Seni kriya Nusantara di indonesia dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok fase perkembangan :
- Seni Kriya Tradisional Klasik (Hindu-Budha)
- Seni Kriya Tradisional Rakyat (Daerah), dan
- Seni Kriya Indonesia Baru (Kolonial)
- Kaidah seni dibakukan dalam pedoman seni oleh empu atau seniman.
- Mutu seni, yang bersifat teknik maupun estetik dilandasi oleh pemikiran falsafah hidup dan pandangan agama Hindu, Budha, Islam.
- Contoh karya seni kriya pada masa ini adalah batik, pandai emas dan perak, ukiran kayu, keris, wayang kulit dan wayang golek, dan kerajinan topeng
- Ciri-ciri dari kebudayaan etnik menghasilkan corak kesenian tradisional sesuai dengan watak masyarakat, adab kehidupan, dan lingkungan alamnya
- Pembuatan dan jenis seni kriya tradisional ditentukan oleh bahan yang tersedia di lingkungan tempat tinggal.
- Karya seni kriya tradisional rakyat yaitu : anyaman, gerabah, logam, dan topeng yang masih bertahan
- kebudayaan etnik
- corak tradisional
- watak masyarakat
- adab kehidupan
- lingkungan alamnya
- Pada zaman kolonial pendidikan mementingkan nilai-nilai rasional dan kehidupan jasmaniah.
- Kesadaran nilai-nilai luhur terhadap nilai-nilai tradisional seni kriya menjadi lemah, baik yang klasik maupun kriya rakyat
- Beberapa karya kriya indonesia baru yang dipadukan dengan seni tradisi dan bahan industri
- kehilangan nilai tradisi dan nilai klasik
- komersialisasi yang melanda para kriyawan. keahlian para seniman klasik tidak diwariskan
- saingan dari benda pakai hasil produksi industri
0 komentar:
Posting Komentar