Grafik hubungan antara jumlah HIV dan jumlah CD4+ pada rata-rata infeksi
HIV yang tidak ditangani. Keadaan penyakit dapat bervariasi tiap orang.
jumlah limfosit T CD4+ (sel/mm³)
jumlah RNA HIV per mL plasma
Sejak tanggal 5 Juni 1981, banyak definisi yang muncul untuk pengawasan
epidemiologi AIDS, seperti definisi Bangui dan definisi World Health
Organization tentang AIDS tahun 1994. Namun demikian, kedua sistem
tersebut sebenarnya ditujukan untuk pemantauan epidemi dan bukan untuk
penentuan tahapan klinis pasien, karena definisi yang digunakan tidak
sensitif ataupun spesifik. Di negara-negara berkembang, sistem World
Health Organization untuk infeksi HIV digunakan dengan memakai data
klinis dan laboratorium; sementara di negara-negara maju digunakan
sistem klasifikasi Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat.
Sistem tahapan infeksi WHO
Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai
infeksi dan kondisi AIDS dengan memperkenalkan sistem tahapan untuk
pasien yang terinfeksi dengan HIV-1. Sistem ini diperbarui pada bulan
September tahun 2005. Kebanyakan kondisi ini adalah infeksi oportunistik
yang dengan mudah ditangani pada orang sehat.
* Stadium I: infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS
* Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernafasan atas yang berulang
* Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan
selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis.
* Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus,
trakea, bronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini
adalah indikator AIDS.
Sistem klasifikasi CDC
Terdapat dua definisi tentang AIDS, yang keduanya dikeluarkan oleh
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Awalnya CDC tidak
memiliki nama resmi untuk penyakit ini; sehingga AIDS dirujuk dengan
nama penyakit yang berhubungan dengannya, contohnya ialah limfadenopati.
Para penemu HIV bahkan pada mulanya menamai AIDS dengan nama virus
tersebut.[47][48] CDC mulai menggunakan kata AIDS pada bulan September
tahun 1982, dan mendefinisikan penyakit ini.[49] Tahun 1993, CDC
memperluas definisi AIDS mereka dengan memasukkan semua orang yang
jumlah sel T CD4+ di bawah 200 per µL darah atau 14% dari seluruh
limfositnya sebagai pengidap positif HIV.[50] Mayoritas kasus AIDS di
negara maju menggunakan kedua definisi tersebut, baik definisi CDC
terakhir maupun pra-1993. Diagnosis terhadap AIDS tetap dipertahankan,
walaupun jumlah sel T CD4+ meningkat di atas 200 per µL darah setelah
perawatan ataupun penyakit-penyakit tanda AIDS yang ada telah sembuh.
Tes HIV
Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi virus HIV.[51]
Kurang dari 1% penduduk perkotaan di Afrika yang aktif secara seksual
telah menjalani tes HIV, dan persentasenya bahkan lebih sedikit lagi di
pedesaan. Selain itu, hanya 0,5% wanita mengandung di perkotaan yang
mendatangi fasilitas kesehatan umum memperoleh bimbingan tentang AIDS,
menjalani pemeriksaan, atau menerima hasil tes mereka. Angka ini bahkan
lebih kecil lagi di fasilitas kesehatan umum pedesaan.[51] Dengan
demikian, darah dari para pendonor dan produk darah yang digunakan untuk
pengobatan dan penelitian medis, harus selalu diperiksa kontaminasi
HIV-nya.
Tes HIV umum, termasuk imunoasai enzim HIV dan pengujian Western blot,
dilakukan untuk mendeteksi antibodi HIV pada serum, plasma, cairan
mulut, darah kering, atau urin pasien. Namun demikian, periode antara
infeksi dan berkembangnya antibodi pelawan infeksi yang dapat dideteksi
(window period) bagi setiap orang dapat bervariasi. Inilah sebabnya
mengapa dibutuhkan waktu 3-6 bulan untuk mengetahui serokonversi dan
hasil positif tes. Terdapat pula tes-tes komersial untuk mendeteksi
antigen HIV lainnya, HIV-RNA, dan HIV-DNA, yang dapat digunakan untuk
mendeteksi infeksi HIV meskipun perkembangan antibodinya belum dapat
terdeteksi. Meskipun metode-metode tersebut tidak disetujui secara
khusus untuk diagnosis infeksi HIV, tetapi telah digunakan secara rutin
di negara-negara maju.
0 komentar:
Posting Komentar