Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena social ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. (Sugiono, 2009 )
Menurut Azwar (2010), pengukuran persepsi dapat dilakukan dengan menggunakan Skala Likert, dengan kategori sebagai berikut:
Pernyataan Positif/ Pernyataan Negatif
Sangat Setuju: SS
Setuju: S
Ragu-ragu: R
Tidak Setuju:TS
Sangat Tidak Setuju:STS
Kriteria pengukuran persepsi yakni :
Persepsi positif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner > T mean.
Persepsi negatif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner < T mean.
Ada sejumlah kesalahan persepsi yang sering terjadi dalam mempersepsikan suatu stimulus/objek tertentu.
Kesalahan persepsi tersebut antara lain :
a). Stereotyping
Adalah mengkategorikan atau menilai seseorang hany atas dasar satu atau beberapa sifat dari kelompoknya. Stereotip seringkali didasarkan atas jenis kelamin, keturunan, umur, agama, kebangsaan, kedudukan atau jabatan.
b). Hallo effect
Adalah kecenderungan menilai seseorang hanya atas dasar salah satu sifatnya. Misalnya anak yang lincah/banyak bermain dianggap lebih mudah terkena penyakit daripada anak yang lebih banyak diam atau santai. Padahal tidak ada hubungannya antara kelincahan dengan suatu penyakit.
c). Projection
Merupakan kecenderungan seseorang untuk menilai orang lain atas dasar perasaan atau sifatnya. Oleh karenanya projection berfungsi sebagai suatu mekanisme pertahanan dari konsep diri seseorang sehingga lebih mampu menghadapi yang dilihatnya tidak wajar ( Azzahy, 2008 ).
0 komentar:
Posting Komentar