Ketika kadar kolesterol sudah meninggi, apa yang diperbuat? Biasanya Anda harus berpantang makanan ini itu. Sebenarnya, cara tepat mengendalikan kolesterol adalah dengan terapi nutrisi. Terapi ini dilakukan dengan meningkatkan sumber pangan nabati dan mengganti lemak’jahat’dengan lemak ‘baik’.
Diketahui bahwa sumber kolesterol ada pada pangan hewani dan asam lemak trans. Dengan demikian, penderita hiperkolesterolemia harus menghindari kedua sumber makanan tersebut. Perbanyak konsumsi buah dan sayur. Rentetan riset membuktikan bahwa kedua bahan makanan ini terbukti mampu menangkal dan menyembuhkan ragam penyakit, termasuk hiperkolesterolemia. Kandungan vitamin, mineral, serat makanan, dan senyawa lain pada buah dan sayur berkhasiat menggelontor plak kolesterol yang menempel di pembuluh darah. Ada beberapa senyawa dalam buah dan sayur yang mempunyai khasiat menggempur kolesterol.
1. Serat makanan (dietary fiber)
Dulu serat makanan pernah dianggap the forgotten nutrient’ karena fungsinya belum jelas. Memang, senyawa ini tergolong non-gizi sehingga dianggap tidak berguna. Padahal, serat makanan tidak menyumbang energi sehingga cocok untuk diet penyakit. Kini komponen buah dan sayur tersebut diakui memiliki peranan penting untuk menjaga, bahkan menyembuhkan penyakit. Berbagai pembuktian telah dilakukan secara epidemiologis dan klinis.
Kurangnya konsumsi serat makanan terbukti menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti aterosklerosis, jantung koroner, diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, hipertensi, hiperlipidemia, dan kanker usus. Serat makanan terdiri atas serat makanan larut (tidak dapat dicerna, tetapi larut air) dan serat makanan tidak larut (tidak dapat dicerna dan tidak larut air). Di dalam pencernaan, serat makanan larut ‘menggandeng’ asam empedu (produk akhir kolesterol) dan membawanya keluar bersama tinja. Dengan demikian, semakin tinggi konsumsi serat makanan larut, semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan tubuh.
Berbeda khasiat dengan serat makanan larut, serat makanan tidak larut air berfungsi melancarkan pencernaan sehingga buang air besar menjadi teratur. Kekurangan serat makanan tidak larut menyebabkan tinja menjadi keras dan diperlukan kontraksi otot yang besar untuk mengeluarkannya. Keadaan tersebut sering menyebabkan konstipasi atau sembelit. Semua buah dan sayur mengandung serat makanan. Kadar serat makanan terutama terdapat pada apel, anggur, pir, jambu biji, wortel, kapri, dan kacang-kacangan. Serat makanan banyak terdapat pada bagian kulit. Jadi, sebaiknya beberapa buah dikonsumsi bersama kulitnya, seperti apel, anggur, jambu biji, dan pir.
2. Betakaroten (pro vitamin A)
Betakaroten merupakan bentuk vitamin A yang ada pada buah dan sayur. Dalam tubuh, betakaroten diproses untuk menghasilkan vitamin A. Sumber pro vitamin A pada buah dan sayur dicirikan dengan warnanya yang hijau, kuning, dan oranye, seperti bayam, brokoli, wortel, tomat, ubi jalar, mangga, pepaya, dan labu kuning.
Kegunaan vitamin A yang sudah banyak dikenal adalah untuk kesehatan mata. Vitamin A juga berperan dalam proses sistesis protein dan proses reproduksi, menurunkan tekanan darah dan kolesterol, serta mencegah penyakit stroke dan jantung.
Perlu diketahui juga bahwa vitamin A merupakan antioksidan, yaitu senyawa yang menjadi benteng untuk mencegah serangan berbagai penyakit (menjaga sistem kekebalan tubuh). Antioksidan memutuskan reaksi berantai dari radikal bebas sehingga tidak terjadi kerusakan sel-sel. Jika tidak ada peran antioksidan, sel-sel yang diserang radikal bebas menjadi lemah. Akibatnya, tubuh lebih mudah terserang PJK, stroke, dan kanker.
3. Vitamin C
Sumber vitamin C selalu diidentikkan dengan rasa buah yang asam, padahal tidak demikian. Buktinya, jambu biji merah adalah sumber vitamin C tertinggi di antara buah dan sayur. Sumber vitamin C yang lain banyak terdapat pada buah dan sayur segar, seperti pepaya, jeruk, stroberi, nanas, mangga, kiwi, anggur, tomat, brokoli, paprika, dan ubi jalar.
Dalam metabolisme kolesterol, berikut ini beberapa fungsi vitamin C.
• Menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi.
• Meningkatkan HDL dan memperlancar pencernaan.
