Jumat, 27 Januari 2012

Contoh Artikel Tentang Askpep BPH(benigna Prostat Hypertropi)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adapun yang melatarbelakangi penulisan makalah ini selain merupakan tugas kelompok juga merupakan materi bahasan dalam mata kuliah Keperawatan Medical Bedah. Dimana mahasiswa dari setiap kelompok akan membahas materi, sesuai judul materi yang telah ditugaskan kepada masing-masing kelompok. Adapun dalam makalah ini akan dibahas tentang Benigna Prostat Hipertropi (BPH),penyakit ini biasanya menyerang pada laki-laki yang berusia diatas 50 tahun,tapi tidak menutup kemungkinan kalau BPH dapat menyerang pada usia dibawah 50 tahun,sebenarnya penyakit BPH dapat juga dicegah tapi karena kurangnya kebersihan genitalia oleh seseorang maka penyakit BPH dapat menyerang orang tersebut
B. Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan penulisan makalah ini antara lain :
1. Bagi Pendidikan
b) Sebagai bahan pertanggungjawaban mahasiswa dalam mengerjakan tugas kelompok dari mata kuliah Keperawatan Medical Bedah.
c) Sebagai bahan penilaian terhadap tugas yang di berikan terhadap mahasiswa ; baik dalam penyusunan makalah maupun presentasi makalah.
2. Bagi Mahasiswa
a) Sebagai bahan pembelajaran dalam diskusi kelompok.
b) Mahasiswa mampu menguasai bahan makalah dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Benigna Prostat Hipertropi (BPH)
A. Pengertian
Hipertropi Prostat adalah hiperplasia dari kelenjar periurethral yang kemudian mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. (Jong, Wim de, 1998).

Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Lab / UPF Ilmu Bedah RSUD dr. Sutomo, 1994 : 193).

B. Etiologi
Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara pasti. Tetapi hanya 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya Benigne Prostat Hypertropi yaitu testis dan usia lanjut.
Ada beberapa teori mengemukakan mengapa kelenjar periurethral dapat mengalami hiperplasia, yaitu :
Teori Sel Stem (Isaacs 1984)
Berdasarkan teori ini jaringan prostat pada orang dewasa berada pada keseimbangan antara pertumbuhan sel dan sel mati, keadaan ini disebut steady state. Pada jaringan prostat terdapat sel stem yang dapat berproliferasi lebih cepat, sehingga terjadi hiperplasia kelenjar periurethral.
Teori MC Neal (1978)
Menurut MC. Neal, pembesaran prostat jinak dimulai dari zona transisi yang letaknya sebelah proksimal dari spincter eksterna pada kedua sisi veromontatum di zona periurethral.

C. Anatomi Fisiologi
Kelenjar proatat adalah suatu jaringan fibromuskular dan kelenjar grandular yang melingkari urethra bagian proksimal yang terdiri dari kelnjar majemuk, saluran-saluran dan otot polos terletak di bawah kandung kemih dan melekat pada dinding kandung kemih dengan ukuran panjang : 3-4 cm dan lebar : 4,4 cm, tebal : 2,6 cm dan sebesar biji kenari, pembesaran pada prostat akan membendung uretra dan dapat menyebabkan retensi urine, kelenjar prostat terdiri dari lobus posterior lateral, anterior dan lobus medial, kelenjar prostat berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang ada uretra dan vagina. Serta menambah cairan alkalis pada cairan seminalis.

D. Patofisiologi
Menurut Mansjoer Arif tahun 2000 pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan pada traktus urinarius. Pada tahap awal terjadi pembesaran prostat sehingga terjadi perubahan fisiologis yang mengakibatkan resistensi uretra daerah prostat, leher vesika kemudian detrusor mengatasi dengan kontraksi lebih kuat.
Sebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih tebal dan penonjolan serat detrusor ke dalam mukosa buli-buli akan terlihat sebagai balok-balok yang tampai (trabekulasi). Jika dilihat dari dalam vesika dengan sitoskopi, mukosa vesika dapat menerobos keluar di antara serat detrusor sehingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil dinamakan sakula dan apabila besar disebut diverkel. Fase penebalan detrusor adalah fase kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi lelah dan akhirnya akan mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk kontraksi, sehingga terjadi retensi urin total yang berlanjut pada hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas.

