Masuknya jamur dalam tubuh dapat melalui:
1. Melalui luka kecil atau aberasi pada kulit, misalnya, golongan dermatofitosis, kromoblastomikosis.
2. Melalui saluran napas, dengan mengisap elemen-elemen jamur seperti pada histoplasmosis.
3. Melalui kontak, tetapi tidak perlu ada luka atau aberasi kulit, seperti golongan dermatofitosis
Jamur termasuk tumbuh-tumbuhan filum talofita yang tidak mempunyai akar, batang, dan daun. Jamur tidak bisa mengisap makanan dari tanah dan tidak mempunyai klorofil sehingga tidak bisa mencerna makanan sendiri oleh karenanya hidup sebagai parasit atau saprofit pada organisme yang lain. Sampai saat ini dikenal kurang lebih 200.000 spesies jamur, tetapi hanya 50 spesies yang patogen pada manusia, yaitu:
• 20 spesies menyerang kulit
• 12 spesies menyerang subkutis
• 18 spesies menyerang alat dalam atau sistemik.
Spesies-spesies ini hanya akan dibicarakan sebagian saja.
Elemen yang terkecil dari jamur disebut hifa, yaitu berupa benang-benang filamen yang terdiri dari sel-sel yang mempunyai dinding, protoplasma, inti, dan biasanya mempunyai sekat. Hifa yang tidak mempunyai sekat disebut hifa sunositik. Benang-benang hifa ini bercabang-cabang dan bila membentuk anyaman disebut miselium.
Hifa berkembang biak atau tumbuh menurut arah panjangnya dengan membentuk spora. Spora adalah suatu alat reproduksi yang bisa dibentuk dalam hifa sendiri atau alat-alat khusus dari jamur sebagai alat reproduksi. Besarnya antara 1-3u, dengan bentuknya bisa bulat, segi empat, kerucut, atau lonjong. Spora-spora ini dalam pertumbuhannya makin lama makin besar dan memanjang sehingga membentuk sate hifa.
Hifa umumnya mempunyai sekat, tetapi ada kalanya dari satu spora, dapat terbentuk suatu hifa semu. Hifa semu dibentuk dari sel ragi. Pada salah satu sisinya membentuk tonjolan yang lebih besar sehingga tampak menyerupai hifa dan tidak mempunyai sekat. Anyaman dari hifa semu ini disebut miselium semu.
0 komentar:
Posting Komentar