Implementasi pemberian makanan melalui naso gastric tube (ngt)
- Mencuci tangan.
- Memakai handscoen bersih (kalau perlu).
- Mengatur posisi klien (semi fowler, fowler atau high fowler).
- Mengauskultasi peristaltik usus dan mengkaji adanya ketidaknyamanan pada abdomen (distensi abdomen).
- Meletakkan alas dibawah NGT.
- Mengkaji kepatenan letak NGT :
- Masukkan 5 – 15 cc udara kedalam NGT dan auskultasi suara di regio epigastrik.
- Aspirasi isi residu lambung, bila lebih dari 100 cc, tunda pemberian makanan ½ - 1 jam. Mengkaji juga warna, konsistensi, dan bau dari cairan lambung.
- Masukkan kembali isi residu lambung.
- Membilas NGT dengan air putih.
- Memberikan cairan nutrisi
Secara Intermitten :- Memasang corong dan jaga agar udara tidak masuk kedalam selang dengan menjepit selang NGT.
- Memasukkan sejumlah susu/makanan cair/air buah yang telah disediakan.
- Mengatur ketinggian corong (30 cm diatas lambung). Pemberian tidak boleh terlalu cepat (20 menit), maupun terlalu lambat dan sesuaikan dengan karakteristik makanan / cairan.
- Pemberian makanan tidak boleh dipaksa dengan dorongan.
- Menggantungkan makanan yang hendak diberikan pada tiang infus.
- Mengeluarkan udara yang ada didalam selang.
- Menyambungkan selang makanan dengan NGT dan mengatur tetsan sesuai waktu yang telah ditentukan.
- Mengunci pengatur tetesan bila semua makanan sudah masuk kedalam lambung. Hindari masuknya udara kedalam lambung.
- Membilas dengan air putih, memasukkan obat bila bila ada, lalu bilas kembali dengan air putih.
- Melepaskan corong/kantung/formula makanan dan tutup selang NGT.
- Mempertahankan klien tetap posisi semi fowler selama 30 menit.
- Merapihkan klien dan peralatan.
- Melepaskan handscoen dan mencuci tangan.
- Mencuci tangan.
0 komentar:
Posting Komentar