Pendahuluan
Oxigen, air dan pangan merupakan kebutuhan hidup yang paling pokok
bagi manusia. Pengadaan dari ketiga kebutuhan paling pokok ini terjadi
melalui satu rangkaian proses alami yang kait mengait erat tidak
terpisahkan. Keberadaannya di muka bumi ini sungguh hanya karena
Kebesaran dan Kemurahan Allah swt., namun dituntut perilaku manusia yang
pandai bersyukur, menyayangi lingkungan hidupnya dan tidak menimbulkan
kerusakan di muka bumi.
Tetapi tahukah Anda apa wujud Oxigen, di mana dapat diperoleh dan
mengapa Oxigen tidak kunjung habis sekalipun dikonsumsi oleh manusia dan
bahkan hewan di seluruh jagat raya ini, bahkan sudah selama
berabad-abad pula? Sadarkah kita bahwa tidak pernah terpikirkan oleh
kita untuk membekali diri dengan Oxigen tatkala kita mau bepergian ke
luar kota atau ke manapun? Mengapa kita begitu yakin bahwa Oxigen akan
selalu ada ke manapun kita bepergian di muka bumi ini?
Maha besar Allah dengan segala kemurahanNya, yang telah menciptakan
dan menebarkan Oxigen di udara seluruh muka bumi ini, dan dikaruniakan
secara gratis bagi seluruh umat manusia dan bahkan hewan. Tanpa Oxigen
manusia hanya dapat bertahan hidup tidak lebih dari 10 menit!
Air adalah bahan kebutuhan hidup pokok terpenting kedua setelah
Oxigen. Bagian terbesar dari tubuh kita yang meliputi sejumlah 70% dari
berat badan adalah air. Air diperlukan manusia sebagai wahana untuk
memasok zat-zat makanan dan membuang sampah olahdaya (metabolisme) yang
merupakan racun bagi tubuh. Air juga diperlukan untuk menata suhu tubuh.
Tanpa air, orang hanya dapat bertahan hidup tidak lebih dari 3-4 hari.
Pangan adalah bahan kebutuhan hidup pokok urutan ketiga setelah
Oxigen dan Air. Tanpa pangan orang masih dapat bertahan hidup selama
satu sampai dua minggu, asal masih dapat memperoleh air dan Oxigen.
Tanpa Oxigen maka air dan pangan menjadi tidak ada artinya.
Oxigen
Dari ketiga bahan tersebut di atas, Oxigen merupakan kebutuhan hidup
kita yang paling pokok, karena menit demi menit dari kehidupan kita
tidak mungkin lepas dari Oxigen. Hal ini disebabkan oleh karena manusia
adalah memang mahluk aerobik. Artinya kehidupan manusia sangat
tergantung kepada keberadaan Oxigen. Kualitas hidup, kenikmatan hidup
dan kesejahteraan hidup manusia bergantung kepada apakah ia mampu
memenuhi kebutuhan Oxigen bagi dirinya, baik pada istirahat maupun
ketika tubuh memerlukan lebih banyak Oxigen, seperti misalnya tatkala
bekerja fisik atau melakukan Olahraga berat.
Oxigen tidak dapat ditimbun dalam tubuh kita, artinya kebutuhan akan
Oxigen pada sesuatu saat, harus dipenuhi pada saat itu juga. Oleh karena
itu demi kebahagiaan hidup kita, kita harus membuat diri menjadi orang
yang selalu mampu memenuhi kebutuhan hidup kita akan Oxigen, artinya
menjadi orang yang pandai mengambil dan memasok Oxigen bagi dirinya dan
pandai menggunakannya secara efisien.
Oxigen dikaruniakan Allah secara cuma-cuma dan ditebarkaan di udara.
Setiap orang boleh mengambil oxigen sesuai kemauan dan kemampuannya,
tidak ada yang melarang dan tidak ada yang membatasi. Siapa yang mampu
mengambil Oxigen dalam jumlah yang lebih banyak, dan mampu
menggunakannya secara efisien, akan mempunyai kehidupan yang lebih
nikmat, lebih sehat dan lebih sejahtera.
Akan tetapi kepandaian dan kemampuan untuk mengambil dan menggunakan
Oxigen secara adekuat dan efisien, hanya dapat diperoleh bila orang mau
berjuang untuk mendapatkan kepandaian dan kemampuan itu; Jer basuki mawa
bea kata orang Jawa, yang artinya kesejahteraan hanya dapat diperoleh
melalui perjuangan! Untuk memperoleh kepandaian menggunakan Oxigen
secara efisien, orang harus mau berlatih Olahraga Tenaga Dalam atau
Olahraga Pernafasan, sedangkan untuk menjadi orang yang pandai mengambil
Oxigen, orang harus mau berlatih Olahraga Aerobik.
