Pulpa merupakan bagian yang lunak dari gigi. Bagian atap pulpa merupakan bentuk kecil dari bentuk oklusal permukaan gigi. Pulpa mempunyai hubungan dengan jaringan peri- atau interradikular gigi, dengan demikian juga dengan keseluruhan jaringan tubuh. Oleh karena itu, jika ada penyakit pada pulpa, jaringan periodontium juga akan terlibat. Demikian juga dengan perawatan pulpa yang dilakukan, akan dapat memengaruhi jaringan di sekitar gigi.
Kesatuan dentin pulpa
Kalau dahulu yang dimaksud dengan pulpa sinonimnya adalah endodonti, dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sekarang secara biologis dan fungsinya, pulpa beserta dentin merupakan suatu kesatuan. Hal ini dapat terlihat dengan ditemukannya percabangan odokntoblas yang masuk ke tubulus dentin, memperlihatkan kesatuan antara dentin dan pulpa. Dari pembentukannya pun pulpa dan dentin berasal dari jaringan mesodermal, sedangkan email berasal dari jaringan ektodermal.
Perangsangan terhadap sel mesenkim perifer akan membentuk odontoblas. Sel mesenkim yang tidak membentuk odontoblas akan membentuk sel fibroblas. Sebagian sel mesenkim yang tidak membelah ini juga nantinya akan dapat berubah menjadi odontoblas, yang mengambil alih fungsi pertahanan pulpa. Dengan bertumbuhnya gigi di dalam mulut, pembentukan organ gigi pada papil gigi akan terhenti.
Topografi kamar pulpa
Bentuk kamar pulpa hampir menyerupai bentuk luar dari mahkota gigi, misalnya tanduk pulpa terletak tepat di bawah tonjol gigi. Pada gigi dengan akar lebih dari satu, akan terbentuk lantai kamar pulpa yang mempunyai pintu masuk ke saluran akar, disebut orifisum. Dari orifisum ke foramen apikal disebut saluran akar. Bentuk saluran akar ini sangat bervariasi, dengan kanal samping yang beragam, selain kadang-kadang juga ditemukan kanal tambahan (aksesori) yang ujungnya buntu, tidak bermuara ke jaringan periodontal.
Pada percabangan dari saluran akar utama, akan ditemukan kanal-kanal, seperti:
1. Kanal/saluran lateral. Ditemukan pada bagian koronal atau bagian tengah saluran akar. Umumnya terdapat pada 70% gigi. Ditemukan lebih sedikit pada gigi anterior daripada gigi posterior.
2. Kanal furkatio atau saluran inti. Terdapat pada 25-65% gigi molar tetap dan 20-35% gigi molar susu.
Penampang melintarig saluran akar ini jarang benar-benar berbentuk bulat, biasanya gepeng dan amat kompleks.
Pada preparasi saluran akar kadang-kadang tidak seluruh dinding saluran akar terpreparasi. Pada ujung saluran akar sering ditemukan banyak saluran akar kecil sehingga merupakan delta, disebut delta apeks atau ramifikasi saluran akar di sekitar apeks.
Morfologi Pembentukan Pulpa
Pulpa orang muda terutama terbentuk dari jaringan ikat pulpa yang longgar, dengan konsistensi seperti gel. Di dalam pulpa ini terdapat kolagen, serabut prakolagen, dan jaringan ikat saraf, serta berbagai macam sel, seperti fibroblas, odontoblas, dan sel pertahanan tubuh.
Pada bagian perifer pulpa, terdapat pembentuk odontoblas yang pada gigi dewasa terlihat berupa pseudo-stratifikasi. Sel-sel inilah yang mengubah bentuk rongga pulpa. Sel-sel ini berbentuk tiang yang berdampingan dengan predentin, berisi inti sel, serta mempunyai ekor tambahan yang mengisi masuk ke tubulus dentin. Sel inilah yang disebut odontoblas. Pada saluran akar pulpa, bentuk odontoblas berubah menjadi kubus atau prisma. Odontoblas tidak dijumpai lagi di daerah apikal.