E. Tanda dan Gejala
• Hilangnya kekuatan pancaran saat miksi (bak tidak lampias)
• Kesulitan dalam mengosongkan kandung kemih.
• Rasa nyeri saat memulai miksi/
• Adanya urine yang bercampur darah (hematuri).

F. Komplikasi
• Aterosclerosis
• Infark jantung
• Impoten
• Haemoragik post operasi
• Fistula
• Striktur pasca operasi & inconentia urine

G. Pemeriksaan Diagnosis
1. Laboratorium
Meliputi ureum (BUN), kreatinin, elekrolit, tes sensitivitas dan biakan urin.
2. Radiologis
Intravena pylografi, BNO, sistogram, retrograd, USG, Ct Scanning, cystoscopy, foto polos abdomen. Indikasi sistogram retrogras dilakukan apabila fungsi ginjal buruk, ultrasonografi dapat dilakukan secara trans abdominal atau trans rectal (TRUS = Trans Rectal Ultra Sonografi), selain untuk mengetahui pembesaran prostat ultra sonografi dapat pula menentukan volume buli-buli, mengukut sisa urine dan keadaan patologi lain seperti difertikel, tumor dan batu (Syamsuhidayat dan Wim De Jong, 1997).
3. Prostatektomi Retro Pubis
Pembuatan insisi pada abdomen bawah, tetapi kandung kemih tidak dibuka, hanya ditarik dan jaringan adematous prostat diangkat melalui insisi pada anterior kapsula prostat.
4. Prostatektomi Parineal

Yaitu pembedahan dengan kelenjar prostat dibuang melalui perineum.

H. Penatalaksanaan
1. Non Operatif
o Pembesaran hormon estrogen & progesteron
o Massase prostat, anjurkan sering masturbasi
o Anjurkan tidak minum banyak pada waktu yang pendek
o Cegah minum obat antikolinergik, antihistamin & dengostan
o Pemasangan kateter.
2. Operatif
Indikasi : terjadi pelebaran kandung kemih dan urine sisa 750 ml
o TUR (Trans Uretral Resection)
o STP (Suprobic Transersal Prostatectomy)
o Retropubic Extravesical Prostatectomy)
o Prostatectomy Perineal





BAB III
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Benigna Prostat Hipertropi (BPH)

A. Pengkajian
1. Data subyektif :
o Pasien mengeluh sakit pada luka insisi.
o Pasien mengatakan tidak bisa melakukan hubungan seksual.
o Pasien selalu menanyakan tindakan yang dilakukan.
o Pasien mengatakan buang air kecil tidak terasa.
2. Data Obyektif :
o Terdapat luka insisi
o Takikardi
o Gelisah
o Tekanan darah meningkat
o Ekspresi w ajah ketakutan
o Terpasang kateter
B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
Diagnose Keperawatan Preoperati
• Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk berkemih
• Nyeri berhubungan dengan disensi kending kemih
• Kurang pengetahuan tantang factor-faktor berhubungan dengan masalah dan protocol pengobatan
Diagnosa keperawatan pasca operatif
• Nyeri berhubungan dengan insisi bedah,pemasangan kateterm dan spasme kandung kemih
• Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pacaoperatif dan masa penyembuahan



C. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
Tujuan praoperatif utama dapat mencakup penuraunan ansietas dan pengajaran tentang masalah prostatnya serta pengalaman perioperatif.
Tujuan pascaoperatif utama mencakup koreksi ganguan vlume cauran, peredaran nyeri dan ketidaknyamanan, pencegahan infeksi, kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri, dan tidak adana komplikasi.
D. INTERVENS KEPERAWATAN PRAOPERATIF
Menurunkan Ansietas
1. Perawatan memperkenalkan pasien keada lingkungan rumah sakit dan melakukan tindakan untuk mengurangi ansietas.
2. Komunikasi ditegakan dalam raangka mengetahui tingkat pemahaman pasienterhadap masalahnya
3. perawat harus memberikan privasi, menciptakan hubngan yang bersifat professional dan rasa saling percaya.
4. Pengungkapan perasaan dan kekhawatiran pasien perlu diberi dorongan.

Menghilangkan Ketidak nyamanan
1. Tirah baring,preparatdiberikan,dan tindakan penurunan ansietas dilakukan
2. pantau pola berkemih
3. kateter dipasang jika pasien retensi urin
Pendidikan Pasien
1. berikan penkes
2. pasien dijelaskan apa yang akan terjadi ketika pasien disiapka untuk menjalani pemeriksaan diagnostic dan kemudian untuk pembedahan
E. INTEVENSI PASCAOPERATIFE
Menghilangkan Nyeri
1. biarkan pasien tetap tirah baring selam 24 jam pertama
2. jika klien mengalami spasme kanddung kemih,kompres hangaat pada pubis atau mandi randam duduk dapat menhilangkan spasme.
3. Medikasi nyeri diberikan sesuai resep

Penyuluhan Pasien Dan Pemeliharaan Kesehatan
1. Jika pasien dapat bergerak bebas dorong pasien untuk berjalan-jalan tapi jangan biarkan pasien duduk dalam waktu yang lama karena hal ini dapat meningkatkan tekanan abdomen dan kemungkinan ketidaknyamanan dan perdarahan
2. Mengajarkan latihan berikut dapat membantu pasien dalam mencapai kembalu control berkemih
a. Tegangkan otot-otot perineal dengan menekan bokong bersamaan; tahan posisi ini;rileks. Latihan ini dapat dilakukan 10 – 20 kalu setiap jam ketika didik atau berdiri
b. Coba untuk memutuskan aliran urin setelah mulai berkemih; tungg beberapa detik dan kemudian lanjutkan berkemih.
c. Hidarri mengejan dan mengangkat barang berat karena dapat menyebabkan hematuria
d. Menghindari perjalanan dengan motor jarak jauh dan latihan berat

F. EVALUASI
Hasil praoperatif yang diharapkan
1. Menunjukan penurunan ansietas
2. Menyebutkan bahwa nyeri dan rasa tidak nyaman menurun
3. Menunjukan pemahaman akan prosedur pembedahan dan perjalanan pacaoperatif sera tekhnik laun yang bermanfaat dalam memudahkan control kandung kemih.

Hasil Pascaoperatif yang diharapkan
1. Menunjukan rasa nyaman
2. Berespon secara positif terhadap tindakan perawatan diri
a. Meningkatkan aktivitas dan ambulasi sehari-hari
b. Menghasilkan haluaran urin dalam batasan normal dan sesuai dengan masukan
c. Melakukan latihan perineal dan menghentikan aliran urin untuk meningkatkan control kandung kemih
d. Menghindari mengejan dan mengangkat benda berat

3. Bebas dari komplikasi
a. Mempertahankan tanda-tanda vital dalam batasan normal
b. MEnunjukan penyembuhan luka, tanpa tanda-tanda imflamsi atau hemoragi
c. Mempertahankan tingkat eliminasi urin yang dapat diterima
d. Memertahankan drainase kateter dan selang drainase launya dengan optimal


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penyakit Benigna Prostat Hipertropi atau disingkat dengan BPH adalah kelenjar Prostatnya mengalami pembesaran,memanjang ke atas ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan menutupu orifisium uretra.BPH adalah kondisi patologis yang paling umum pada pria lansia, penyebab BPH belum diketahui dengan pasti tapi ada 2 kemungkinan yaitu testis dan usia lanjut.gejala yang sering muncul yaitu prekuensi miksi yang meningkat nokturia,abdomen tegang.

B. SARAN
Berikan penkes pada klien pada saat akan dilakukan operasi karena klien yang akan dilakukan operasi aka ada perasaan anxietas,jangan menunjukan mukan gelisah pada klien karana akan membuat klien lebih cemas akan penyakitnya dan jika sudah dilakukan operasi maka harus selalu memeriksa out put urin klien

0 komentar:

Posting Komentar