Olahraga Tenaga Dalam atau Olahraga Pernafasan akan meningkatkan
kapasitas Anaerobik, sedangkan Olahraga Aerobik akan meningkatkan
kapasitas aerobik. Olahraga aerobik sudah dikenal begitu luas di
masyarakat, sedangkan Olahraga Anaerobik (Olahraga Tenaga Dalam)
memerlukan sedikit pembahasan. Namun bagaimana tata-cara pelaksanaan
kedua macam Olahraga tersebut, khususnya Olahraga Tenaga Dalam tidak
dibahas pada kesempatan ini.
Mengapa Oxigen tidak kunjung habis walaupun dikonsumsi oleh manusia
dan bahkan hewan di seluruh jagat raya ini? Maha suci Tuhan yang telah
menciptakan serba berpasangan segala sesuatu yang digelar-tumbuhkan di
muka bumi…….(Q.S.36: 36)! Oxigen dipergunakan untuk memelihara
kehidupan khususnya oleh manusia dan hewan, dan dalam pengertian
berpasangan maka Oxigen harus di bentuk kembali oleh Alam agar Oxigen
tidak menjadi habis. Manusia memakai/ menggunakan Oxigen untuk proses
biologik dalam tubuhnya dan untuk proses teknologik bagi kenikmatan
kehidupannya yaitu untuk menjalankan mesin-mesin produksi dan
transportasi.
Untuk setiap pemakaian Oxigen, dihasilkan sisa yang berbentuk gas
yaitu gas CO2. Dalam lingkup pengertian berpasangan maka bersamaan
dengan dihasilkannya gas CO2, juga dibuat Oxigen (O2) oleh Chlorofil
yang terdapat dalam dedaunan hijau dari bahan gas CO2 dan air, yang
sekaligus juga membuat
bahan pangan, seperti terlihat pada reaksi kimia
di bawah ini.
n CO2 + n H2O ==>> (CH2O)n + n O2
Air (Karbohidrat: Padi2an, Oxigen
Buah2an dan umbi2an)
Dari persamaan reaksi kimia di atas terlihat bahwa apabila semua CO2
yang dihasilkan oleh perilaku manusia di dunia ini dapat diserap oleh
dedaunan hijau yang terdapat di Alam raya ini, maka banyaknya Oxigen
(O2) yang dihasilkan oleh Alam raya ini sama banyaknya dengan CO2 yang
dihasilkan oleh perilaku manusia. Tumbuh-tumbuhan hijau di samping
menghasilkan Oxigen juga menghasilkan bahan pangan terutama karbohidrat
dalam bentuk padi-padian, buah-buahan dan umbi-umbian yang merupakan
bahan pangan bagi manusia dan juga hewan.
Selama jumlah CO2 yang dihasilkan dan yang diserap oleh dedaunan
hijau untuk dibentuk kembali menjadi oxigen dan bahan pangan dalam
keadaan seimbang, tidak akan terjadi perubahan kondisi lingkungan Alam
dan kenyamanan hidup. Tetapi apa lacur produksi CO2 oleh industri dan
transportasi (perilaku manusia) semakin meningkat dan melebihi kemampuan
alam menyerap CO2, sementara di pihak lain terjadi perilaku manusia
berupa perusakan dan perambahan hutan, maka terjadilah
ketidak-seimbangan antara pembentukan CO2 yang melebihi kemampuan Alam
untuk menyerapnya.
Sungguh, bukan Allah menganiaya menusia, tetapi manusia menganiaya
dirinya sendiri! Keadaan ini menyebabkan terjadinya pemanasan global,
artinya Dunia menjadi lebih panas karena terjadinya efek rumah kaca,
yaitu karena panas bumi yang diperoleh dari matahari yang seharusnya
dibuang kembali ke luar (ke angkasa), dipantulkan kembali ke bumi oleh
lapisan CO2 yang membentuk atap rumah kaca.
Air dan pangan
Air adalah bahan kebutuhan hidup pokok terpenting kedua setelah
Oxigen. Bagian terbesar dari tubuh kita meliputi 70% dari berat badan
adalah air. Air diperlukan manusia sebagai wahana untuk memasok zat-zat
pangan kepada sel-sel tubuh kita dan membuang sampah olahdaya
(metabolisme) yang dihasilkan oleh sel-sel yang merupakan racun bagi
tubuh, ke luar dari tubuh. Air juga diperlukan untuk menata suhu tubuh.
Tanpa air, orang hanya dapat bertahan hidup tidak lebih dari 3-4 hari.
Dari mana datangnya air? Dalam Qur’an Surat Ibrahim ayat 32
dikemukakan bahwa “Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi, serta
menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dari air
hujan itu berbagai buah-buahan untuk menjadi rezeki bagimu …………” Air
yang jatuh di hutan-hutan pegunungan, akan ditahan oleh akar-akar
pepohonan hutan sehingga akan turun ke bawah secara perlahan-lahan,
bermula sebagai mata air yang jernih yang sangat baik bagi keperluan
minum dan masak, dan selanjutnya ke hilir menjadi sungai yang jernih
bagi keperluan pertanian, perikanan dan peternakan. Akar-akar pepohonan
dengan demikian juga akan mencegah terjadinya penggerusan dan longsornya
tanah. Oleh karena itu bila hutan di daerah pegunungan dirusak dengan
menebang pepohonan apalagi dalam jumlah besar dan tanpa mau menanam
kembali, akan menyebabkan terjadinya banjir dan tanah longsor di musim
hujan, disertai mata air dan sungai yang keruh, dan kesulitan
mendapatkan air bersih.
Dalam kaitan dengan masalah air dan larangan membuat kerusakan di
muka bumi, Allah dalam Qur’an Surat Al Baqarah ayat 60 berfirman: “Dan
ingatlah ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman:
‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu’. Lalu memancarlah dua belas mata
air. Sungguh tiap suku telah mengetahui tempat minumnya masing-masing.
Makan dan minumlah rezeki yang diberikan Allah, dan janganlah kamu
berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan”. Merusak hutan di
wilayah ketinggian (pegunungan), akan menghasilkan kondisi yang
menyedihkan di musim kemarau yaitu akan terjadi kekeringan dan tentu
saja juga kesulitan mendapatkan air bersih maupun air untuk keperluan
pertanian maupun perikanan dan bahkan peternakan, yang disebabkan
menjadi sulitnya mendapatkan pakan bagi ternak. Demikianlah maka dampak
lebih lanjut dari kesulitan mendapatkan air adalah kesulitan mendapatkan
pangan dan mahalnya harga pangan.
Jelas sudah bahwa Oxigen, air dan pangan, khususnya Oxigen memang
merupakan kebutuhan hidup yang paling pokok bagi manusia. Demikian pula
telah dijelaskan bahwa pengadaan ketiga kebutuhan hidup manusia paling
pokok ini terjadi melalui satu rangkaian proses alami yang kait mengait
erat tidak terpisahkan, dan oleh karena itu sungguh benar pula bahwa
keberadaan ketiga kebutuhan paling pokok di muka bumi ini hanya karena
Kebesaran dan Kemurahan Allah swt., namun sangat benar pula dituntut
perilaku manusia yang pandai bersyukur, menyayangi lingkungan hidupnya
dan tidak menimbulkan kerusakan di muka bumi. Oleh karena itu dalam
rangka menghambat berlanjutnya pemanasan bumi, terjadinya banjir dan
longsor dimusim hujan dan terjadinya kekeringan di musim kemarau, setiap
orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah wajib berperan serta dalam
upaya menghambat laju pemanasan bumi ini. Sekecil apapun peran serta
kita, bila diniatkan untuk ibadah dan bertaubat, insya Allah akan
menjadi pahala bagi yang bersangkutan dan rahmatan lil ‘alamin.
Wujud peran serta kita yang kecil ini ialah marilah kita, baik secara
bersama maupun secara sendiri-sendiri, menanam pohon-pohon keras yang
berakar kuat dan berdaun lebat. Akar yang kuat akan menjadi penahan air
dan tanah longsor, daun yang lebat (banyak) merupakan pabrik oxigen,
sukur apabila pohon itu juga berbuah pangan.
Jangan pernah merasa rugi bila buah pohon itu “dicuri” orang, karena
siapapun yang memakannya berarti kita telah memberi makan kepada orang
yang membutuhkan, asalkan tidak merusak pohonnya. Jadi tanamlah pohon
itu di lahan-lahan terbuka, di tempat-tempat yang rawan longsor dan
bahkan di tepi jalan umum, sebagai bagian dari upaya kita memerangi
dampak produksi CO2 dunia yang berlebihan, meningkatkan kenyamanan
lingkungan, menghambat laju pemanasan global dan mewujudkan rasa sukur
kita ke hadirat Allah swt.. Moga Allah senantiasa melimpahkan
perlindungan dan kasih sayangNya kepada kita sekalian. Amin ya Robbal
‘alamiin!
0 komentar:
Posting Komentar