Ke arah pulpa, di bawah odontoblas ini dijumpai daerah yang miskin sel, disebut zona Weil. Di sini dijumpai jaringan-jaringan yang sebagian berasal dari ekor tambahan odontoblas.
Sebagian besar sel pulpa terdiri atas sel fibroblas, yang lebih sedikit terdiferensiasi dibanding odontoblas. Selain itu, sering juga dijumpai histiosit di dekat jaringan pembuluh darah. Sel-sel ini masuk ke pulpa dari sumsum tulang yang termasuk dalam sistem fagosit mononuklear. Kalau terjadi peradangan, sel ini akan berifat sebagai makrofag. Seperti umumnya jaringan ikat yang normal, pada pulpa pun terdapat monosit dan limfosit yang mempunyai peran fagosit terhadap sel atau jaringan yang nekrotik.
Namun, pada keadaan normal pun pada gigi yang sehat kadang-kadang ditemui juga sel makrofag dan sel plasma. Jaringan pulpa kaya akan fibril kolagen dan argirofil serta jaringan yang saling berdesakan pada mahkota gigi. Pada bagian apikal pada pulpa ditemukan jaringan kolagen yang teratur, yang berhubungan dengan jaringan desmodont (periodontal).
Bahan dasar pulpa terdiri atas 75% air dan 25% bahan organik, yaitu:
- Glukosaminoglikan
- Glikoprotein
- Proteoglikan
- Fibroblas sebagai sintesis dari kondroitin sulfat dan dermatan sulfat. Jaringan pulpa bertekanan 20-30 mmHg.
Neurovaskular dari pulpa
Pada saluran akar ditemui pembuluh darah, jaringan limfe, juga jaringan saraf, yang masuk ke rongga pulpa dan membentuk percabangan jaringan yang teratur serta menarik.
Pembuluh darah pulpa
Jaringan yang memasok darah dari pulpa, masuk dari foramen apikal, tempat arteri dan vena masuk serta keluar. Arteri dengan penampang maksimal 150 µm, mempunyai 2-3 otot lingkar yang transparan, yang juga mempunyai bagian eksternal yang jelas.
Arteri beserta arteriole masuk ke dinding saluran akar, ke arah mahkota. Pada kamar pulpa dan juga bagian tepi saluran akar, arteri membentuk percabangan seperti pohon yang bercabang, menjadi kapiler-kapiler kecil. Dari bagian subodontoblas ini, pleksus kapiler masuk sampai ke bagian odontoblas. Pada daerah subodontoblas ini, jaringan pembuluh darah tersebut membentuk anastomosis antara arteri dan vena, dengan venula dan vena yang agak besar dari pleksus ini, berjalan ke arah pusat kamar pulpa. Dari sana keluar ke arah apikal berupa arteri untuk kemudian melalui foramen apikal, meninggalkan pulpa.
Vena lebih lentur daripada arteri, tetapi dindingnya tipis karena tidak mempunyai tunika muskularis, dan biasanya tersusun pada bagian tengah dari pulpa. Anastomosis arteri-vena ini selain ditemukan pada subodontoblas, juga di bagian mahkota dan saluran pulpa. Pada gigi dengan akar banyak, anastomosis dari beberapa jaringan tersusun di antara berbagai saluran akar.
Selain itu, terdapat juga jaringan yang masuk dari daerah furkasi ke arah pulpa. Kanal lateral menghubungkan jaringan pulpa dengan desmodont (jaringan periodontal). Jurnlah jaringan pembuluh darah di pulpa dibanding jaringan lain di mulut relatif tinggi, 40-50 ml /mm/100 gram jaringan pulpa, sementara aliran darah pada kamar pulpa kira-kira 2 kali lebih tinggi dibanding dengan bagian apikal.
Jaringan limfe pada pulpa
Jaringan ini selain masuk ke pulpa bersamaan dengan pembuluh darah dan saraf, juga ke kanal-kanal samping. Pada daerah akhir zona Weil, jaringan limfe terputus begitu saja.
