Mungkin merupakan suatu tindakan yang tidak realistik jika
mentransformasikan secara cepat suatu sistem peranian tradisional ke
dalam sistem pertanian yang moderen. Upaya unttuk mengenalkan tanaman
perdagangan dalam pertanian tradisional seringkali gagal dalam membantu
petani untuk meningkatkan tingkat kehidupanya. Menggantungkan diri pada
tanaman perdagangan bagi para petani kecil lebih mengundang resiko
daripada pertanian subsisten murni karena risiko fluktuasi harga
menambah keadaan menjadi lebih tidak menentu.
Oleh karena itu penganekaragaman pertanian( diversified farming)
merupakan suatu langkah pertama yang cukup logis dalam masa transisi
dari pertanian tradisional (subsiten) ke pertanian moderen (komersial).
Pada tahap ini, tanaman-tanaman pokok tidak lagi mendominasi produk
pertanian, karena tanaman-tanaman perdagangan yang baru seperti;
buah-buahan, kopi, teh dan lain-lain sudah mulai dijalankan bersama
dengan usaha pertenakan yang sederhana.
Kegiatan-kegiatan baru tersebut meningkatkan produktivitas pertanian
yang sebelumnya sering terjadi pengangguran tak kentara. Usaha-usaha ini
terutama sekali sangat diperlukan di sebagian besar negara-negara Dunia
Ketiga, dimana angkatan kerja di pedesaan berlimpah agar bisa
dimanfaantkan lebih baik dan efisien.
Sebagai contoh, andaikan tanaman pokok menggunakan tanah hanya sebagian
waktu dalam setahun, maka tanaman-tanaman perdagangan bisa ditanam pada
waktu-waktu yang senggang dan bukan hanya tanah yang menganggur tetapi
juga memanfaatkan tenaga kerja yang ada dalam keluarga.
Keberhasilan atau kegagalan usaha-usaha atau mentransformasikan
pertanian tradisional tidak hanya tergantung pada ketrampilan dan
kemampuan para petani dalam meningkatkan produktivitasnya, tetapi juga
tergantung pada kondisi-kondisi sosial, komersial dan kelembagaan.
0 komentar:
Posting Komentar