Soft skills adalah ketrampilan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Kelangkapan soft skills, dengan demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan sikap. Kelengkapan soft skills ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan bersikap. Namun, ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau merubahnya dengan cara berlatih dan membiasakan diri dengan hal-hal yang baru.
Selain memiliki kemampuan yang mumpuni di bidang masing-masing,seorang perguruan tinggi Yang memiliki sikap dan perilaku tertentu sesuai dengan bidang pekerjaan yang ditekuni.
Di masa persaingan yang ketat saat ini, rasanya sudah tidak dapat ditawar-tawar lagi bahwa hard skills dan soft skills harus seiring dan sejalan dalam pengembangannya di perguruan tinggi sebagai pencetak sumberdaya yang tangguh dan unggul.
Bila sejak awal mahasiswa dibekali dengan pengetahuan tentang soft skills yang cukup dan bahkan sudah terbiasa mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari maka peluang mereka untuk menjadi orang sukses di masyarakat akan semakin besar.
Perlu banyak contoh yang mahasiswa lihat di lingkungan perguruan tinggi. Contoh ini mulai dari pimpinan perguruan tinggi, dosen dan para staf penunjang yang menjadi frontliners yang berhubungan langsung dengan mahasiswa.
Jika mahasiswa terbiasa diperlakukan baik dan terhormat, lambat atau cepat mereka akan menjadi pelayan yang baik di masyarakat.
Kemampuan yang memadai di bidang soft skill diharapkan membantu lulusan agar lebih cepat diserap oleh pasar kerja dengan kompensasi yang layak sesuai dengan bidang studinya.
Apabila dicermati dari kenyataan yang ada, baik dari perbincangan informal maupun hasil penelusuran atau kajian formal, maka rasio kebutuhan soft skills dan hard skills di dunia kerja/usaha berbanding terbalik dengan pengembangannya di perguruan tinggi. Fakta menunjukkan bahwa yang membawa atau mempertahankan orang di dalam sebuah kesuksesan di lapangan kerja yaitu 80% ditentukan oleh mind set yang dimilikinya dan 20% ditentukan oleh technical skills.
Namun, kenyataan di perguruan tinggi atau sistem pendidikan kita saat ini, soft skills hanya diberikan rata-rata 10% saja dalam kurikulumnya. Seperti yang dituangkan dalam buku pengembangan soft skill, bahwa pengembangan soft skills hanya efektif jika melalui penularan. Salah satunya dengan menjadikan dosen role model bagi mahasiswanya. Misalnya jika akan menegakkan disiplin mahasiswa, maka contoh baik dapat didemonstrasikan kepada mahasiswa oleh dosennya.
Apabila dosen menginginkan mahasiswa datang tepat waktu, maka dosen harus duluan datang ke kelas. Penularan cara kedua dapat dilakukan dengan memberi pesan moral di setiap waktu tatap muka baik pada saat awal membuka perkuliahan atau menutup pertemuan. Cara ini disebut message of the week (MOW). Pesan yang disampaikan dapat berupa kata-kata mutiara dari berbagai sumber dengan pemaknaannya dalam berkehidupan, atau animasi yang mendukung dari web site internet. Metode seperti ini juga yang digunakan dalam proses pembelajaran Ketrampilan Sukses di PS Fisika FMIPA UGM. Dapat juga dilakukan “sharing” dari mahasiswa sendiri.Masih banyak metoda yang mungkin dapat dilakukan dalam mengintegrasikan soft skills di PS Fisika FMIPA UNUD. Untuk itu, perlu digali potensi-potensi yang ada. Kadangkala, apa yang bagus dan dapat diterapkan di satu perguruan tinggi dalam pengembangan soft skills belum tentu dapat diterapkan begitu saja di perguruan tinggi lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar