidak gonta-ganti pasangan, menerapkan
hubungan seksual yang sehat dan “aman”. Satu hal yang tak kalah
pentingnya, menjaga kebersihan khususnya area genital tubuh.
Chlamydia
***Definisi***
Chlamidia merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai
jenis infeksi yang disebabkan oleh sejenis bakteri -chlamidia
trachomatis- yang hidup dan berkembang dalam tubuh.
***Gejala***
Pada pria : terjadi peradangan pada saluran kencing atau epididymis (
saluran kecil dan panjang sebagai tempat penyimpan sperma ), demam,
keluarnya cairan dari penis, rasa sakit atau rasa berat pada kantong
buah pelir.
Pada wanita: infeksi saluran kemih dan cervix, infeksi ovarium dan tuba
fallopii, sekresi cairan abnormal, iritasi (gatal) pada genetalia, rasa
panas saat berkemih, sakit perut (bawah) hebat dan pendarahan diluar
menstruasi
***Cara Penularan***
Melalui kontak fisik (seksual) secara langsung tanpa “pelindung” dan tidak menerapkan pola hubungan seks yang sehat dan aman.
***Tes***
Melakukan tes urin dan penyekaan pada vagina (pada wanita) atau ujung
penis yang terbuka (bagi pria). Pada wanita mungkin saja ditemukan pada
pemeriksaan pap smear.
***Caring and Curing***
Setelah diagnosa, medikasi dilakukan dengan antibiotik selama beberapa
hari sampai akhirnya sembuh. Kesembuhan bukan berarti tidak akan terjadi
infeksi berulang.
***Komplikasi***
Komplikasi chlamydia trachomatis yang nyata adalah : infertilitas,
radang panggul (penyebaran radang cervix pada wanita) dan bisa
menginfeksi mata pada kasus tertentu.
***Pencegahan***
Menerapkan pola hubungan seks yang aman dan sehat. Hal lain yang tak
kalah pentingnya adalah menjalani pemeriksaan rutinsetiap 6 bulan
sekali.
Sifilis
***Definisi***
Selama berabad-abad sifilis dianggap sebagai salah satu penyakit menular
yang menakutkan dan mematikan. Sifilis didefinisikan sebagai infeksi
kronik menular yang disebabkan bakteri troponema pallidum, menginfeksi
dan masuk ke tubuh penderita kemudian merusaknya sampai penderita
meninggal dunia. Pada kenyataannya sifilis dapat disembuhkan, bahkan
ketika telah memasuki tahap akhir sekalipun kerusakan telah terjadi pada
tubuh penderita.
***Gejala***
Masa inkubasi antara 10-90 hari, dengan gejala :
Tahap 1
9-90 hari setelah terinfeksi. Timbul: luka kecil, bundar dan tidak sakit
–chancre- tepatnya pada kulit yang terpapar/kontak langsung dengan
penderita. Chancre hampir selalu muncul di dalam dan sekitar genetalia,
anus bahkan mulut. Pada kasus yang tidak diobati (sampai tahap
1berakhir), setelah beberapa minggu, chancre akan menghilang tapi
bakteri tetap berada di tubuh penderita.
Tahap 2
1-2 bulan kemudian, muncul gejala lain: sakit tenggorokan, sakit pada
bagian dalam mulut, nyeri otot, demam, lesu, rambut rontok dan terdapat
bintil. Beberapa bulan kemudian akan menghilang. Sejumlah orang tidak
mengalami gejala lanjutan.
Tahap 3
Dikenal sebagai tahap akhir sifilis. Pada fase ini chancre telah
menimbulkan kerusakan fatal dalam tubuh penderita. Dalam stase ini akan
muncul gejala: kebutaan, tuli, borok pada kulit, penyakit jantung,
kerusakan hati,lumpuh dan gila. Tahap letal.
***Cara Penularan***
Harus terjadi kontak langsung dengan kulit orang yang telah terinfeksi
disertai dengan lesi infeksi sehingga bakteri bisa masuk ke tubuh
manusia. Pada saat melakukan hubungan seksual (misal) bakteri memasuki
vagina melalui selaput lendir dalam vagina, anus atau mulut melalui
lubang kecil. Sifilis sangat infeksius pada tahap 1 dan 2. selain itu,
sifilis juga dapat disebarkan per-plasenta.
***Tes (diagnosa)***
Ketika penderita menjumpai bintil yang dicurigai chancre, dan mendatangi
dokter ahli, maka dokter akan menanyai anamnesa dalam rangkan
menegakkan diagnosa sifilis. Selain itu, dokter akan mengambil sampel
cairan dari chancre dan memastikannya.
Cara pemeriksaan yang lebih efektif adalahdengan pemeriksaan darah 4 minggu setelah chancre pertama kali muncul.
Tes laboratorium penunjang: Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) dan Fluoroscent Treponemal Antibody Absorption (FTA-ABS).
***Caring and Curing***
1 kali penyuntikan penisilin dirasa telah cukup adekuat, meski beberapa
penderita memerlukan 1-3 kali injeksi penisilin. Dokter akan meminta
penderita yang telah menjalani medikasi untuk melakukan tes darah
setahun kedepan, dimaksudkan untuk memastikan bakeri telah lisis dsri
tubuh penderita. Menerapkan pola hubungan seksual yang sehat dan aman.
Bagi penderita yang alergi penisilin, dapat di ganti dengan eritromycine
atau tetrasiklin.
***Komplikasi***
Tahap 1 : Lympadenitis timbul setelah 1 minggu berlalu
Pada pria sering terjadi edema meluas pd glans penis
Edema meluas dan ulserasi pada labia mayor wanita
Tahap 2 : Timbul kandiloma lata basah, pipih
Menyebarkan infeksi sampai SSP, mata dan visera
Tahap 3 : Mengakibatkan stroke (neurosefipis) yang fatal,
Parastesia dan perubahan kepribadian.
***Pencegahan***
Jangan melakukan kontak fisik langsung dengan penderita bahkan dengan
“perlindungan” sekalipun, karena kondom (salah satu “pelindung”) tidak
memberi perlindungan terhadap bintil sifilis sebab kadang bintil
tersebut menyebar ke seluruh tubuih penderita.
Cara yang efisien untuk mencegah kerusakan permanen yangdisebabkan
sifilis tahap akhir adalah dengan melakukan pemeriksaan teratur untuk
memastikan bahwa telah bebas bakteri penyebab sifilis.
Hepatitis
***Definisi***
Hepatitis diindikasi sebagai salah satu penyakit akibat infeksi virus
DNA (hepatitis B) atau RNA (hepatitis C) yang terjadi pada (organ) hati,
yang menyebabkan perasangan pada sel hati dengan segala akibatnya.
Terdeteksi adanya hepatitis virus ABCDEF, namun yang berkaitan dengan
PMS adalah B dan C.
***Gejala***
Hepatitis B
Memiliki masa inkubasi antara 45-160 hari dan mengenai pada seluruh
usia. Gejala yang muncul meliputi: lelah, kerongkongan terasa pahit,
sakit kepala, diare, nafsu makan menurun, oto pegal-pegal dan sakit
perut, demam tinggi serta vomitus.
Hepatitis C
Gejala biasanya baru muncul 10-15 tahun setelah terinfeksi. Gejala yang
muncul antara lain: lelah, mual, kehilangan nafsu makan,vomitus, sakit
perut, otot terasa pegal, demam, diare dan sakit kuning.
***Cara Penularan***
Hepatitis B
HbsAg+ berperan menyebarkan virus melalui cairan yang sudah terinfeksi,
antara lain: air mani, darah, cairan vagina ataupun ludah masuk ke tubuh
manusia melalui luka yang terbuka dan bagian tubuh yang memungkinkan
untuk infeksi bakteri.
Hepatitis C
Mediasi penularan hepatitis C yang utama adalah melalui pemakaian jarum
suntik yang tidak disposible. Namun virus ini juga bisa ditularkan
melalui hubungan seksual dengan proporsi yang lebih rendah (yakni dengan
pemaparan antara darah wanita menstruasi yang melakukan hubungan seks
dengan perlukaan akibat hepatitis pada pria pasangannya).
***Tes (diagnosa)***
Hepatitis B
HbsAg telah ditemukan hampir pada spesimen tubuh yang terinfeksi, yaitu:
darah, semen, saliva, air mata, ascites, ASI dan urine penderita.
Hepatitis C
Untuk mendeteksi, pemeriksaan anti-hepatitis C virus ditegakkan. Pemeriksaan darah sebagai pemeriksaan lab tambahan.
***Caring and Curing***
Terapi untuk penderita virus ini: asimptomatis, interferon.
Hepatitis B
Istirahat, menghindari stres, tidak melakukan aktivitas berat dan
memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi yang seimbang. Selain itu kurangi
dan hindari kebiasaan merokok dan alkoholik. Antibodi virus ini bersifat
seumur hidup setelah penderita terjangkit, namun masih mungkin
terinfeksi hepatitis C.
Hepatitis C
Obat-obatan untuk penderita hepatitis C kronis saat ini telah tersedia,
sayangnya terbukti tidak selalu efektif dan punta efek samping.
***Komplikasi***
Hepatitic B
Sebagai penyebab utama hepatitis akut,kronik, serosis bahkan kanker hati.
Hepatitis C
Gejal terburuk adalah kerusakan hati yang serius.
***Pencegahan***
Hepatitic B
Vaksin yang aman dan adekuat telah tersedia. Pemberiannya dilakukan 3
kali penyuntikan selama 6 bulan berturut-turut dan semuanya dilakukan di
bahu. Hindari sebisa mungkin untuk tidak terpapar spesimen penderita.
Hepatitis C
Menghidari pemaparan spesimen tubuh dan kontak langsung dengan
penderita. Hidup sehat dan teratur sebagai alternatif bijak untuk
menghindarinya.
Infeksi Jamur (candida)
***Definisi***
Candida adalah jamur yang biasa pada mulut dan usus besar sebagai flora
normal. Pada wanita, jamur ini juga ditemukan pada vagina yang jumlahnya
berlipat ganda dan tak terkendali.
***Gejala***
Area sekitar genetalia (vagina) terasa gatal. Selanjutnya rasa gatal itu
terasa sangat gatal dan menyakitkan. Pada pria akan tampak berupa warna
merah pada ujung penis dan mungkin akan ada titik metah pada kulup
glans penis, bahkan kulup tampak seperti luka bakar.
***Cara Penularan***
Infeksi candida bisa ditularkan dengan muidah melalui hubungan seksual, yang akhirnya pasangan anda juga akan terinfeksi.
***Tes (diagnosa)***
Perlu diagnosa dokter yang akurat untuk memastikan bahwa anda terinfeksi
candida atau tidak dengan mengamati gejala dan menganalisa
anamnesa/keluhan yang timbul.
***Caring and Curing***
Medikasi dengan obat anti jamur berupa krim dan obat yang dimasukkan
dalam vagina. Atau dengan alternatif lain yaitu obat tradisional dengan
memanfaatkan yugort, bawang putih maupun jamu.
***Komplikasi***
Candida muncul salah satunya disebabkan karena ketidakseimbangan PH
dalam vagina, yang mana hal ini bisa aja berdampak serius bila tidak
ditangani dengan segera.
***Pencegahan***
Dapat dicegah dengan: mengenakan celana dari bahan katun yang nyaman dan
tidak terlalu ketat (hindari pemakaian celana dalam dari bahan nilon),
hindari pemakaian celana yang ketat, hindari kontak vagina-zat kimia
(biasanya melalui tindakan menyemprot vagina dengan air, memakai sabun
dengan pewangi, dll), mengeringkan area genetalia,menyeka kemaluan dari
arah depan ke belakang. Yang tak kalah pentingnya, konsumsi acidophilus.
Bacterial Vaginosis
***Definisi***
Kondisi dimana jumlah bakteri dalam vagina berlipat dan tak terkendali,
bahkan tidak lagi berperan sebagai flora normal malah menimbulkan
infeksi yang serius.
***Gejala***
Beberapa wanita tidak merasakan adanya infeksi BV ini (tidak memunculkan
gejala, tampak normal). Gejala yang paling umum adalah keluarnya cairan
berwarna gelap yang mengeluarkan bau tidak sedap, menimbulkan iritasi
dan rasa panas pada saat berkemih (jarang).
***Cara Penularan***
Melalui kontak fisik (seksual) langsung dengan penderita tanpa mengenakan “pelindung”.
***Caring and Curing***
Setelah didiagnosa dan menetapkan bahwa infeksi yang muncul karena BV,
dokter akan meresepkan antibiotik dalam bentuk pil. Bisa dalam bentuk
gel atau krim yang dimasukkan dalam vagina.
***Komplikasi***
BV yang tidak diobati akan menyebabkan infeksi saluran kencing, radang panggul bahkan infertilitas.
***Pencegahan***
Menjaga area genetalia agar tetap bersih dan kering. Gunakan pakaian
yang memberi ventilasi udara yang adekuat, mencuci genetalia dengan air
hangat menggunakan sabun lembut dan tanpa pewangi (dimaksudkan untuk
menjaga PH genetalia).