• Sintesis kolagen.
Kekurangan vitamin C cenderung melemahkan struktur pembuluh darah, jantung, dan otot jantung. Oleh karena itu, peran vitamin C dalam pembentukan kolagen merupakan faktor positif untuk mencegah serangan jantung koroner.
Penelitian lain menunjukkan bahwa kekurangan vitamin C menyebabkan kerusakan susunan sel pada dinding pembuluh arteri sehingga dapat diisi kolesterol. Jika terjadi penumpukan terus-menerus, terbentuklah plak yang menyebabkan aterosklerosis. Vitamin C juga memperkuat peranan vitamin E sebagai sesama senyawa antioksidan untuk menghalangi penyumbatan pembuluh dara h.
4. Vitamin E
Sumber vitamin E. banyak ditemukan pada buah dan sayur, seperti tomat, kacang-kacangan, biji-bijian, dan avokad. Vitamin yang disebut juga dengan tokoferol ini merupakan senyawa antioksidan yang penting untuk mencegah penyakit jantung dan stroke. LDL mempunyai kemampuan menembus dinding arteri dan mulai menyumbat pembuluh darah jika telah mengalami oksidasi. Salah satu hasil oksidasinya adalah radikal bebas. Itu artinya, jika tidak terjadi oksidasi, LDL tidak akan mampu membentuk plak dan sumbatan arteri. Di sinilah peran antioksidan yang mencegah terjadinya oksidasi.
5.Vitamin B3 (niasin)
Niasin banyak terdapat pada kacang-kacangan, biji-bijian, dan avokad. Dr. R. Altshull untuk pertama kalinya menemukan khasiat niasin untuk menurunkan kadar kolesterol. Vitamin ini dapat menurunkan produksi VLDL (very low density lipoprotein) di hati sehingga produksi kolesterol total, LDL, dan trigliserida menurun. Dengan mengonsumsi 3-6 g niasin setiap hari, kadar kolesterol total dapat diturunkan sebanyak 15%-20%, kadar trigliserida turun 45%-50%, dan kadar HDL meningkat hingga 20%. Bahkan dengan 1-1,5 g niasin sehari, kadar LDL sudah turun l5%-30% dan HDL meningkat secara nyata.
Niasin juga berperan dalam merangsang pembentukan prostaglandin I2, yaitu hormon yang membantu mencegah penggumpalan trombosit. Dengan demikian, niasin dapat memperkecil proses aterosklerosis dan akhirnya memperkecil kemungkinan terjadinya serangan penyakit jantung dan stroke.
Pemberian niasin pada orang yang baru saja menjalani operasi by pass koroner menurunkan kadar kolesterol sampai 69%. Dalam hal ini, niasin berfungsi mencegah berulangnya proses pengapuran pasta bypass.
6. Vitamin B5 (asam pantotenat)
Asupan vitamin B5 yang disebut juga asam pantotenat di dalam tubuh akan diubah menjadi pantetin. Ketika seseorang mengonsumsi bahan makanan yang kaya asam pantotenat, pantetin darahnya meningkat. Pada saat itu juga, kadar lemak darah menurun, khususnya kolesterol ‘jahat’. Sebaliknya, kadar kolesterol ‘baik’ meningkat. Asam pantotenat pada buah dan sayur banyak terdapat pada avokad, jeruk, stroberi, jamur, kembang kol, dan brokoli.
7. Asam folat, vitamin B6, dan B12
Rendahnya konsumsi makanan sumber asam folat, vitamin B6, dan B12 terbukti meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Mengapa? Ketiga nutrisi tersebut berperan dalam proses terbentuknya homosistein, yaitu suatu produk sampingan dalam proses metabolisme metionin (salah satu asam amino yang dibutuhkan tubuh bersumber dari pangan sumber protein). Homosistein tersebut harus diubah kembali menjadi metionin atau produk asam amino lainnya. Selama pengubahan itulah dibutuhkan peran asam folat, vitamin B6, dan B12 secara bersama-sama.
Beberapa penelitian menunjukkan hubungan meningkatnya homosistein dengan rendahnya kadar asam folat, vitamin B6, dan B12 terhadap penyakit pembuluh darah. Homosistein antara lain memperlambat efek normal zat anti pembekuan darah dan sebaliknya mempercepat reaksi pembuluh darah. Pada proses selanjutnya, hal ini menyebabkan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Vitamin B6, B12, dan asam folat dipercaya mampu menjaga kadar homosistein dalam batas yang tidak membahayakan struktur normal pembuluh darah.
