Rabu, 25 Juli 2012

Komplikasi spinal cord injury

Efek dari cedera kord spinal akut mungkin mengaburkan penilaian terhadap cedera lain yang menyertai dan mungkin juga mengubah respon terhadap terapi. Berat serta jangkauan cedera penyerta yang berpotensi didapat dari penilaian primer yang sangat teliti dan penilaian ulang yang sistematik terhadap pasien setelah cedera kord spinal. Dua penyebab kematian utama setelah cedera kord spinal adalah aspirasi dan syok.

Beberapa komplikasi yang mungkin ditimbulkan dari cedera saraf tulang belakang adalah: tekanan darah perubahan - dapat ekstrim (otonom hyperreflexia), disebabkan karena menurunnya curah jantung, komplikasi imobilitas dapat disebabkan karena tidak berfungsinya salah satu anggota tubuh sehingga pasien diharuskan tirah baring yang lama sehingga dapat menyebabkan dekubitus atau kontraktur; deep vein thrombosis, ini dapat terjadi karena kurangnya sistem koagulasi dalam darah, sehingga terdapat trombus, karena pergerakan, maka dapat menyebabkan trombus tersebut lepas dan menjadi emboli,

kemudian melalui pembuluh darah mengikuti aliran darah dan berkumpul di suatu tempat; infeksi paru dapat terjadi jika ada cedera lain yang menyertai, atau ada kompresi pada cervikalis sehingga fungsi paru terganggu atau menjadi minimal;  kulit breakdown terjadi bila terjadi robekan pada kulit punggung; kontraktur, terjadi karena pasien immobilisasi; peningkatan risiko cedera pada daerah kebas tubuh disebabkan karena orang tersebut kehilangan sensasi (mati rasa) sehingga meskipun orang tersebut terluka oleh benda tajam pada daerah kebas tidak akan merasakan sakit

peningkatan risiko kerusakan ginjal karena terjadi disfungsi berkemih sehingga pasien tidak dapat mengeluarkan sisa metabolisme dalam tubuh melalui urin; meningkatnya risiko infeksi saluran kemih karena banyak bakteri dan jamur pada saluran kemih; kehilangan kontrol kandung kemih disebabkan karena cedera pada L-1 dan L-2 atau dibawahnya; kehilangan kontrol usus disebabkan karena cedera pada L-1 dan L-2 atau dibawahnya; hilangnya sensasi disebabkan oleh cederanya spinal L1 dan L2 atau dibawahnya; kehilangan fungsi seksual (impotensi pria) karena cedera spinal L1 dan L2 atau dibawahnya; muscle spasticity disebabkan karena C-1 sampai C-3 mengalami cedera; pain, karena diskontinuitas antara tulang dan jaringan; kelumpuhan otot pernapasan, karena cederanya spinal C1 sampai C3, dan C4 sampai C5  ; kelumpuhan (paraplegia, quadriplegia),

tergantung pada tempat atau lokasi terjadinya cedera; aspirasi terjadi karena tidak berfungsinya sistem pernapasan dan pencernaan; shock, biasanya terjadi karena perdarahan pada pasien, jika kehilangan darah terus menerus, pasien akan menjadi hipotensi, dan untuk mengkompensasi, jantung bekerja lebih keras, memompa lebih cepat sehingga terjadi takikardi pada nadi, namun volume darah dalam tubuh tetap sedikit, sehingga darah hanya digunakan untuk otak, apabila tubuh sudah tidak dapat mengkompensasi lagi, nadi akan menjadi semakin lemah dan sampai tak teraba dan untuk bagian perifer tubuh menjadi dingin (akral), dan terjadilah shock hipovolemik.

0 komentar:

Posting Komentar