Minggu, 15 April 2012

Tahap budi daya secara monokultur

Tahapan dalam budi daya secara monokultur perlu dilakukan secara berurutan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik sehingga produksi yang diharapkan dapat tercapai. Adapun tahap-tahap budi daya tersebut sebagai berikut.

Persiapan Lahan
Lahan tanam untuk tujuan pengembangan tanaman jati secara monokultur perlu diolah lebih dahulu agar lahan dapat dipergunakan secara efektif dan efisien. Pengolahan lahan ini perlu memperhatikan kondisi topografi dan geografi lahan serta kesuburannya. Kegiatan pengolahan lahan meliputi hal berikut.
1. Pengukuran dan pemetaan lahan
Luas lahan yang akan ditanami jati diukur, kemudian dilakukan pemetaan agar penanaman dapat dilakukan sesuai dengan rencana.

2. Pengolahan lahan
Dalam pengolahan lahan, kegiatan pertama yang dilakukan yaitu pembersihan lahan (land clearing) dari jenis tumbuhan lain. Kemudian, dilanjutkan dengan pengolahan lahan areal tanam, baik secara manual, semimekanis, atau mekanis sesuai kondisi lahan serta pertimbangan nilai ekonomisnya. Pengolahan lahan oleh petani biasanya hanya dicangkul atau dibajak. Khusus untuk topografi yang datar, lahan dapat digemburkan dengan traktor.

Cara lain yang lebih ekonomis dalam pengolahan lahan yaitu dengan cara cemplongan. Lahan yang diolah hanya sekitar 1 m2 dari titik jarak tanam atau sistem jalur. Teknis pelaksanaannya yaitu tentukan titik tanam (lahan yang akan dibuat lubang tanam), kemudian pada titik tanam tersebut, tanah diolah secara optimal. Sekitar 1 m dari titik tanam, tanah dibersihkan dan diolah secara ringan.

3. Pengajiran, pembuatan lubang tanam, dan pemupukan
Lahan tanam yang telah diolah selanjutnya diberi ajir setinggi 50-60 cm untuk memberi tanda titik tanam. Ajir yang dipergunakan dapat dibuat dari bilahan bambu atau kayu. Jarak tanam awal yang dipergunakan 2 m x 2 m (populasi 2500 pohon/ ha). Dengan jarak tanam ini, diharapkan tanaman jati akan tumbuh meninggi karena mencari cahaya sehingga nantinya dapat diperoleh batang yang lurus.

Setelah titik tanam ditentukan, dilanjutkan dengan pembuatan lubang tanam dengan ukuran optimal 40 cm x 40 cm x 40 cm. Setiap lubang tanam diberi pupuk dasar berupa 10 kg kompos, 100-200 g TSP, dan 50-100 g urea/ZA. Pupuk dasar tersebut diaduk merata dalam lubang tanam.

0 komentar:

Posting Komentar