BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adapun yang melatarbelakangi penulisan makalah ini selain merupakan
tugas kelompok juga merupakan materi bahasan dalam mata kuliah
Keperawatan Medical Bedah. Dimana mahasiswa dari setiap kelompok akan
membahas materi, sesuai judul materi yang telah ditugaskan kepada
masing-masing kelompok. Adapun dalam makalah ini akan dibahas tentang
Benigna Prostat Hipertropi (BPH),penyakit ini biasanya menyerang pada
laki-laki yang berusia diatas 50 tahun,tapi tidak menutup kemungkinan
kalau BPH dapat menyerang pada usia dibawah 50 tahun,sebenarnya penyakit
BPH dapat juga dicegah tapi karena kurangnya kebersihan genitalia oleh
seseorang maka penyakit BPH dapat menyerang orang tersebut
B. Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan penulisan makalah ini antara lain :
1. Bagi Pendidikan
b) Sebagai bahan pertanggungjawaban mahasiswa dalam mengerjakan tugas kelompok dari mata kuliah Keperawatan Medical Bedah.
c) Sebagai bahan penilaian terhadap tugas yang di berikan terhadap
mahasiswa ; baik dalam penyusunan makalah maupun presentasi makalah.
2. Bagi Mahasiswa
a) Sebagai bahan pembelajaran dalam diskusi kelompok.
b) Mahasiswa mampu menguasai bahan makalah dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Benigna Prostat Hipertropi (BPH)
A. Pengertian
Hipertropi Prostat adalah hiperplasia dari kelenjar periurethral yang
kemudian mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi
simpai bedah. (Jong, Wim de, 1998).
Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar
prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen
prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang
menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Lab / UPF Ilmu Bedah
RSUD dr. Sutomo, 1994 : 193).
B. Etiologi
Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara
pasti. Tetapi hanya 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya Benigne
Prostat Hypertropi yaitu testis dan usia lanjut.
Ada beberapa teori mengemukakan mengapa kelenjar periurethral dapat mengalami hiperplasia, yaitu :
Teori Sel Stem (Isaacs 1984)
Berdasarkan teori ini jaringan prostat pada orang dewasa berada pada
keseimbangan antara pertumbuhan sel dan sel mati, keadaan ini disebut
steady state. Pada jaringan prostat terdapat sel stem yang dapat
berproliferasi lebih cepat, sehingga terjadi hiperplasia kelenjar
periurethral.
Teori MC Neal (1978)
Menurut MC. Neal, pembesaran prostat jinak dimulai dari zona transisi
yang letaknya sebelah proksimal dari spincter eksterna pada kedua sisi
veromontatum di zona periurethral.
C. Anatomi Fisiologi
Kelenjar proatat adalah suatu jaringan fibromuskular dan kelenjar
grandular yang melingkari urethra bagian proksimal yang terdiri dari
kelnjar majemuk, saluran-saluran dan otot polos terletak di bawah
kandung kemih dan melekat pada dinding kandung kemih dengan ukuran
panjang : 3-4 cm dan lebar : 4,4 cm, tebal : 2,6 cm dan sebesar biji
kenari, pembesaran pada prostat akan membendung uretra dan dapat
menyebabkan retensi urine, kelenjar prostat terdiri dari lobus posterior
lateral, anterior dan lobus medial, kelenjar prostat berguna untuk
melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang ada uretra dan vagina.
Serta menambah cairan alkalis pada cairan seminalis.
D. Patofisiologi
Menurut Mansjoer Arif tahun 2000 pembesaran prostat terjadi secara
perlahan-lahan pada traktus urinarius. Pada tahap awal terjadi
pembesaran prostat sehingga terjadi perubahan fisiologis yang
mengakibatkan resistensi uretra daerah prostat, leher vesika kemudian
detrusor mengatasi dengan kontraksi lebih kuat.
Sebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih tebal dan penonjolan
serat detrusor ke dalam mukosa buli-buli akan terlihat sebagai
balok-balok yang tampai (trabekulasi). Jika dilihat dari dalam vesika
dengan sitoskopi, mukosa vesika dapat menerobos keluar di antara serat
detrusor sehingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil dinamakan
sakula dan apabila besar disebut diverkel. Fase penebalan detrusor
adalah fase kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi
lelah dan akhirnya akan mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi
untuk kontraksi, sehingga terjadi retensi urin total yang berlanjut pada
hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas.
E. Tanda dan Gejala
• Hilangnya kekuatan pancaran saat miksi (bak tidak lampias)
• Kesulitan dalam mengosongkan kandung kemih.
• Rasa nyeri saat memulai miksi/
• Adanya urine yang bercampur darah (hematuri).
F. Komplikasi
• Aterosclerosis
• Infark jantung
• Impoten
• Haemoragik post operasi
• Fistula
• Striktur pasca operasi & inconentia urine
G. Pemeriksaan Diagnosis
1. Laboratorium
Meliputi ureum (BUN), kreatinin, elekrolit, tes sensitivitas dan biakan urin.
