Selasa, 22 Mei 2012

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI DENGAN POST MATUR

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI DENGAN POST MATUR


I. KONSEP DASAR.
1. Definisi
Bayi Post Term adalah bayi yang lahir setelah kehamilan lebih dari 42 minggu, dihitung dari hari pertama haid terakhir tanpa memperdulikan berat badan bayi pada waktu lahir.

2. Etiologi.
Penyebab terjadinya post term tidak diketahui. Pada umumnya sering dianggap bahwa penyebab post term adalah tidak pekanya uterus terhadap oksitoksin. Penyebab lain yang dikemukakan ialah faktor herediter karena lewat waktu tidak jarang terjadi pada suatu keluarga tertentu dan mempunyai kecendrungan untuk terulang pada wanita yang sama.

3. Tanda dan Gejala.
Tanda dan gejala bayi post matur adalah :
- Kurus, nampak seperti orang tua, karena kulit yang keriput.
- Verniks kaseosa dan lanugo berkurang atau menghilang.
- Tali pusat layu dan berwarna kekuningan.
- Kulit agak pucat dengan deskuamasi.
- Kadang disertai asfiksia.

4. Prognosis.
Kalau persalinan terlambat 3 minggu atau lebih dari usia aterm, maka terdapat peningkatan angka kematian yang cukup berarti

5. Komplikasi
- Suhu yang tidak stabil.
- Hipoglikemi.
- Polisitemia.
- Kelainan neurogenik.

6. Penanganan.
Pemantauan obstetrik yang teliti termasuk “non stres testing”/OCT (oxytocin Challenge Test) biasanya dapat memberikan landasan rasional untuk melakukan pilihan antara persalinan tanpa intervensi persalinan yang di induksi atau melakukan sectio caesaria.

II. PENGKAJIAN
1. Identitas bayi / ibu.
2. Riwayat penyakit.
a. Riwayat penyakit sekarang.
Bayi lahir dengan usia kehamilan ibu lebih dari 42 minggu dan tidak merasakan adanya tanda-tanda bayi mau lahir.
b. Riwayat penyakit dahulu.
Kemungkinan ibu pernah mengalami kehamilan lama seperti yang dialami sekarang, riwayat haid ibu, penyakit yang diderita ibu yang berkaitan dengan kehamilannya.
c. Riwayat penyakit keluarga.
Apakah ada dalam keluarga yang pernah melahirkan bayi post term.

3. Pengkajian fisik.
- Respirasi : bisa terjadi asfiksia.
- Kulit : berkeriput, pucat disertai deskuamasi, verniks kaseosa dan lanugo berkurang.
- Nutrisi : kurus, tampak kurang gizi.

4. Diagnosa keperawatan yang sering muncul
a. Asfiksia berhubungan dengan penurunan fungsi respirasi (plasenta bertambah umur) ditandai dengan pernafasan tachipnoe, nilai apgar score kurang dari 6, denyut jantung janin kurang dari 100 x/menit atau lebih dari 160 x/menit.
Tujuan : bayi tidak mengalami asfiksia dengan kriteria nilai apgar score normal (lebih dari 6), nafas normal antara 100 – 160 x/menit.
Intervensi :
- Lakukan resusitasi setelah bayi baru lahir bila terdapat asfiksia.
- Usahakan dipusatkan pada pembersihan jalan nafas sedini mungkin.
- Usahakan agar tubuh bayi konstan dengan mengeringkan tubuh bayi dan memberikan selimut kalau perlu menggunakan pemanas (lampu).
- Tentukan apgar score 1 menit.
a. Kekurangan gizi berhubungan dengan penurunan fungsi plasenta dalam memenuhi nutrisi ditandai dengan berat badan kurang dari 2500 gram dan tampak kurang gizi.
Tujuan : Berat badan bayi normal atau bertambah sesuai dengan tahap tumbuh kembang bayi.
Rencana Intervensi :
- Beri Asi yang adekuat
- Berikan PASI bila asi tidak mencukupi kebutuhan nutrisi bayi.
- Anjurkan kepada ibu untuk banyak memakan makanan yang mengandung gizi.


Daftar Pustaka
Wiknjosastro, Hanifa. Prof. Dr. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua. Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 1992

Martodipoero, Soebagjo. Dr. Perawatan Ibu Di Pusat Kesehatan Masyarakat. Depkes RI - Pusat Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan. Surabaya. 1977

Jaffe, Marrie, etc. Maternal Infant Health Care Plans. Spring House Corporation, Pennsylvania. 1989

0 komentar:

Posting Komentar