DEFINISI
Di negara barat, kanker usus besar (kolon) dan rektum (kanker
kolorektal) adalah jenis kanker no 2 yang paling sering terjadi dan
kanker penyebab kematian no 2. Angka kejadian kanker kolorektal mulai
meningkat pada umur 40 tahun dan puncaknya pada umur 60-75 tahun. Kanker
usus besar (kanker kolon) lebih sering terjadi pada wanita, kanker
rektum lebih sering ditemukan pada pria. Sekitar
5% penderita kanker kolon atau kanker rektum memiliki lebih dari satu
kanker kolorektum pada saat yang bersamaan. Kanker kolon biasanya
dimulai dengan pembengkakan seperti kancing pada permukaan lapisan usus
atau pada polip. Kemudian kanker akan mulai memasuki dinding usus.
Kelenjar getah bening di dekatnya juga bisa terkena. Karena darah dari
dinding usus dibawa ke hati, kanker kolon biasanya menyebar (metastase)
ke hati segera setelah menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya.
PENYEBAB
Seseorang dengan riwayat keluarga menderita kanker kolon, memiliki
resiko tinggi mengidap kanker. Riwayat poliposis keturunan atau penyakit
yang serupa juga meningkatkan resiko kanker kolon. Penderita kolitis
ulserativa atau penyakit Crohn memiliki resiko lebih tinggi untuk
menderita kanker. Resikonya berhubungan dengan usia penderita pada saat
kelainan ini timbul dan lamanya penderita mengalami kelainan ini.
Makanan memegang perananan penting dalam resiko kanker kolon, tetapi
bagaimana caranya, tidak diketahui. Di seluruh dunia, orang dengan
resiko tertinggi adalah yang tinggal di perkotaan dan mengkonsumsi
makanan khas orang-orang barat yang kaya. Makanan tersebut rendah serat
dan tinggi protein hewan, lemak dan karbohidrat. Resiko agaknya menurun
dengan diet tinggi kalsium, vitamin D dan sayuran seperti toge Brusel,
kubis dan brokoli.
GEJALA
Kanker kolorektal tumbuh perlahan dan memakan waktu yang lama sebelum
menyebabkan gejala. Gejalanya tergantung kepada jenis, lokasi dan
penyebaran kanker. Usus besar sebelah kanan (kolon asendens) memiliki
diameter yang besar dan dinding yang tipis. Karena isinya berupa cairan,
kolon asendens tidak akan tersumbat sampai terjadinya stadium akhir
kanker.
Tumor pada kolon asendens bisa begitu membesar sehingga dapat dirasakan
melalui dinding perut. Lemah karena anemia yang berat mungkin merupakan
satu-satunya gejala. Usus besar sebelah kiri (kolon desendens) memiliki
diameter yang lebih kecil dan dinding yang lebih tebal dan tinjanya agak
padat.
Kanker cenderung mengelilingi bagian kolon ini, menyebabkan sembelit dan buang air besar yang sering, secara bergantian.
Karena kolon desendens lebih sempit dan dindingnya lebih tebal,
penyumbatan terjadi lebih awal. Penderita mengalami nyeri kram perut
atau nyeri perut yang hebat dan sembelit. Tinja bisa berdarah, tetapi
lebih sering darahnya tersembunyi, dan hanya bisa diketahui melalui
pemeriksaan laboratorium.
Kebanyakan kanker menyebabkan perdarahan, tapi biasanya perlahan. Pada
kanker rektum, gejala pertama yang paling sering adalah perdarahan
selama buang air besar. Jika rektum berdarah, bahkan bila penderita
diketahui juga menderita wasir atau penyakit divertikel, juga harus
difikirkan kemungkinan terjadinya kanker. Pada kanker rektum, penderita
bisa merasakan nyeri saat buang air besar dan perasaan bahwa rektumnya
belum sepenuhnya kosong. Duduk bisa terasa sakit. Tetapi biasanya
penderita tidak merasakan nyeri karena kankernya, kecuali kanker sudah
menyebar ke jaringan diluar rektum
DIAGNOSA
Seperti kanker lainnya, pemeriksaan penyaring rutin, membantu penemuan
dini dari kanker kolorektal. Tinja diperiksa secara mikroskopik untuk
menghitung jumlah darah. Untuk membantu meyakinkan hasil pemeriksaan
yang tepat, penderita memakan daging merah tinggi serat selama 3 hari
sebelum pengambilan sampel tinja. Bila pemeriksaan penyaring ini
menunjukan kemungkinan kanker, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan.
Sebelum dilakukan endoskopi, usus dikosongkan, seringkali dengan
menggunakan pencahar dan beberapa enema. Sekitar 65% kanker kolorektal
dapat dilihat dengan sigmoidoskop. Bila terlihat polip yang mungkin
ganas, seluruh usus besar diperiksa dengan kolonoskopi, yang daya
jangkaunya lebih panjang. Beberapa pertumbuhan yang terlihat ganas
diangkat dengan menggunakan alat bedah melalui kolonoskopi, pertumbuhan
lainnya harus diangkat dengan pembedahan biasa.
Pemeriksaan darah dapat membantu dalam menegakkan diagnosis. Pada 70%
orang yang menderita kanker kolorektal, kadar antigen karsinoembriogenik
dalam darahnya tinggi. Bila sebelum kanker diangkat kadar antigen ini
tinggi, maka sesudah pembedahan kadarnya bisa turun. Pada kunjungan
berikutnya, kadar antigen ini diukur kembali; jika kadarnya meningkat
berarti kanker telah kambuh kembali. Bisa juga dilakukan pengukuran 2
antigen lainnya, yaitu CA19-9 dan CA 125, yang mirip dengan antigen
karsinoembbriogenik.
PENGOBATAN
Pengobatan utama pada kanker kolorektal adalah pengangkatan bagian usus
yang terkena dan sistem getah beningnya. 30% penderita tidak dapat
mentoleransi pembedahan karena kesehatan yang buruk, sehingga beberapa
tumor diangkat melalui elektrokoagulasi. Cara ini bisa meringankan
gejala dan memperpanjang usia, tapi tidak menyembuhkan tumornya.
Pada kebanyakan kasus kanker kolon, bagian usus yang ganas diangkat
dengan pembedahan dan bagian yang tersisa disambungkan lagi. Untuk
kanker rektum, jenis operasinya tergantung pada seberapa jauh jarak
kanker ini dari anus dan seberapa dalam dia tumbuh ke dalam dinding
rektum. Pengangkatan seluruh rektum dan anus mengharuskan penderita
menjalani kolostomi menetap (pembuatan hubungan antara dinding perut
dengan kolon). Dengan kolostomi, isi usus besar dikosongkan melalui
lubang di dinding perut ke dalam suatu kantung, yang disebut kantung
kolostomi.
Bila memungkinkan, rektum yang diangkat hanya sebagian, dan menyisakan
ujung rektum dan anus. Kemudian ujung rektum disambungkan ke bagian
akhir dari kolon. Terapi penyinaran setelah pengangkatan tumor, bisa
membantu mengendalikan pertumbuhan tumor yang tersisa, memperlambat
kekambuhan dan meningkatkan harapan hidup. Pengangkatan tumor dan terapi
penyinaran, efektif untuk penderita kanker rektum yang disertai 1-4
kanker kelenjar getah bening. Tetapi kurang efektif pada penderita
kanker rektum yang memiliki lebih dari 4 kanker kelenjar kelenjar getah
bening.
Jika kanker kolorektal telah menyebar dan tampaknya pembedahan tidak
membantu penyembuhan, bisa dilakukan kemoterapi dengan florouracil dan
levamisole, yang bisa meningkatkan harapan hidup. Bila kanker kolorektal
telah begitu menyebar sehingga tidak dapat diangkat seluruhnya,
pembedahan untuk meringankan penyumbatan usus, bisa meringankan gejala.
Tetapi harapan hidupnya hanya sekitar 7 bulan. Jika kanker telah
menyebar hanya ke hati, obat kemoterapi dapat disuntikan langsung ke
dalam pembuluh darah yang menuju ke hati.
Meskipun mahal, pengobatan ini bisa memberikan lebih banyak keuntungan
daripada kemoterapi yang biasa. Tetapi pengobatan ini masih memerlukan
penelitian lebih lanjut. Bila kanker telah menyebar di luar hati,
pengobatan ini tidak efektif lagi. Setelah kanker kolorektal diangkat
seluruhnya melalui pembedahan, dilakukan kolonoskopi untuk memeriksa
usus yang tersisa, sebanyak 2-5 kali setiap tahunnya.Bila pemeriksaan
ini tidak menunjukkan adanya kanker, pemeriksaan berikutnya dilakukan
setiap 2-3 tahun sekali.
0 komentar:
Posting Komentar