Secara histologis, pembuluh darah tidak dapat dibedakan dengan pembuluh limfe. Jika terjadi peradangan pada pulpa, makromolekul jaringan limfe ini akan memusnahkan bahan protein, bahan cair, sisa sel, dan bakteri.
Jaringan saraf pada pulpa
Selain pembuluh darah dan jaringan limfe, jaringan saraf masuk juga ke pulpa melalui foramen apikal. Persarafan pulpa berasal dari n. trigeminus selain dari saraf otonom. N. parasimpatikus berasal dari n. fasialis (bagian intermedia), n. glosofaringeus, dan saraf bagian leher.
Saraf masuk ke dalam pleksus yang peka serta jaringan otonom (tanpa inti) di dalam saluran akar ke arah kamar pulpa. Di sini sering dijumpai berupa ikatan yang besar. Pada bagian tepi pulpa, jaringan saraf kehilangan dinding mielinnya yang hanya dikelilingi oleh sel-sel Schwan saja. Ujung-ujung saraf yang bebas dapat terlihat pada pulpa. Kira-kira sepertiga dari jaringan saraf terdiri atas jaringan C tanpa inti, sementara dua pertiganya tersusun atas jaringan A tanpa inti dan dengan inti.
Pada umumnya, jaringan saraf yang tidak mempunyai inti lebih banyak ditemukan dibanding dengan yang mempunyai inti. Pada bagian perifer kamar pulpa (mahkota pulpa), jaringan saraf berbentuk pohon dan membentuk cabang pada bagian bawah odontoblas serta subodontoblas. Pleksus Raschkow terbentuk pada saat gigi mulai muncul di mulut, pada akhir pembentukan akar gigi. Pada daerah ini ditemukan kira-kira 1.000/mm2 ujung saraf. Ujung jaringan saraf ini yang berukuran kira-kira 1 mm atau lebih kecil, masuk ke predentin/dentin di antara odontoblas.
Jadi, menurut Ingle, persarafan pada tubulus dentin bagian atap pulpa lebih besar dari 40 dibanding bagian lain saluran akar.
Fungsi pulpa
1. Pulpa dan dentin mempunyai fungsi kesatuan, dengan dentin harus dilihat sebagai jaringan yang vital. Pulpa mempunyai kewajiban, yaitu odontoblas bersama ekornya masuk ke dentin serta cairan pada tubulus dentin berasal dari odontoblas ini, berupa cairan intratubular serta ekstraselular yang merupakan pemasok makanan pada dentin. Cairan dentin ini miskin protein, tetapi kaya fosfat, dan selalu berhubungan dengan organ.
Daerah pulpa yang mencakup dentin, kira-kira 30 kali lebih besar dari ruang pulpanya sendiri. Persarafan dentin berasal dari saraf pleksus Raschkov.
2. Membentuk dentin primer pada masa pembentukan gigi.
3. Pada fungsi pulpa yang normal setelah terhentinya pertumbuhan gigi oleh odontoblas, secara terus-menerus dibentuk dentin sekunder.
4. Jika terjadi kerusakan odontoblas (misalnya karena preparasi kavitas), sel pulpa dapat membentuk sel yang hampir serupa dengan odontoblas, yang fungsinya dapat mengganti dentin yang rusak. Kesanggupan pulpa membentuk dentin reparatif ini merupakan hal yang penting pada proses perawatan pulpa.
5. Rangsangan pada dentin dapat membentuk: dentin tak teratur yang disebut sekuler dentin iregular, osteodentin, dentin reparatif atau dentin tersier yang merupakan reaksi terhadap kerusakan dentin oleh karies atau preparasi kavitas.
6. Jika ada rangsangan yang kuat baik termis, mekanis, toksin, maupun bakteri, akan terjadi reaksi radang akut atau kronis pada pulpa.
0 komentar:
Posting Komentar