Tekanan Darah Tinggi: Kemungkinan menderita suatu stroke dapat dengan
jelas dikurangi dengan mengontrol faktor-faktor risiko. Faktor risiko
yang paling penting untuk stroke adalah tekanan darah tinggi. Jika
tekanan darah seseorang adalah terlalu tinggi secara gigih, secara kasar
lebih besar dari 130/85, risiko dari suatu stroke meningkat dalam
proporsi ke derajat dimana tekanan darah terangkat. Mengontrol tekanan
darah dalam batasan normal mengurangi kesempatan-kesempatan dari suatu
stroke. Merokok: Faktor risiko penting lain
adalah rokok atau penggunaan tembakau lain. Rokok-rokok menyebabkan
arteri-arteri karotid mengembagkan atherosclerosis yang berat, yang
dapat menjurus pada penutupan mereka dan menghalangi aliran darah ke
otak. Atherosclerosis pada umumnya, termasuk keterlibatan dari
arteri-arteri yang mensuplai darah ke jantung, dipercepat oleh merokok.
Jadi, ketika seorang individu merokok, pertanyaan utama menjadi - yang
mana akan terjadi pertama; suatu stroke, serangan jantung, atau kanker
paru?
Diabetes: Faktor risiko lain untuk mengembangkan suatu stroke adalah
diabetes mellitus. Diabetes menyebabkan pembuluh-pembuluh kecil untuk
menutup secara prematur. Ketika pembuluh-pembuluh darah ini tertutup
diotak, stroke-stroke kecil (lacunar) mungkin terjadi. Kontrol gula
darah yang baik adalah penting dalam mengurangi risiko stroke pada
pasien-pasien diabetic. Suatu tingkat kolesterol darah yang naik adalah
juga suatu faktor risiko untuk suatu stroke disebabkan oleh akhirnya
halangan dari pembuluh-pembuluh darah (atherosclerosis). Suatu diet yang
sehat dan obat-obat dapat membantu membuat normal suatu tingkat
kolesterol darah yang naik.
Pengencer Darah/Warfarin: Suatu denyutan jantung yang tidak teratur
(terutama atrial fibrillation) dihubungkan dengan suatu risiko yang
meningkat dari suatu embolic stroke, dimana bekuan darah berjalan dari
jantung, melalui aliran darah, dan kedalam otak. Warfarin (Coumadin)
adalah suatu "pengencer" darah yang mencegah darah membeku/menggumpal.
Obat ini seringkali digunakan pada pasien-pasien dengan atrial
fibrillation untuk mengurangi risiko ini. Warfarin juga adakalanya
digunakan untuk mencegah kekambuhan dari suatu stroke pada
situasi-situasi lain, seperti dengan kondisi-kondisi jantung lain yang
tertentu dan kondisi-kondisi dimana darah mempunyai suatu tendensi untuk
membeku dengan sendirinya (hypercoagulable states). Pasien-pasien yang
mengkonsumsi warfarin perlu untuk mendapatkan check-check darah secara
periodik untuk memastikan bahwa dosis mereka sekarang menghasilkan efek
yang diinginkan. Pasien-pasien pada warfarin juga perlu untuk mengetahui
bahwa mereka berada pada risiko yang meningkat untuk perdarahan, secara
eksternal atau internal.
Aspirin dan Terapi Antiplatelet Lain: Banyak pasien-pasien stroke yang
tidak memerlukan warfarin dapat menggunakan kelompok dari obat-obat yang
disebut obat-obat "antiplatelet" untuk mengurangi risiko mereka
menderita stroke lainnya. Obat-obat ini mengurangi kecenderungan dari
darah untuk membeku (clog) didalam arteri-arteri. Sebagai suatu efek
sampingan, pasien-pasien pada obat-obat ini biasanya mempunyai suatu
kemungkinan perdarahan yang lebih tinggi, namun risiko ini adalah lebih
kecil daripada ketika mengkonsumsi suatu anticoagulant seperti warfarin.
Yang paling umum diresepkan agent antiplatelet pilihan pertama untuk
mencegah suatu kekambuhan stroke adalah aspirin. Jika pasien mempunyai
suatu rekasi yang kurang baik terhadap aspirin atau mempunyai suatu
stroke meskipun berada pada aspirin, preparat-preparat antiplatelet yang
lebih baru dapat digunakan [clopidogrel (Plavix), dipyridamole
(Persantine)].
Carotid endarterectomy: Pada banyak kasus-kasus, seseorang mungkin
menderita suatu TIA atau suatu stroke yang disebabkan oleh penyempitan
atau pemborokan/ulceration (luka-luka) dari arteri-arteri karotid
(arteri-arteri utama pada leher yang mensuplai darah ke otak). Jika
dibiarkan tidak dirawat, pasien-pasien dengan konidsi-kondisi ini
mempunyai suatu risiko tinggi mengalami suatu stroke utama di masa
depan. Suatu operasi yang membersihkan arteri karotid dan memugar
kembali aliran darah yang normal dikenal sebagai suatu carotid
endarterectomy. Prosedur ini telah ditunjukkan dengan jelas mengurangi
kejadian dari suatu stroke yang berikutnya. Pada pasien-pasien yang
mempunyai suatu arteri karotid yang menyempit, namun tidak ada
gejala-gejala, operasi ini mungkin diindikasikan dalam rangka untuk
mencegah kejadian dari suatu stroke pertama.
Masa Depan Untuk Perawatan Stroke
Sekarang ini, studi-studi sedang dilakukan pada obat-obat tambahan yang
menghancurkan bekuan-bekuan. Obat-obat ini dimasukan kedalam vena-vena
(seperti TPA) atau secara langsung kedalam arteri yang tersumbat. Tujuan
dari studi-studi ini adalah untuk menentukan pasien-pasien stroke yang
mana mungkin mendapat manfaat dari bentuk perawatan yang baru dan
agresif ini.
Obat-obat baru juga sedang diuji yang membantu memperlambat degenerasi
dari sel-sel syaraf yang dicabut atau dirampas oksigennya sewaktu suatu
stroke. Obat-obat ini dirujuk sebagai "neuroprotective" agents, suatu
contoh darinya adalah sipatrigine. Contoh lain adalah chlormethiazole,
yang bekerja dengan memodifikasi ekspresi dari gen-gen didalam otak.
(Gen-gen menghasilkan protein-protein yang menentukan suatu pembentukan
individu.)
Akhirnya, sel-sel induk (stem cells), yang mempunyai potensi untuk
berkembang kedalam suatu keanekaragaman dari organ-organ yang berbeda,
sedang digunakan untuk mencoba menggantikan sel-sel otak yang dirusak
oleh suatu stroke sebelumnya. Pada banyak pusat-pusat akademi medis,
beberapa dari agent-agent percobaan ini mungkin ditawarkan pada tatacara
dari suatu percobaan klinik. Dimana terapi-terapi baru untu perawatan
dari pasien-pasien setelah suatu stroke berada pada horison, mereka
masih belum sempurna dan mungkin tidak memugar kembali fungsi sepenuhnya
pada seorang korban stroke.
0 komentar:
Posting Komentar