Berbagai faktor resiko berhubungan dengan depresi pasca stroke termasuk lokasi dan ukuran strok, dan ukuran ventrikel. Hubungan lokasi strok dan depresi pasca stroke telah banyak diteliti, namun hasilnya masih terdapat pertentangan. Robinson dkk, yang pertama menyimpulkan terdapat hubungan antara depresi pasca stroke dan hemisfer stroke kiri meliputi lesi di kortikal frontal dorsolateral kiri dan ganglia basalis kiri.
Robinson dan Szetela juga meneliti hubungan terbalik antara beratnya depresi pasca stroke dan jarak lesi stroke dengan kutub frontal. Singh dkk, mereview data dari dua belas penelitian. Mereka mendapatkan tidak terdapat hubungan antara lokasi stroke dan depresi pasca stroke pada enam penelitian, dan mereka menemukan sebaliknya pada empat penelitian. Setelah melengkapi review literatur depresi pasca stroke. Cummings dan Mega menyimpulkan hubungan antara lokasi stroke depresi pasca stroke berhubungan dengan onset gejala depresi setelah stroke.
Terdapat frekuensi yang tinggi lesi hemisfer kiri daripada kanan pada pasien dengan gejala depresi dalam sepuluh hari pertama stroke. Hubungan ini menghilang jika onset gejala tiga bulan setelah stroke. Selanjutnya dilaporkan bila gejala depresi tampak lebih dari satu tahun setelah stroke, lesi hemisfer kanan lebih sering.
Adanya atropi kortikal dan pelebaran ventrikel telah diteliti faktor resiko yang potensial untuk depresi pasca stroke. Starkstein dkk membandingkan atropi subkortikal pada CT Scan otak segera setelah stroke. Pasien dengan depresi pasca stroke memiliki dejat atropi yang lebih besar daripada yang tidak menderita depresi pasca stroke.
Suatu penelitian yang dilakukan terhadap pasien dengan lesi sirkulasi serebri media dan lesi sirkulasi posterior didapatkan depresi lebih sering pada lesi sirkulasi media dan perjalanan depresi di regio batang otak/serebelum lebih pendek.
Penemuan ini menunjukkan bahwa mekanisme terjadi depresi akibat lesi di serebri media berbeda dengan lesi di batang otak / serebelum. Hal ini disebabkan karena lesi di batang otak biasanya ukurannya kecil dan tidak begitu merusak jaras biogenik amin. Jaras biogenik amin berperan penting dalam memodulasi emosi.
0 komentar:
Posting Komentar