Fungsi Hati
Seperti ukurannya yang besar, hati
juga mempunyai peranan besar dan memiliki lebih dari 500 fungsi. Berikut
ini fungsi-fungsi utama hati:
1. Menampung darah
Dalam
hati terdapat pembuluh darah batik (vena) dan sinusoid (salutan darah
berdinding tipis dan berongga luas). Sinusoid dapat menampung darah
antara 200-400 cc. Hati yang menampung banyak darah akan teraba
membesar. Sebaliknya, ketika seseorang mengalami pendarahan, darah yang
tertampung dalam hati mengalir ke luar untuk mengisi kekurangan.
2. Membersihkan darah untuk melawan infeksi (pertahanan tubuh)
Tidak
hanya menampung, hati juga membersihkan darah dengan menyaring (filter)
substansi asing dan bibit penyakit yang ikut masuk lewat aliran darah
sehingga membantu tubuh melawan infeksi. Dalam hati terdapat sejumlah
besar sel kupfer yang dapat “memakan” kuman dan bibit penyakit lain.
Sebagian besar bakteri yang berada dalam darah portal (dari usus) dapat
dimangsa oleh sel kupfer sehingga darah yang keluar dari hati dan
kembali ke serambi kanan jantung sudah relatif bebas dari bakteri.
3. Memproduksi dan mengsekresikan empedu
Empedu
diproduksi hati secara terus-menerus untuk membantu pencernaan lemak.
Hati menghasilkan 500-1000 cc empedu/hari dan disalurkan ke dalam
kandung empedu untuk disimpan. Di dalam kandung empedu, cairan empedu
dipekatkan sehingga dari warna semula cokelat muda menjadi cokelat
kehijauan. Pada saat makanan berlemak memasuki usus 12 jari, hormon
kolesistokinin merangsang kandung empedu mengeluarkan cairan empedu
untuk membantu proses pencernan lemak. Komposisi erfipedu terdiri atas
beberapa komponen yang mempunyai arti penting dalam tubuh, yaitu garam
empedu, bilirubin atau pigmen empedu, kolesterol, lesitin, asam lemak,
garam-garam kalsium, protein, dan air yang merupakan bagian terbesar.
Garam empedu mampu memecah lemak menjadi butiran halus sehingga mudah
diserap usus. Jika bilirubin berlebihan dalam darah, jaringan tubuh
berwarna kuning. Hal ini merupakan petunjuk penting adanya gangguan pada hati dan saluran empedu.
4. Membantu menjaga keseimbangan glukosa darah(metabolisme karbohidrat)
Dalam
proses pencernaan makanan, karbohidrat yang kita konsumsi dipecah
menjadi molekul yang lebih sederhana, yaitu glukosa. Jika kadar glukosa
darah meningkat tajam melebihi ambang batas normal, hormon insulin
mengubah glukosa menjadi glikogen (energi cadangan) yang disimpan dalam
hati. Saat kita lapar, tidak ada pasokan karbohidrat dan kadar glukosa
darah menurun, glikogen dalam hati akan diubah menjadi glukosa dan
dilepaskan ke dalam darah untuk menjaga stahilitas konsentrasi gula
darah. Fungsi hati dalam menstabilkan kadar gula darah dikendalikan oleh
insulin. Hati juga dapat mengubah zat gizi lain seperti protein (asam
amino tertentu) dan lemak menjadi glukosa.tajam sehingga cairan darah
keluar dan memasuki rongga tubuh. Hal tersebut menyebabkan terjadinya
tirnbunan cairan dalam rongga perut (ascites/busung) dan sembab (edema).
5. Membuat faktor pembekuan darah
Hati
juga membentuk fibrinogen dan protrombin, yaitu golongan protein yang
berperan dalam proses pembekuan.darah. Jika hati mengalami kerusakan
yang cukup berat menyebabkan proses pembekuan darah terganggu sehingga
jika terjadi pendarahan atau luka maka darahnya sukar membeku.
6. Mengubah amonia menjadi urea
Protein
yang tidak tercerna diuraikan deh bakteri usus besar dan inenghasilkan
zat amonia yang beracun bagi sel saraf. Amonia tersebut sebagian
diabsorbsi oleh darah dan diterima oleh hati. Di dalam hati, amonia
diubah menjadi urea, lalu dikeluarkan dari darah oleh ginjal
melalui urin. Jika hati tidak dapat mengubah amonia maka amonia masuk
ke dalam aliran darah dan mencapai otak sehingga merusak otak.
7. Metabolisme vitamin dan mineral
Vitamin A merupakan vitamin
yang paling banyak disimpan dalam hati. Jumlah yang disimpan mampu
mencukupi kebutuhan vitamin A tubuh selama 2 tahun. Hati juga menyimpan
vitamin D dan vitamin B12 yang mampu mencukupi kebutuhan tubuh selama
1-4 bulan. Hati juga berperan penting dalam mengatur keseimbangan zat
besi. Zat besi yang berlebihan akan disimpan dalam hati dalam bentuk
feritin dan jika zat besi tersebut diperlukan akan dilepaskan kembali.
8. Menetralisir zat-zat beracun dalam tubuh (detoksifikasi)
Zat-zat
beracun, baik yang berasal dari luar tubuh seperti dari obat maupun
dari sisa metabolisme yang dihasilkan sendiri oleh tubuh akan
didetoksifikasi (dinetralisir) oleh enzim-enzim hati sehingga menjadi
zat yang tidak aktif. Namun, peracunan dari zat psikotropika dengan
dosis besar dan bahan-bahan kimia industri dapat merusak sel hati.
9. Mempertahankan suhu tubuh
Dengan
besarnya organ dan banyaknya kegiatan metabolik yang berlangsung di
hati, menyebabkan darah yang melewati hati naik suhunya.
0 komentar:
Posting Komentar