Protein plasma. Albumin. Dalam keadaan normal terdapat 3 sampai 5 g albumin dalam setiap 100 ml darah. Fungsinya ada tiga:
(1) bertanggung jawab atas tekanan osmotik yang mempertahankan volume darah,
(2) banyak zat khusus yang beredar dalam gabungan dengan albumin, dan
(3) menyediakan protein untuk jaringan.
Globulin. Dalam keadaan normal ada 2 sampai 3 g globulin dalam setiap 100 ml darah. Globulin memiliki jauh lebih banyak macam susunan dari albumin dan sesungguhnya membentuk jumlah besar protein yang berbeda-beda. Dibandingkan dengan albumin maka penyediaan tekanan osmotik oleh globulin kurang penting, tetapi di bidang lain ia lebih penting: misalnya semua antibodi (zat penolak) yang melindungi tubuh adalah globulin.
Fibrinogen penting untuk koagulasi (penggumpalan) darah. Reaksi plasma darah. Darah selalu bersifat alkalik: kadar alkalinya tergantung dari konsentrasi ion-hidrogen dan ini dinyatakan dengan pH darah.
pH sebesar 7 berarti — larutan netral
pH dari 7 sampai 1 — larutan asam
pH dari 7 sampai 14 — larutan alkali
Akan terlihat bahwa pH 7 adalah larutan netral. Darah selalu mengandung sedikit alkali – pH darah adalah 7.35 — 7.45. Angka ini tetap dipertahankan. Sedikit saja berubah, baik ke arah asam atau ke arah basa, dapat mempengaruhi kehidupan. Maka itu usaha mempertahankan tingkat alkali yang konstan dalam darah adalah sangat penting dan ini dikendalikan oleh faktor-faktor berikut:
Pengeluaran karbon dioksida (yaitu gas asam) melalui paru-paru. Ekskresi bahan asam melalui urine.
Kemampuan untuk mempertahankan sifat alkali darah tergantung kepada natrium bikarbonat dalam plasma. Zat ini bekerja sebagai apa yang disebut buffer dan menghindarkan penurunan kebasaan darah akibat asam-asam hasil metabolisma.
Pembekuan darah. Bila darah ditumpahkan maka cepat ia menjadi lekat dan segera mengendap sebagai zat kental berwarna merah. atau gumpalan itu mengerut dan keluarlah cairan bening berwarna kuning jerami. Cairan ini disebut serum.
Bila darah yang tumpah diperiksa dengan mikroskop, akan kelihatan benang-benang fibrin yang tak dapat larut. Benang-henang ini terbentuk dari fibrinogen dalam plasma oleh kerja trombin. Benang-benang ini menjerat sel darah dan bersama-sama dengannya membentuk gumpalan. Bila darah yang tumpah dikumpulkan dalam tabung reaksi, maka gumpalan itu akan terapung-apung dalam serum.
Penggumpalan darah adalah proses yang majemuk, dan berbagai faktor diperlukan untuk melaksanakan itu. Sebagaimana telah diterangkan, trombin adalah alat dalam mengubah fibrinogen menjadi benang fibrin. Trombin tidak ada dalam darah normal yang masih dalam pembuluh. Tetapi yang ada adalah zat pendahulunya, protrombin, yang kemudian diubah menjadi zat aktif trombin oleh kerja trombokinase. Trombokinase atau tromboplastin adalah zat penggerak yang dilepaskan ke darah di tempat yang luka. Diduga terutama tromboplastin terbentuk karena terjadinya kerusakan pada trombosit, yang selama ada garam kalsium dalam darah, akan mengubah protrombin menjadi trombin sehingga terjadi penggumpalan darah.
Untuk menghasilkan penggumpalan maka diperlukan empat faktor: Garam kalsium yang dalam keadaan normal ada dalam darah, Sel yang terluka yang membebaskan trombokinase, Trombin yang terbentuk dari protrombin bila ada trombokinase. dan Fibrin yang terbentuk dari fibrinogen di samping trombin.
Proses penggumpalan dapat dinyatakan dalam rumus:
Protrombin + kalsium + trombokinase = Trombin
Trombin + fibrinagen = Fibrin
Fibrin + sel darah = Penggumpalan
Protrombin dibuat dalam hati. Vitamin K diperlukan untuk menghasilkan protrombin.
Pengumpalan (koagulasi) darah dipercepat (a) oleh panas yang sedikit lehih tinggi dari suhu badan. (b) kontak dengan bahan kasar. seperti pinggiran yang kasar dari pembuluh darah yang rusak atau dengan pembalut.
Diperlambat (a) karena dingin (b) kalau disimpan dalam tahung berlapis lilin di sebelah dalamnya, sebab darah memerlukan kontak dengan permukan yang dapat menjadi basah oleh air sebelum dapat bergumpal. sedangkan parafin tidak memiliki permukaan yang dapat basah oleh air. (e) dengan ditamhah kalium sitrat atau natrium sitrat yang menyingkirkan garam kalsium yang dalam keadaan normal ada.
Secara klinik trombus ialah penggumpalan yang terbentuk dalam sirkulasi darah. Keadaan adanya trombus ini disebut trombosis. Trombosis femoral dapat terjadi sesudah operasi. Gumpalan dalam arteri koroner menyebabkan trombosis koroner. Bila sebagian dari gumpalan itu lepas dan masuk sirkulasi darah disebut embolus. Bila gumpalan ini melewati jantung dan masuk paru-paru melalui salah satu arteri pulmonaris, maka sebuah pembuluh kecil atau besar dapat tersumbat, dan terjadilah emboli paru-paru.
0 komentar:
Posting Komentar