Minyak kayu putih dibuat dengan cara ekstraksi melalui penyulingan daun atau ranting pohon kayu putih. Saat matahari terik atau udara panas, aroma kayu putih akan tercium dari kejauhan karena minyak atsirinya (minyak esensial) mudah menguap. Kandungan minyak kayu putih adalah eukaliptol (1,8-cineol) (komponen terbesar, sekitar 60%), α-terpineol dan ester asetatnya, α-pinen, dan limonen.
Minyak kayu putih bersifat antibakteri, antijamur, insektisida, anthelmintic (anti-cacing), dan analgesik (anti-nyeri) ringan. Minyak atsiri di laboratorium dapat menghambat pertumbuhan bakteri seperti Bacillus subtilis, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa. Uji coba pada mencit memperlihatkan bahwa minyak kayu putih bersifat antivirus Herpes simplex tipe 1.
Minyak kayu putih pada umumnya digunakan untuk pengobatan luar, dengan cara dibalurkan ke bagian tubuh yang sakit. Minyak kayu putih juga dapat digunakan sebagai obat minum/internal, namun harus secara benar, tepat dan hati-hati. Dalam praktek sehari hari minyak kayu putih banyak dipakai sebagai rubefacient (obat gosok) untuk mengobati rematik, nyeri otot dan sendi. Khasiatnya adalah untuk menghangatkan tubuh, melemaskan otot, mencegah dan mengobati perut kembung.
Minyak telon (dari bahasa Jawa: telu, artinya tiga) adalah sejenis minyak gosok yang sering dibalurkan pada tubuh bayi. Minyak ini merupakan paduan dari minyak kelapa, minyak adas, dan minyak kayu putih, dengan konsentrasi tertentu. Komposisi yang biasa dipakai adalah 4:3:3. Adapun minyak kelapa berfungsi sebagai pelarut.
0 komentar:
Posting Komentar