Minggu, 18 Maret 2012

ASUHAN KEPERAWATAN GLAUKOMA

ASUHAN KEPERAWATAN GLAUKOMA

  1. Pengkajian
    1. Aktivitas / Istirahat :
      Perubahan aktivitas biasanya / hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.
    2. Makanan / Cairan :
      Mual, muntah (glaukoma akut)
    3. Neurosensori:
      1. Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak).
      2. Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut).
      3. Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
        Tanda :
        1. Papil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.
        2. Peningkatan air mata.
      4. Nyeri / Kenyamanan :
        1. Ketidaknyamanan ringan/mata berair (glaukoma kronis)
        2. Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoma akut).
      5. Penyuluhan / Pembelajaran
    4. Riwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan sistem vaskuler.
    5. Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh: peningkatan tekanan vena), ketidakseimbangan endokrin.
    6. Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.
  2. Pemeriksaan Diagnostik
    1. Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, aquous atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik.
    2. Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa tumor pada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.
    3. Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)
    4. Pengukuran gonioskopi :Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glaukoma.
    5. Tes Provokatif :digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal atau hanya meningkat ringan.
    6. Pemeriksaan oftalmoskopi:Mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma.
    7. Darah lengkap, LED :Menunjukkan anemia sistemik/infeksi.
    8. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: Memastikan aterosklerosisi, PAK.
    9. Tes Toleransi Glukosa :menentukan adanya DM.

Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi Glaukoma

  1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah.
    1. Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
    2. Kriteria hasil :
      1. Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri
      2. Pasien mengatakan nyeri berkurang/hilang
      3. Ekspresi wajah rileks
    3. Intervensi :
      1. Kaji tipe intensitas dan lokasi nyeri
      2. Kaji tingkatan skala nyeri untuk menentukan dosis analgesik
      3. Anjurkan istirahat ditempat tidur dalam ruangan yang tenang
      4. Atur sikap fowler 300 atau dalam posisi nyaman.
      5. Hindari mual, muntah karena ini akan meningkatkan TIO
      6. Alihkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan
      7. Berikan analgesik sesuai anjuran
  2. Gangguan persepsi sensori : penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan;gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
    1. Tujuan : Penggunaan penglihatan yang optimal
    2. Kriteria Hasil:
      1. Pasien akan berpartisipasi dalam program pengobatan
      2. Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.
    3. Intervensi :
      1. Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan
      2. Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan penglihatan
      3. Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, menikuti jadwal, tidak salah dosis
      4. Lakukan tindakan untuk membantu pasien menanganiketerbatasan penglihatan, contoh, kurangi kekacauan,atur perabot, ingatkan memutar kepala ke subjek yang terlihat; perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam
      5. Kolaborasi obat sesuai dengan indikasi
  3. Ansitas berhubungan dengan faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri, kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup.
    1. Tujuan : Cemas hilang atau berkurang
    2. Kriteria Hasil :
      1. Pasien tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat diatasi
      2. Pasien menunjukkan ketrampilan pemecahan masalah
      3. Pasien menggunakan sumber secara efektif
    3. Intervensi :
      1. Kaji tingkat ansitas, derajat pengalaman nyeri/timbul nya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini.
      2. Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan mencegah kehilangan penglihatan tambahan.
      3. Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.
      4. Identifikasi sumber/orang yang menolong.
  4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah interpretasi, ditandai dengan ;pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah.
    1. Tujuan : Klien mengetahui tentang kondisi,prognosis dan pengobatannya.
    2. Kriteria Hasil :
      1. Pasien menyatakan pemahaman kondisi, prognosis dan pengobatan
      2. Mengidentifikasi hubungan antar gejala/tanda dengan proses penyakit
      3. Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan.
    3. Intervensi :
      1. Diskusikan perlunya menggunakan identifikasi,
      2. Tunjukkan tehnik yang benar pemberian tetes mata.
      3. Izinkan pasien mengulang tindakan.
      4. Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh tetes mata. Diskusikan obat yang harus dihindari, contoh midriatik, kelebihan pemakaian steroid topikal.
      5. Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari pengobatan (penurunan nafsu makan, mual/muntah, kelemahan, jantung tak teratur dll.
      6. Dorong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup
      7. Dorong menghindari aktivitas,seperti mengangkat berat/men dorong, menggunakan baju ketat dan sempit.
      8. Diskusikan pertimbangan diet, cairan adekuat dan makanan berserat
      9. Tekankan pemeriksaan rutin.
      10. Anjurkan anggota keluarga memeriksa secara teratur tanda glaukoma

DAFTAR PUSTAKA

  1. Brunner & Suddart. Keperawatan Medical Bedah EGC. Jakarta 2002
  2. Doungoes, marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed 3, EGC, Jakarta, 2000
  3. Junadi P. dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, FK-UI, 1982 
  4. Long C Barbara. Medical surgical Nursing. 1992
  5. Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata, FKUI, 2000
  6. Susan Martin Tucker, Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosisi dan Evaluasi. Ed 5 Vol3 EGC. Jakarta 1998

0 komentar:

Posting Komentar