Penyelidikan akan bahan peledak yang semakin berkembang membawa para ilmuwan-ilmuwan ternama kepada suatu penemuan baru, yaitu ammonium nitrat. Penemuan ini bermula dengan adanya kalium nitrat, suatu senyawa yang mudah meledak jika ditambahkan dengan zat lain.
Hal ini membawa pada pembuatan gun powder oleh orang-orang Cina yang kemudian digunakan pada senjata, meriam, dan kembang api. Untuk mempercepat reaksi, pada ilmuwan mengembangkan daya ledak yang lebih besar dengan mencampurkan nitrogen, karbon, oksigen, dan hidrogen. Nitrogliserin, zat dengan daya ledak dan kesensifitasan tinggi yang pertama kali ditemukan oleh Afred Nobel. Zat ini kemudian digunakan sebagai bahan baku dinamit. Sampai saat ini, dinamit masih digunakan, namun sekarang telah digantikan oleh amonium nitrat.
Pertama kali, amonium nitrat disintesis oleh Johann R.Glauber pada tahun 1965 dengan mengombinasikan amonium karbonat dengan asam nitrit. Namun, daya ledaknya tidak ditemukan sampai Perang Dunia I. Sepanjang Perang Dunia I, sistem pembuat ammonium nitrat telah dibangun dan digunakan di Jerman untuk membekali keperluan bahan peledak negara tersebut. Sistem tersebut dapat mensintesis ammonia dengan menggunakan proses Haber-Bosch yang telah dikembangkan oleh peraih Hadiah Nobel, Fritz Haber dan kemudian diindustrialisasikan oleh peraih Hadiah Nobel, Carl Bosch. Proses tersebut mengombinasikan hidrogen dan nitrogen dibawah tekanan yang sangat tinggi untuk menghasilkan amonia.
Pada akhir perang, kelebihan amonium nitrat dalam jumlah besar dibiarkan ketika mesin sistem pembuat amunium dihentikan. Gundukan besar zat tersebut disimpan di lapangan terbuka; dalam usaha untuk menguraikan zat untuk pembersihan, bahan peledak dimasukkan ke dalam gundukan tersebut. Berlawanan dengan harapan, seluruh gundukan diledakkan dan menghasilkan letusan sebanyak 4500 ton. Kejadian ini menelan korban sebanyak 600 jiwa. Ada dua insiden lain dimana amonium nitrat merupakan sumber bencana yang terjadi di Texas dan Oklahoma.
0 komentar:
Posting Komentar