Obat dapat diklasifikasikan melalui beberapa cara, antara lain berdasarkan bahan kimia penyusunnya, efek yang ditimbulkan baik didalam laboratorium maupun tubuh manusia. Pengetahuan tentang klasifikasi obat tentang manfaat, efek samping, dan indikasi obat dibutuhkan terutama untuk obat-obat yang belum dipublikasi secara umum.
Obat dapat juga dikelompokkan menjadi obat tanpa diresepkan (obat bebas), dengan resep dan obat herbal.
Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli atau didapatkan tanpa adanya resep dari tenaga kesehatan yang berwenang. Obat-obat ini dijual bebas ditoko-toko atau apotik. Hal tersebut dikarenakan obat-obat yang dijual bebas telah dinyatakan aman untuk dikonsumsi tanpa adanya resep / pengawasan dari tenaga kesehatan.
Contoh obat bebas yang umum dijual dan dikonsumsi masyarakat adalah obat pereda gejala flu dan analgesic ringan seperti aspirin dan asetominofen. Menjadi tugas Badan POM untuk mengkontrol keamanan, efektivitas, dan publikasi obat-obat bebas.
Obat bebas masih dianggap aman ketika langsung dikonsumsi. Namun, bahaya obat-obatan bebas sering terjadi karena penyalahgunaan obat-obat tersebut. Banyak orang lebih memilih mengkonsumsi obat sendiri dari pada datang kepada tenaga kesehatan untuk mendapatkan bantuan, bahkan banyak pula yang tidak dapat tertolong karena keterlambatan penanganan oleh tenaga kesehatan.
Obat dengan resep adalah obat yang diperjualbelikan secara legal. Untuk pasien-pasien tertentu, dibutuhkan pengawasan medis dalam pengunaan obat-obatan dikarenakan keamanan akan efek terapi dan resiko keracunan akibat dosis yang diberikan.
Dokter bertanggungjawab dalam meresepkan obat. Namun, dalam kondisi tertentu perawat atau asisten dokter dapat juga meresepkan obat.®
Obat herbal atau tumbuhan obat adalah obat-obatan yang digunakan berasal dari tumbuhan dan belum mengalami proses kimia dilaboratorium.
Walaupun penggunaan obat-oabatan herbal ini sudah sangat luas dimasyarakat, namun penggunaannya masih jarang dimasukkan kedalam riwayat kesehatan klien. Perawat harus mengkaji penggunaan obat-obat herbal ini.
Contoh tanaman obat adalah ginko biloba yang dapat digunakan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan fungsi kognitif.
Banyak orang mengira bahwa obat herbal sangat aman karena semua bahannya yang berasal dari alam. Namun, menilai hal tersebut menjadi sulit karena obat herbal tidak memiliki standar kualitas dan pengaturan yang resmi dari pemerintah.
Beberapa obat herbal dapat mengakibatkan kegawatan akibat interaksi kimiawi yang terjadi, sehingga dibutuhkan lebih banyak penelitian laboratorium untuk menilai manfaat, efektivitas, dosis yang tepat, dan reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh.
Karena apabila sesuatu yang asing masuk kedalam tubuh, dapat menimbulkan reaksi yang tidak terduga. Untuk itu perawat perlu untuk mengkaji penggunaan tablet, ramuan, ataupun ekstrak yang berasal obat-obatan herbal untuk dibandingkan dengan literatur yang menunjang.
0 komentar:
Posting Komentar