Untuk memperoleh sumber vitamin B6, Anda bisa dapatkan dalam kacang-kacangan, pisang, kentang, kubis, dan kembang kol. Sumber vitamin B12 banyak terdapat pada pangan hewani. Sayuran sumber asam folat ditandai dengan warnanya yang hijau gelap, seperti bayam, daun singkong, daun pepaya, daun la bu, daun kacang panjang, daun melinjo, kangkung, sawi/caisim, brokoli, asparagus, bit, dan kubis. Polong-polongan juga berlimpah kadar asam folatnya, seperti kacang merah, kacang hijau, dan kedelai.
8. Kromium
Kromium dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Mineral ini membantu memecah lemak menjadi senyawa sederhana, yakni asam-asam lemak. Aktivitas ini membantu menyusutkan LDL dan meningkatkan HDL. Cukup asupan vitamin C bermanfaat meningkatkan penyerapan kromium. Sumber kromium adalah jamur, kenari, kacang tanah, kacang mete, almond, wortel, bayam, apel, pisang, dan jeruk.
9. Tembaga
Ternyata pola makan rendah asupan tembaga berkaitan dengan naiknya kadar LDL dan terbatasnya HDL. Oleh karena itu, sebaiknya konsumsi makanan sumber tembaga untuk membantu mencegah serangan penyakit jantung dan kolesterol. Sumber tembaga terdapat pada kuaci, daun kacang panjang, daun singkong, daun pepaya, kangkung, bayam, dan brokoli.
10. Kalium
Kalium mempunyai fungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, dan membantu menstabilkan tekanan darah. Konsumsi kalium yang memadai dapat mengurangi efek natrium dalam meningkatkan tekanan darah dan memberikan kontribusi terhadap penurunan risiko serangan jantung dan stroke.
Konsumsi ekstra kalium sebanyak 400 mg setiap hari dapat mengurangi kemungkinan mendapat penyakit jantung dan pembuluh darah. Suatu riset menunjukkan jika seseorang menambahkan sepotong buah tinggi kalium ke dalam menu makanan sehari-hari, risiko terkena stroke fatal dapat berkurang 40%. Kalium dapat diperoleh dalam mangga, apel, pepaya, pisang, seledri, kacang-kacangan, dan wortel.
11. Likopen
Likopen merupakan bagian dari antioksidan yang memiliki kekuatan cukup tinggi untuk mencegah penyakit. Dalam sebuah riset, sejumlah pengidap hiperkolesterolemia yang diberi makanan sumber likopen secara rutin setiap hari menunjukkan hasil positif setelah tiga bulan, kadar kolesterol jahat LDL mereka menyusut 14%. Likopen berkaitan dengan kerja enzim HMGCoA-reduktase yang ikut berperan dalam mengendalikan produksi kolesterol. Sumber likopen terutama terdapat pada tomat merah, jambu biji merah, paprika, cabal, dan semangka merah.
12. Flavonoid atau bioflavonoid
Flavonoid merupakan antioksidan potensial pencegah pembentukan radikal bebas. Senyawa ini mampu mencegah pelengketan sel darah merah dan kerusakan HDL. Asupan makanan sumber flavonoid mengencerkan kembali darah pekat akibat penyumbatan pembuluh darah oleh kolesterol dan menjaga kadar normal HDL. Oleh karena itu, flavonoid menghambat terjadinya serangan penyakit jantung koroner dan stroke. Flavonoid bisa diperoleh pada teh, brokoli, tomat, kedelai, seledri, paprika, buncis, bawang bombai, bawang putih, bawang merah, delima, jeruk nipis, jeruk lemon, anggur, apel, pir, dan stroberi.
13. Isoflavon
Senyawa ini digolongkan sebagai zat makanan minor. Senyawa non-gizi ini bersifat antikolesterol. Berkhasiat menyusutkan kadar kolesterol ‘jahat; termasuk kolesterol total. Sebaliknya, isoflavon menggenjot kadar HDL. Isoflavon banyak diperoleh dari golongan kacang-kacangan, terutama kacang kedelai.
14. Fito-sterol
Fito-sterol merupakan salah satu komponen fito kimia dalam buah dan sayur yang mempunyai peran besar terhadap kesehatan. Fito-sterol berperan menghambat penyerapan kolesterol sehingga dapat menurunkan penyerapan kolesterol total. Sumber utama fito-sterol adalah biji-bijian. Bagi yang suka mengonsumsi biji-bijian, dalam sehari dapat mengonsumsi 150-400 mg fito-sterol.
15. Sulfur
Perhatian terhadap mineral ini rupanya belum banyak dilakukan. Namun, John Heinerman-penulis Ensiklopedi Juice-telah menghabiskan waktu sepuluh tahun untuk meneliti mineral ini. Terbukti bahwa sulfur adalah kunci untuk mencegah pengerasan arteri dan penumpukan kolesterol di jantung. Selain itu, sulfur melawan racun dalam bentuk jamur dan bakteri. Sulfur banyak terdapat pada bawang putih dan bawang merah.
0 komentar:
Posting Komentar