Artikel ini akan menjelaskan kepada Anda tentang bagaiman melakukan
deteksi dini dan cara menghindari kanker lambung, pilihan pengobatan
secara medis yang tersedia, dan mengapa herbal Sarang Semut Papua adalah
salah satu pilihan tepat sebagai obat kanker lambung.
Sejauh ini, penderita kanker lambung di Indonesia kebanyakan berusia
di atas 45 tahun dan sering terjadi pada laki-laki. Seperti jenis kanker
lainnya, penyebab kanker lambung belum diketahui secara pasti tetapi
selalu berhubungan dengan tukak lambung, peradangan pada lambung yang
disertai penyusutan lambung atau faktor genetik. Dari hasil penelitian,
terdapat hubungan antara kanker lambung dengan makanan yang dikonsumsi.
Faktor Resiko Terserang Kanker Lambung
1. Riwayat keluarga yang menderita penyakit ini.
2. Kebiasaan merokok dan minum alkohol.
3. Cara mengolah makanan tertentu (seperti makanan yang dibakar
kurang matang sehingga masih ada bakteri yang masih belum mati).
4. Konsumsi makanan tertentu seperti makanan yang berkadar garam
tinggi, Makanan dengan pengawet nitrat, alkohol, dan kopi yang
dikonsumsi berlebihan atau pada saat perut kosong.
Gejala-gejala Kanker Lambung
1. Perut terasa kembung.
2. Sesudah makan perut terasa penuh.
3. Anemia dan cepat lelah.
4. Berat badan menurun.
Pencegahan Kanker Lambung
1. Konsumsi makanan yang bergizi seperti sayuran segar dan makanan yang banyak mengandung vitamin C, A, dan E.
2. Hindari makanan yang diawetkan.
3. Hentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol.
Obat Kanker Lambung
Selain secara medis, pengobatan kanker lambung juga dapat dilakukan
dengan penggunaan obat kanker alami. Sarang Semut telah dimanfaatkan
oleh banyak orang sebagai salah satu alternatif pengobatan kanker.
Mengapa demikian? Karena khasiatnya yang luar biasa menakjubkan dalam
menumpas berbagai jenis penyakit mematikan termasuk kanker. Kalau
begitu, kandungan apa dalam Sarang Semut yang membuatnya bisa begitu
menyembuhkan berbagai jenis kanker dan tumor?
Dr. M. Ahkam Subroto, Ahli Peneliti Utama dari Pusat Bioteknologi LIPI,
mengungkapkan bahwa dengan limpahnya kandungan berbagai senyawa aktif
penting seperti flavonoid, tanin, polifenol dan berbagai mineral yang
berguna sebagai anti-oksidan dan anti-kanker, maka Sarang Semut sangat
tepat digunakan sebagai obat kanker dan tumor. Dr Mangestuti Agil Apt MS
(Dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya) mengatakan,
"Antioksidan itu melindungi sel-sel tubuh agar dapat menjalankan
pekerjaan dengan baik. Kalau sel bekerja dengan baik, penyakit yang
mengganggu fungsi sel seperti kanker pun dapat dicegah".
Flavonoid berguna sebagai antioksidan sehingga baik untuk mencegah dan
membantu mengobati kanker, melindungi struktur sel, meningkatkan
efektivitas vitamin C, antiinflamasi, dan sebagai antibiotik.
Tokoferol mirip vitamin E yang terdapat dapal Sarang Semut mempunyai
fungsi sebagai antioksidan yang efektif. Menurut Prof Dr Elin Yulinah
Sukandar, Guru Besar Farmasi ITB, kandungan tokoferol dalam Sarang Semut
itu cukup tinggi. Tokoferol berfungsi sebagai antioksidan dan
antikanker yang menangkal serangan radikal bebas dengan cara
antidegeneratif.
Penelitian menunjukkan bahwa alfa-tokoferol pada konsentrasi 12 ppm
telah mampu meredam radikal bebas hingga 96%. Sedangkan Sarang Semut
kaya akan antioksidan tokoferol, sampai sekitar 313 ppm. Maka tidak
heran herbal ini dikenal memiliki reaksi yang kuat dalam membantu
menumpas kanker, tumor, dan berbagai bentuk benjolan yang bisa menjadi
tumor atau kanker.
Dalam uji in vitro, terbukti bahwa Sarang Semut ampuh sebagai obat
kanker. Yang membuktikan keampuhan itu adalah Qui Kim Tran dari
University National of Hochiminch City dan koleganya Yasuhiro Tezuka,
Yuko Harimaya, dan Arjun Hari Banskota. Ketiga orang sejawat Qui itu
bekerja di Toyama Medical and Pharmaceutical University.
Dalam penelitiannya ini Qui Kim Tran menggunakan Sarang Semut yang
berbobot 2-3 kg, kemudian diekstrak dengan berbagai pelarut seperti air,
methanol, dan campuran methanol-air. Mereka lantas menumbuhkan 3 sel
kanker yang amat metastasis alias mudah menyebar ke bagian tubuh lain
seperti kanker serviks, kanker paru, dan kanker usus. Masing-masing
hasil ekstraksi itu lalu diberikan kepada setiap sel kanker. Hasilnya
ternyata sungguh menakjubkan! Sarang Semut mempunyai aktivitas
antiproliferasi yang kuat! Yang berarti menghambat penyebaran sel-sel
kanker abnormal dengan sangat cepat.
Berbagai ketererangan di atas selaras dengan respon positif dari para
pengguna Sarang Semut. Contohnya Hendro Saputro yang telah
memperkenalkan Sarang Semut sebagai tanaman obat sejak tahun 2001
mengungkapkan bahwa mereka yang mengkonsumsi herbal ini banyak yang
mendapatkan kesembuhan yang benar-benar tuntas, seperti pada kanker
otak, kanker rahim, dan kanker prostat. Ia berkomentar seperti yang
dimuat dalam majalah Natural bahwa "Rata-rata yang meminum rebusan
Sarang Semut dan mendapatkan hasil setelah seminggu bahkan ada yang 3
hari sudah terlihat hasilnya".
Hal senada juga dirasakan para penderita kanker yang menjadi pengguna
Mecodia yaitu produk kaspsul ekstrak Sarang Semut dari Deherba.Com,
rata-rata melaporkan sudah mulai merasakan khasiat hanya dalam waktu 1-2
bulan saja! Bahkan banyak pelanggan yang sudah menjalani pengobatan
medis dengan obat-obat kimia, juga memadukannya dengan Mecodia, dan
merasakan proses kesembuhan yang lebih cepat dari pada sebelumnya. Hal
ini cocok dengan komentar dr Dewata yang dimuat di majalah Trubus,
"Pasien yang memadukan antioksidan dan obat kimia dokter lebih cepat
sembuh daripada hanya menggunakan obat kimia."
Ada juga yang sudah menggunakan herbal anti kanker lainnya seperti Noni,
dan Keladitikus, kemudian mengkombinasikannya dengan Sarang Semut dan
merasakan hasil yang sama, dimana proses kesembuhan berangsur-angsur
lebih cepat terasa!
Tentu saja herbal Sarang Semut ini bisa dijadikan salah satu pilihan
terbaik sebagai obat kanker lambung, bukan hanya karena faktor ekonomis,
tapi juga dalam beberapa kasus kesembuhan dapat diperoleh tanpa harus
melalui proses pengobatan melelahkan dan menyakitkan, pembedahan,
kemoterapi, dan tanpa harus mengalami berbagai efek samping negatif
lainnya akibat pengobatan medis.
0 komentar:
Posting Komentar