Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW) adalah pecahnya selaput berisi cairan ketuban yang terjadi 1 jam atau lebih sebelum terjadinya kontraksi.
Dulu, jika terjadi KPSW selalu dilakukan tindakan untuk segera melahirkan bayi guna mencegah infeksi yang bisa terjadi pada bayi maupun ibunya.
Tetapi pendekatan ini sudah tidak perlu dilakukan lagi karena resiko terjadinya infeksi bisa dikurangi dengan mengurangi frekuensi pemeriksaan dalam. 1 kali pemeriksaan dengan bantuan spekulum bisa membantu dokter dalam memastikan pecahnya selaput ketuban, memperkirakan pembukaan serviks (leher rahim) dan mengambil contoh cairan ketubah dari vagina.
Jika hasil analisa cairan ketuban menunjukkan bahwa paru-paru bayi sudah cukup matang, maka dilakukan induksi persalinan (tindakan untuk memulai proses persalinan) dan bayi dilahirkan. Jika paru-paru bayi belum matang, persalinan ditunda sampai paru-paru bayi matang.
Pada 50% kasus, persalinan bisa ditunda hanya dengan melakukan tirah baring dan mendapatkan cairan infus; beberapa kasus lainnya memerlukan obat yang bisa mencegah kontraksi rahim (misalnya magnesium sulfat yang diberikan melalui infus, suntikan atau tablet terbutalin dan kadang diberikan ritodrin melalui infus).
Ibu dirawat di rumah sakit dan menjalani tirah baring, tetapi masih diperbolehkan ke kamar mandi. Suhu tubuh dan denyut nadinya diukur 2 kali/hari. Peningkatan suhu tubuh bisa merupakan pertanda terjadinya infeksi.
Jika terjadi infeksi, dilakukan induksi persalinan dan bayi dilahirkan.
Jika cakran ketuban tidak keluar lagi dan kontraksi berhenti, ibu diperbolehkan pulang ke rumah, tetapi tetap menjalani tirah baring dan memeriksakan dirinya 1 kali/minggu.
0 komentar:
Posting Komentar