Trichomoniasis (trich)
***Definisi***
Infeksi ini disebabkan parasit kecil pada tempat-tempat yang hangat dan lembab pada tubuh manusia terutama di vagina.
***Gejala***
Gejala biasa muncul pada 1-4 minggu. Gejala yang muncul: keluarnya
cairan vagina yang berwarna putih atau hijau-kekuningan, berbuih serta
berbau tidak sedap, vagian tampak merah dan gatal. Pada pria, ujung
glans penis nya mengalami iritasi.
***Cara Penularan***
Melalui kontak fisik (hubungan seksual) dengan penderita secara langsung.
***Tes***
Penegakan diagnosa trich hanya bisa ditetapkan oleh dokter dengan cara
mengambil cairan vagina (pada wanita) atau cairan dari saluran kencing
(pada pria) dengan kapas, selanjutnya kapas tersebut akan diletakkan
pada slide dan diamati dibawah mikroskop.
***Caring and Curing***
Medikasi dengan antibiotik yang diresepkan dokter. Sebaiknya jangan
melakukan hubungan seks dengan pasangan selama pengobatan. Disarankan,
pasangan anda juga diobati karena mungkin saja telah terinfeksi.
***Komplikasi***
Trich bisa menjalar ke cervix, saluran kencing dan vesica urinaria
sehingga penderita akan merasa perih saat berkemih dan ketika melakukan
hubungan seksual. Bila tidak diobati trich akan menyebar ke dalam
kelenjar prostat (pada pria) dan meyebabkan BPH.
***Pencegahan***
Menggunakan “pelindung” saat berhubungan seksual, hindari memakai
pakaian renang milik orang lain dan jangan mengeringkan tubuh dengan
handuk orang lain.
Kutu Mons Pubis (ketam)
***Definisi***
Dispesialisasi untuk ketam yang hidup di bagian tubuh manusia yang
lembab dan berambut, terutama mons pubis. Kutu jenis ini sering
ditemukan pada selangkangan dan bisa bertahan hidup tanpa makanan (darah
manusia) selama 24 jam. Kutu yang dimaksud berwarna abu-abu kekuningan
dan membutuhkan waktu 1 minggu untuk menetaskan telur mereka yang
terdapat pada masing-masing helai mons pubis.
***Gejala***
Penderita akan terasa gatal pada area sekitar genetalia, terutama pada mons pubis.
***Cara Penularan***
kontak kelamin secara langsung dengan penderita menjadi salah satu mediasi penularan kutu ini.
***Tes***
Telur kutu bisa diamati dengan kaca pembesar, sedangkan kutu dewasa bisa
dilihat dengan mata telanjang. Kutu dewasa berukuran kepala peniti dan
bisa dengan mudah dikenali.
***Caring and Curing***
Sabun mengandung pestisida sangat efektif untuk membunuh kutu ini jika
mengikuti petunjuk dengan seksama (hati-hati dalam penggunaanya).
Setelah medikasi, potong mons pubis hingga yakin bahwa kutu tidak lagi
ada. Selanjutnya cuci semua perabot dan pakaian yang diyakini adanya
telur kutu dengan air panas dan jemur di tempat dengan panas matahari
cukup. Selalu waspada terhadap adanya kutu ini setidaknya selama 1
minggu.
***Pencegahan***
Hindari kontak fisik dengan penderita yang mengeluh gatal-gatal pada
area mons pubis. Pikir 2 kali untuk meminjam pakaian orang lain atau
tidur di ranjang yang tidak terjaga kebersihannya.
Molluscum Contagiosum
***Definisi***
Infeksi yang disebabkan oleh virus molluscum contagiosum yang bisa tumbuh di bagian tubuh manapun.
***Gejala***
Mulai muncul setelah beberapa minggu-bulan. Tampak seperti jerawat
kecil, selanjutnyamenjadi benjolan besar warna merah daging dan terdapat
cekungan kecil menampung nanah pada bagian tengahnya. Tidak terasa
gatal, benjolan akan tampak memerah dan agak sakit. Benjolan tersebut
muncul di area sekitas genetalia, gluteus dan paha.jumlahnya sekitar
10-20 atau bahkan 100 benjolan.
***Cara Penularan***
Melalui kontak seksual dengan penderita. Pada kondisi berbeda, bisa menular karena berenang di kolam yang mengandung virus ini.
