PENJAHITAN ROBEKAN PERINEUM DERAJAT III DAN IV
Jahit robekan diruang operasi
Tinjau kembali prinsip perawatan umum
Berikan dukungan dan penguatan emosional. Gunakan anastesi lokal dengan lignokain. Gunakan blok pedendal, ketamin atau anastesi spinal. Penjahitan dapat dilakukan menggunakn anastesi lokal dengan lignokain dan petidin serta diazepam melalui IV dengan perlahan ( jangan mencampurdengan spuit yang sama ) jika semua tepi robekan dapat dilihat, tetapi hal tersebut jarang terjadi.
Minta asisten memeriksa uterus dan memastikan bahwa uterus berkontraksi.
Periksa vagina, perinium, dan serviks secara cermat.
Untuk melihat apakah spingter ani robek.
- Masukkan jari yang memakai sarung tangan kedalam anus
-Angkat jari dengan hati-hati dan identifikasi sfingter.
-Periksa permukaan rektum dan perhatikan robekan dengan cermat.
Ganti sarung tangan yang bersih, steril atau yang DTT
Oleskan larutan antiseptik kerobekan dan keluarkan materi fekal, jika ada.
Pastikan bahwa tidak alergi terhadap lignokain atau obat-obatan terkait.
Masukan sekitar 10 ml larutan lignokain 0,5 % kebawah mukosa vagina, kebah kulit perineum dan ke otot perinatal yang dalam.
Pada akhir penyuntikan, tunggu selama dua menit kemudian jepit area robekan denagn forcep. Jika ibu dapat merasakan jepitan tsb, tunggu dua menit algi kemudian lakukan tes ulang.
Jahit rektum dengan jahitan putus-putus mengguanakan benang 3-0 atau 4-0 dengan jarak 0,5 cm untuk menyatukan mukosa.
Jika spingter robek
- Pegang setiap ujung sfingter dengan klem Allis ( sfingter akan beretraksi jika robek ). Selubung fasia disekitar sfingter kuat dan tidak robek jika ditarik dengan klem.
- Jahit sfingter dengan dua atau tiga jahitan putus-putus menggunakan benang 2-0.
Oleskan kembali larutan antiseptik kearea yang dijahit.
Periksa anus dengan jari yang memakai sarung tangan untuk memastikan penjahitan rektum dan sfingter dilakukan dengan benar. Selanjutnya, ganti sarung tangan yang bersih, steril atau yang DTT.
Jahit mukosa vagina, otot perineum dan kulit.
PERBAIKAN RUPTURE UTERUS
Tinjau kembali indikasi.
Tinjau kembali prinsip prawatan umum, prinsipperawatan operasi dan pasang infus IV.
Berikan dosis tunggal antibiotik profilaksis.
- Ampisilin 2g melalui IV.
- Atau sefazolin 1g melalui IV.
Buka abdomen
- Buat insisi vertikalgaris tengah dibawah umbilikus sampai kerambut pubis melalui kulit sampai di fasia.
- Buat insisi vertikal 2-3 cm di fasia.
- Pegang tepi fasia dengan forcep dan perpanjang insisi keatas dan kebawah dengan menggunakan gunting.
- Gunakan jari atau gunting untuk memisahkan otot rektus (otot dinding abdomen )
- Gunakan jari untuk membuka peritoneum dekat umbilikus. Gunakan gunting untuk memperpanjang insisi ke atas dan ke bawah guna melihat seluruh uterus. Gunakan gunting untuk memisahkan lapisan peritoneum dan membuka bagian bawah peritoneum dengan hati-hati guna mencegah cedera kandung kemih.
- Periksa area rupture pada abdomen dan uterus dan keluarkan bekuan darah.
- Letakkan retraktor abdomen.
Lahirkan bayi dan plasenta.
Infuskan oksitoksin 20 unit dalam 1L cairan IV ( salin normal atau laktat ringer ) dengan kecepatan 60 tetes permenit sampai uterus berkontraksi, kemudian kurangi menjadi 20 tetes permenit.
Angkat uterus keluar panggul untukmelihat luasnya cedera.
Periksa bagian depan dan belakang uterus.
Pegang tepi pendarahan uterus denganklem Green Armytage ( forcep cincin )
Pisahkan kandungan kemih dari segmen bawah uterus dengan diseksi tumpul atau tajam. Jika kandung kemih memiliki jaringan parut sampai uterus, gunakan gunting runcing.
RUPTURE SAMPAI SERVIKS DAN VAGINA
Jika uterus robek sampai serviks dan vagina, mobilisasi kandung kemih minimal 2cm dibawah robekan.
Jika memungkinkan, buat jahitan sepanjang 2cm diatas bagian bawah robekan serviks dan pertahankan traksi pada jahitan untuk memperlihatkan bagian-bagian robekan jika perbaikan dilanjutkan.
RUPTURE MELUAS SECARA LATERAL SAMPAI ARTERIA UTERINA
Jika rupture meluas secara lateral sampai mencederai satu atau kedua arteri uterina, ikat arteri yang cedera.
Identifikasi arteri dan ureter sebelum mengikat pembuluh darah uterus.
RUPTURE DENGAN HEMATOMA LIGAMENTUM LATUM UTERI
Jika rupture uterus menimbulkan hematoma pada ligamentum latum uteri, pasang klem, potong dan ikat ligamentum teres uteri.
Buka bagian anterior ligamentum atum uteri.
Buat drain hematoma secara manual, bila perlu.
Inspeksi area rupture secara cermat untuk mengetahui adanya cedera pada arteria uterina atau cabang-cabangnya. Ikat setiap pembuluh darah yang mengalami pendarahan.
PENJAHITAN ROBEKAN UTERUS
Jahit robekan dengan jahitan jelujur mengunci (continous locking ) menggunakan benang catgut kromik (atau poliglikolik)0. Jika perdarahan tidak terkandali atau jika ruptur melalui insisi klasik atau insisi vertikal terdahulu, buat jahitan lapisan kedua.
Jika rupture terlalu luas untuk dijahit, tindak lanjuti dengan histerektomi.\
Kontrol pendarahan dalam, gunakan jahitan berbentuk angka delapan.
Jika ibu meminta ligasi tuba, lakukan prosedur tsb pada saat ini.
Pasang drain abdomen
Tutup abdomen.
- Pastikan tidak ada pendarahan. Keluarkan bekuan darah dengan menggunakn spons.
- Pada semua kasus, periksa adanya cedera pada kandung kemih. Jka teridentifikasi adanya cedera kandung kemih, perbaiki cedera tsb.
- Tutup fasia engan jahitan jelujur menggunakan benang catgut kromik (poliglikolik) 0.
- Jika terdapat tanda-tanda infeksi, tutup jaringan subcutan dengan kasa dan buat jahitan longgar menggunakan benang catgut ( poligkolik ) 0. Tutup kulit dengan penutupan lambat setelah infeksi dibersihkan.
- Jika tidak terdapat tanda-tanda infeksi, tutup kulit dengan jahitan matras vertikal menggunakan benang nelon ( sutra ) 3-0 dan tutup dengan balutan steril.
Untuk I dan II klik Disini
0 komentar:
Posting Komentar