Pengkajian
- Tentukan apakah ada riwayat: rasa tidak enak di lambung, perdarahan lambung atau penyakit hati (aspirin dan ibuprofen dapat menimbulkan iritasi lambung)
- Pemakaian asetaminofen dosis tinggi jangka lama dapat menyebabkan hepatotoksisitas
- Perencanaan: nyeri klien akan reda dalam waktu 24 – 48 jam
- Intervensi:
- Amati klien thd tanda dan gejala: perdarahan (melena, petekie, ekimosis) ketika klien memakai dosis besar
- Atas ijin dokter, hentikan aspirin 3 – 7 hari sebelum pembedahan untuk mengurangi risiko perdarahan
- Beritahu klien untuk menjaga obat aspirin dari jangkauan anak2 (dapat menimbulkan toksik)
- Nasehatkan untuk tidak memakai aspirin bersama dengan alkohol, dan antikoagulan (warfarin) → aspirin mengambil alih warfarin dari ikatan protein → banyak warfarin bebas → masa perdarahan memanjang → dapat terjadi perdarahan
- Ajari klien untuk minum aspirin bersama makan
- Beritahu orangtua untuk segera membawa anak yang minum asetosal dengan dosis besar ke UGD
- Beritahu klien untuk tidak memberikan aspirin pada anak sakit virus → dapat menyebabkan Sindrome Reye (muntah, letih, delirium dan koma)
- Beritahu orangtua untuk mengobati anak dengan aspirin sesuai dosis
- Beritahu klien melaporkan: rasa mengantuk, tinitus, sakit kepala, flushing, pusing, perubahan penglihatan → ini merupakan tanda toksisitas aspirin
- Beritahu klien melaporkan: tanda alergi (ruam, biduran, gatal)
- Nasehatkan klien untuk memeriksa label obat bebas, karena beberapa mungkin mengandung aspirin
- Evaluasi efektivitas: meredakan nyeri
- Jika nyeri menetap → mungkin perlu dilakukan penggantian NSAID atau penyesuaian dosis
- Tentukan jika klien mengalami efek samping → mungkin perlu penggantian obat atau perubahan dosis
- Antiinflamasi: proses peradangan sebagai respon terhadap cedera jaringan dan infeksi
- Cedera jaringan menyebabkan: pelepasan mediator kimia (histamin, kinin, prostaglandin) → mediator tsb menyebabkan;
- Vasodilatsi (eritema)
- Permeabilitas meningkat (edema)
- Nyeri (akibat edem)
- Demam (akibat pirogen)
- Prostaglandin: menyebabkan vasodilatasi, relaksasi otot polos, meningkatkan permiabilitas kapiler, sensitisasi saraf thd nyeri
- Obat anti prostaglandin (aspirin) bekerja menghambat prostaglandin → karena itu disebut obat antiinflamasi
Farmakokinetik:
- Absorpsi: PO: diserap dengan baik
- Distribusi: PP: 98%
- Metabolisme: t ½ : 2 – 4 jam
- Eliminasi: ginjal sebagi metabolit inaktif
- PO: mula: 30 menit
- P: 1 – 2 jam
- L: 4 – 6 jam
- Antiinflamasi untuk: artritis rematoid, osteoastritis dan gout
- Meredakan nyeri: dismenorea, perawatan gigi, nyeri muskuloskeletal
- Efek samping: anoreksia, mual, muntah, diare, edema, ruam kulit, purpura, tinitus, pusing letih
- Reaksi merugikan:perdarahan gastrointestinal, diskrasia darah, aritmia jantung, nefrotoksisitas, anafilaksis
- Kontra indikasi: penyakit hati dan ginjal yang berat, asma, tukak tukak peptik
PROSES KEPERAWATAN NSAID
0 komentar:
Posting Komentar