***Tes***
Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil pus dan memeriksanya di bawah
mikroskop untuk menegakkan diagnosa infeksi molluscum contagiosum.
***Caring and Curing***
Langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengeringkan nanah pada
benjolan.selanjutnya benjolan akan hilang dengan sendirirnya. Kemudian
disusul munculnya benjolan ditempat lain, dan butuh beberapa tahun agar
semua benjolan itu hilang. Intensifkan perawatan pada benjolan yang
muncul dan diduga karena infeksi virus ini.
***Pencegahan***
Hindari kontak langsung secara seksual atau kontak biasa dengan
penderita. Perlu di ingat bahwa infeksi virus ini tidak dapat dihindari
hanya dengan pemakaian kondom sebagai “pelindung”.
Chancroid
***Definisi***
Penyakit ini diawali dengan benjolan-benjolan kecil yang muncul
disekitar genetalia atau anus, 4-5 hari setelah kontak dengan penderita.
Benjolan itu akhirnya akan terbuka dan mengeluarkan cairan yang berbau
tidak sedap. Borok chancroid pada pria biasanya sangat menyakitkan,
sedangkan pada wanita tidak menimbulkan rasa sakit.
***Caring and Curing***
Medikasi dengan antibiotik
***Komplikasi***
Bila tidak diobati, borok pada pria akan membesar, sehingga satu-satunya cara untuk mengobatinya adalah mengamputasi penis.
Pencegahan
Hindari kontak langsung dengan penderita. Segera periksakan diri ke dokter bila curiga adanya infeksi chancroid.
MENERAPKAN POLA HUBUNGAN SEKS YANG AMAN UNTUK ANTISIPASI
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Melakukan hubungan seksual tanpa memikirkan konsekuensi ataupun tanpa
kesiapan bukanlah pemikirantindakan bijak.oleh karenanya sangatlah
penting memahami pola hubungan seksual yang aman dan sehat untuk
mengantisipasi dan menghindari infeksi Penyakit Menular Seksual (PMS).
Perlu diperhatikan bahwa ada beberapa PMS yang tidak bisa di antisipasi
hanya dengan memakai “pelindung”, antara lain: herpes, kutil pada alat
kelamin, sifilis, chancroid kutu dan molluscum contagium.
Beberapa pedoman melakukan hubungan seksual yang aman, meliputi :
oMembicarakan dengan pasangan, tentang pentingnya melakukan
hubungan seksual yang aman dan sehat
oMemastikan anda dan pasangan telah mengatur dan
memilih “perlindungan” yang akan digunakan
oMenggunakan “pelindung” dengan benar ketika melakukan hubungan
seksual dengan pasangan (perhatikan petunjuk pemakaian sehingga
efektif dan aman)
oMelakukan pemeriksaan kesehatan seksual secara teratur (tiap 6
bulan atau 1 tahun sekali) dan konsultasi pada dokter ahli
PENTINGNYA TINDAKAN PENCEGAHAN TERHADAP PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Untuk mencegah seseorang (terutama para remaja) dari PMS, informasi yang
tepat harus diberikan sejak dini. Informasi yang diperlukan tersebut
dapat diperoleh melalui klinik-klinik kesehatan, sekolah, rumah sakit
swasta ataupun puskesmas. Jika seseorang telah mendapati gejala dari
PMS, sebaiknya secepatnya memeriksakan diri ke dokter. Biasanya para
dokter akan merahasiakan identitas pasiennya. Sesungguhnya ketakutan
terhadap hal yang belum tentu kebenarannya akan membuat kondisi
seseorang lebih parah. Dengan mengetahui dan memahami gejala PMS yang
sebenarnya, penyembuhannya akan lebih mudah dilakukan.
Dengan semakin banyak mengetahui dan memahami akibat yang ditimbulkan
dari aktivitas seksual yang tidak sehat, mahasiswa diharapkan dapat
menjaga dirinya dari infeksi PMS. Selain itu, diharapkan akan muncul
kesadaran bahwa apapun yang dilakukan pasti akan menimbulkan
konsekuensi, baik positif maupun negatif, tergantung dari perbuatan yang
dilakukan. Membatasi diri terhadap pergaulan juga sesuatu yang harus
dipertimbangkan. Mahasiswa seyogyanya memegang teguh ajaran agama dan
norma yang telah tertanam dalam nuraninya dan masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar