Jumat, 07 Juni 2013

Pengobatan penderita demam tifoid di rumah sakit

Pengobatan penderita Demam Tifoid di Rumah Sakit terdiri dari pengobatan suportif, medikamentosa.

  • Pengobatan Medikamentosa
    Obat-obat pilihan pertama adalah kloramfenikol, ampisilin/amoksisilin atau kotrimoksasol. Obat pilihan kedua adalah sefalosporin generasi III. Obat-obat pilihan ketiga adalah meropenem, azitromisin dan fluorokuinolon.
  • Kloramfenikol diberikan dengan dosis 500mm/kg BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali pemberian,oral atau intravena, selama 14 hari. Bilamana terdapat indikasi kontra pemberian kloramfenikol, diberi
  • Ampisilin dengan dosis 200 mg/kg BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali. Pemberian, intravena saat belum dapat minum obat selama 21 hari, atau
  • Amoksisilin dengan dosis 100 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3-4 kali Pemberian, oral/intravena selama 21 hari atau
  • Kotrimoksasol dengan dosis (tmp) 8mg/kgBB/hari terbagi dalam 2 kali pemberian oral, selama 14 hari
Pada kasus berat dapat diberikan seftriakson dengan dosis 50 mg/kbBB/hari dan diberikan 2 kali sehari atau 80 mg/kgBB/hari, sekali sehari, intraveno selama 5-7 hari. Pada kasus yang diduga mengalami MDR (Multi Drug Resistance), maka pilihan antibiotik adalah meropenem, azitromisin dan fluoroquinolon.
Pengobatan Non-Medikamentosa
  • Istirahat dan perawatan : tirah baring dan perawatan profesional bertujuan untuk pencegahan
    komplikasi. Tirah baring dengan perawatan sepenuhnya di tempat seperti makan, minum,mandi, buang air kecil dan buang air besar akan membantu dan mempercepat masa penyembuhan. Dan sangat perlu sekali dijaga kebersihannya
  • Diet dan terapi penunjang : diet merupakan hal yang cukup penting dalam proses penyembuhan penyakit demam tifoid, karena makanan yang kurang dapat mempengaruhi kondisi pasien demam tifoid, di masa lampau penderita demam tifoid hanya diberi bubur saring, kemudian ditingkatkan menjadi bubur kasar dan akhirnya diberikan nasi. Pemberian bubur saring bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan salurancerna atau perforasi usus.

0 komentar:

Posting Komentar