Rabu, 25 Januari 2012

Cara Untuk Mengobati Kanker Lambung

Artikel ini akan menjelaskan kepada Anda tentang bagaiman melakukan deteksi dini dan cara menghindari kanker lambung, pilihan pengobatan secara medis yang tersedia, dan mengapa herbal Sarang Semut Papua adalah salah satu pilihan tepat sebagai obat kanker lambung. Sejauh ini, penderita kanker lambung di Indonesia kebanyakan berusia di atas 45 tahun dan sering terjadi pada laki-laki. Seperti jenis kanker lainnya, penyebab kanker lambung belum diketahui secara pasti tetapi selalu berhubungan dengan tukak lambung, peradangan pada lambung yang disertai penyusutan lambung atau faktor genetik. Dari hasil penelitian, terdapat hubungan antara kanker lambung dengan makanan yang dikonsumsi.
Faktor Resiko Terserang Kanker Lambung

1. Riwayat keluarga yang menderita penyakit ini.
2. Kebiasaan merokok dan minum alkohol.
3. Cara mengolah makanan tertentu (seperti makanan yang dibakar kurang matang sehingga masih ada bakteri yang masih belum mati).
4. Konsumsi makanan tertentu seperti makanan yang berkadar garam tinggi, Makanan dengan pengawet nitrat, alkohol, dan kopi yang dikonsumsi berlebihan atau pada saat perut kosong.

Gejala-gejala Kanker Lambung

1. Perut terasa kembung.
2. Sesudah makan perut terasa penuh.
3. Anemia dan cepat lelah.
4. Berat badan menurun.

Pencegahan Kanker Lambung

1. Konsumsi makanan yang bergizi seperti sayuran segar dan makanan yang banyak mengandung vitamin C, A, dan E.
2. Hindari makanan yang diawetkan.
3. Hentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol.

Obat Kanker Lambung

Selain secara medis, pengobatan kanker lambung juga dapat dilakukan dengan penggunaan obat kanker alami. Sarang Semut telah dimanfaatkan oleh banyak orang sebagai salah satu alternatif pengobatan kanker. Mengapa demikian? Karena khasiatnya yang luar biasa menakjubkan dalam menumpas berbagai jenis penyakit mematikan termasuk kanker. Kalau begitu, kandungan apa dalam Sarang Semut yang membuatnya bisa begitu menyembuhkan berbagai jenis kanker dan tumor?

Dr. M. Ahkam Subroto, Ahli Peneliti Utama dari Pusat Bioteknologi LIPI, mengungkapkan bahwa dengan limpahnya kandungan berbagai senyawa aktif penting seperti flavonoid, tanin, polifenol dan berbagai mineral yang berguna sebagai anti-oksidan dan anti-kanker, maka Sarang Semut sangat tepat digunakan sebagai obat kanker dan tumor. Dr Mangestuti Agil Apt MS (Dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya) mengatakan, "Antioksidan itu melindungi sel-sel tubuh agar dapat menjalankan pekerjaan dengan baik. Kalau sel bekerja dengan baik, penyakit yang mengganggu fungsi sel seperti kanker pun dapat dicegah".

Flavonoid berguna sebagai antioksidan sehingga baik untuk mencegah dan membantu mengobati kanker, melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C, antiinflamasi, dan sebagai antibiotik.

Tokoferol mirip vitamin E yang terdapat dapal Sarang Semut mempunyai fungsi sebagai antioksidan yang efektif. Menurut Prof Dr Elin Yulinah Sukandar, Guru Besar Farmasi ITB, kandungan tokoferol dalam Sarang Semut itu cukup tinggi. Tokoferol berfungsi sebagai antioksidan dan antikanker yang menangkal serangan radikal bebas dengan cara antidegeneratif.

Penelitian menunjukkan bahwa alfa-tokoferol pada konsentrasi 12 ppm telah mampu meredam radikal bebas hingga 96%. Sedangkan Sarang Semut kaya akan antioksidan tokoferol, sampai sekitar 313 ppm. Maka tidak heran herbal ini dikenal memiliki reaksi yang kuat dalam membantu menumpas kanker, tumor, dan berbagai bentuk benjolan yang bisa menjadi tumor atau kanker.

Dalam uji in vitro, terbukti bahwa Sarang Semut ampuh sebagai obat kanker. Yang membuktikan keampuhan itu adalah Qui Kim Tran dari University National of Hochiminch City dan koleganya Yasuhiro Tezuka, Yuko Harimaya, dan Arjun Hari Banskota. Ketiga orang sejawat Qui itu bekerja di Toyama Medical and Pharmaceutical University.

Dalam penelitiannya ini Qui Kim Tran menggunakan Sarang Semut yang berbobot 2-3 kg, kemudian diekstrak dengan berbagai pelarut seperti air, methanol, dan campuran methanol-air. Mereka lantas menumbuhkan 3 sel kanker yang amat metastasis alias mudah menyebar ke bagian tubuh lain seperti kanker serviks, kanker paru, dan kanker usus. Masing-masing hasil ekstraksi itu lalu diberikan kepada setiap sel kanker. Hasilnya ternyata sungguh menakjubkan! Sarang Semut mempunyai aktivitas antiproliferasi yang kuat! Yang berarti menghambat penyebaran sel-sel kanker abnormal dengan sangat cepat.

Berbagai ketererangan di atas selaras dengan respon positif dari para pengguna Sarang Semut. Contohnya Hendro Saputro yang telah memperkenalkan Sarang Semut sebagai tanaman obat sejak tahun 2001 mengungkapkan bahwa mereka yang mengkonsumsi herbal ini banyak yang mendapatkan kesembuhan yang benar-benar tuntas, seperti pada kanker otak, kanker rahim, dan kanker prostat. Ia berkomentar seperti yang dimuat dalam majalah Natural bahwa "Rata-rata yang meminum rebusan Sarang Semut dan mendapatkan hasil setelah seminggu bahkan ada yang 3 hari sudah terlihat hasilnya".

Hal senada juga dirasakan para penderita kanker yang menjadi pengguna Mecodia yaitu produk kaspsul ekstrak Sarang Semut dari Deherba.Com, rata-rata melaporkan sudah mulai merasakan khasiat hanya dalam waktu 1-2 bulan saja! Bahkan banyak pelanggan yang sudah menjalani pengobatan medis dengan obat-obat kimia, juga memadukannya dengan Mecodia, dan merasakan proses kesembuhan yang lebih cepat dari pada sebelumnya. Hal ini cocok dengan komentar dr Dewata yang dimuat di majalah Trubus, "Pasien yang memadukan antioksidan dan obat kimia dokter lebih cepat sembuh daripada hanya menggunakan obat kimia."

Ada juga yang sudah menggunakan herbal anti kanker lainnya seperti Noni, dan Keladitikus, kemudian mengkombinasikannya dengan Sarang Semut dan merasakan hasil yang sama, dimana proses kesembuhan berangsur-angsur lebih cepat terasa!

Tentu saja herbal Sarang Semut ini bisa dijadikan salah satu pilihan terbaik sebagai obat kanker lambung, bukan hanya karena faktor ekonomis, tapi juga dalam beberapa kasus kesembuhan dapat diperoleh tanpa harus melalui proses pengobatan melelahkan dan menyakitkan, pembedahan, kemoterapi, dan tanpa harus mengalami berbagai efek samping negatif lainnya akibat pengobatan medis.

0 komentar:

Posting Komentar