Rabu, 02 Mei 2012

Penyebab pica

Penyebab pica belum diketahui. Banyak hipotesis yang telah dibuat untuk menjelaskan perilaku ini. Hipotesis ini mencakup berbagai faktor seperti pengaruh kultural; status sosial-ekonomi rendah; penyakit defisiensi; dan gangguan psikologis.

Malnutrisi sering didiagnosa bersama dengan pica. Hubungan sebab-akibat belum ditemukan. Memakan tanah liat ditemukan terkait dengan kekurangan zat besi; akan tetapi, apakah absorpsi zat besi yang berkurang disebabkan oleh memakan tanah liat atau apakah kekurangan zat besi mendorong orang memakan tanah liat, masih belum diketahui. Beberapa kelompok kultural disebutkan mengajari anak-anaknya memakan tanah liat. Orang-orang yang menderita anemia defisiensi zat besi juga telah dilaporkan mengunyah batu es. Namun lagi-lagi mekanisme atau hubungan sebab akibatnya tidak diketahui.

Memakan cat paling umum diantara anak-anak yang berasal dari keluarga berstatus sosial-ekonomi rendah. Ini sering terkait dengan kurangnya pengawasan dari orang tua. Kelaparan juga bisa menimbulkan pica.

Pada orang-orang yang mengalami keterbelakangan mental, pica dianggap sebagai akibat dari ketidakmampuan untuk membedakan antara benda yang termasuk makanan dan yang bukan makanan. Akan tetapi, pendapat ini tidak didukung karena orang yang mengalami gangguan jiwa tidak sembarangan dalam memilih dan memakan benda-benda yang bukan makanan.

Pica, kekurangan zat besi, dan beberapa gangguan fisiologis lainnya pada manusia telah ditemukan terkait dengan aktivitas sistem dopamin yang menurun dalam otak. Dopamin merupakan sebuah neurotransmitter, atau zat kimia yang membantu menyalurkan transmisi impuls-impuls saraf dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya. Hubungan ini telah menyebabkan beberapa peneliti berpendapat bahwa kemungkinan ada hubungan antara kadar dopamin yang rendah dalam otak dengan terjadinya pica. Akan tetapi, tidak ada gangguan biokimia bersangkutan yang telah diidentifikasi.

0 komentar:

Posting Komentar