2. Radiologis
Intravena pylografi, BNO, sistogram, retrograd, USG, Ct Scanning,
cystoscopy, foto polos abdomen. Indikasi sistogram retrogras dilakukan
apabila fungsi ginjal buruk, ultrasonografi dapat dilakukan secara trans
abdominal atau trans rectal (TRUS = Trans Rectal Ultra Sonografi),
selain untuk mengetahui pembesaran prostat ultra sonografi dapat pula
menentukan volume buli-buli, mengukut sisa urine dan keadaan patologi
lain seperti difertikel, tumor dan batu (Syamsuhidayat dan Wim De Jong,
1997).
3. Prostatektomi Retro Pubis
Pembuatan insisi pada abdomen bawah, tetapi kandung kemih tidak dibuka,
hanya ditarik dan jaringan adematous prostat diangkat melalui insisi
pada anterior kapsula prostat.
4. Prostatektomi Parineal
Yaitu pembedahan dengan kelenjar prostat dibuang melalui perineum.
H. Penatalaksanaan
1. Non Operatif
o Pembesaran hormon estrogen & progesteron
o Massase prostat, anjurkan sering masturbasi
o Anjurkan tidak minum banyak pada waktu yang pendek
o Cegah minum obat antikolinergik, antihistamin & dengostan
o Pemasangan kateter.
2. Operatif
Indikasi : terjadi pelebaran kandung kemih dan urine sisa 750 ml
o TUR (Trans Uretral Resection)
o STP (Suprobic Transersal Prostatectomy)
o Retropubic Extravesical Prostatectomy)
o Prostatectomy Perineal
BAB III
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Benigna Prostat Hipertropi (BPH)
A. Pengkajian
1. Data subyektif :
o Pasien mengeluh sakit pada luka insisi.
o Pasien mengatakan tidak bisa melakukan hubungan seksual.
o Pasien selalu menanyakan tindakan yang dilakukan.
o Pasien mengatakan buang air kecil tidak terasa.
2. Data Obyektif :
o Terdapat luka insisi
o Takikardi
o Gelisah
o Tekanan darah meningkat
o Ekspresi w ajah ketakutan
o Terpasang kateter
B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
Diagnose Keperawatan Preoperati
• Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk berkemih
• Nyeri berhubungan dengan disensi kending kemih
• Kurang pengetahuan tantang factor-faktor berhubungan dengan masalah dan protocol pengobatan
Diagnosa keperawatan pasca operatif
• Nyeri berhubungan dengan insisi bedah,pemasangan kateterm dan spasme kandung kemih
• Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pacaoperatif dan masa penyembuahan
C. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
Tujuan praoperatif utama dapat mencakup penuraunan ansietas dan
pengajaran tentang masalah prostatnya serta pengalaman perioperatif.
Tujuan pascaoperatif utama mencakup koreksi ganguan vlume cauran,
peredaran nyeri dan ketidaknyamanan, pencegahan infeksi, kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri, dan tidak adana komplikasi.
D. INTERVENS KEPERAWATAN PRAOPERATIF
Menurunkan Ansietas
1. Perawatan memperkenalkan pasien keada lingkungan rumah sakit dan melakukan tindakan untuk mengurangi ansietas.
2. Komunikasi ditegakan dalam raangka mengetahui tingkat pemahaman pasienterhadap masalahnya
3. perawat harus memberikan privasi, menciptakan hubngan yang bersifat professional dan rasa saling percaya.
4. Pengungkapan perasaan dan kekhawatiran pasien perlu diberi dorongan.
Menghilangkan Ketidak nyamanan
1. Tirah baring,preparatdiberikan,dan tindakan penurunan ansietas dilakukan
2. pantau pola berkemih
3. kateter dipasang jika pasien retensi urin
Pendidikan Pasien
1. berikan penkes
2. pasien dijelaskan apa yang akan terjadi ketika pasien disiapka untuk
menjalani pemeriksaan diagnostic dan kemudian untuk pembedahan
E. INTEVENSI PASCAOPERATIFE
Menghilangkan Nyeri
1. biarkan pasien tetap tirah baring selam 24 jam pertama
2. jika klien mengalami spasme kanddung kemih,kompres hangaat pada pubis atau mandi randam duduk dapat menhilangkan spasme.
3. Medikasi nyeri diberikan sesuai resep
Penyuluhan Pasien Dan Pemeliharaan Kesehatan
1. Jika pasien dapat bergerak bebas dorong pasien untuk berjalan-jalan
tapi jangan biarkan pasien duduk dalam waktu yang lama karena hal ini
dapat meningkatkan tekanan abdomen dan kemungkinan ketidaknyamanan dan
perdarahan
2. Mengajarkan latihan berikut dapat membantu pasien dalam mencapai kembalu control berkemih
a. Tegangkan otot-otot perineal dengan menekan bokong bersamaan; tahan
posisi ini;rileks. Latihan ini dapat dilakukan 10 – 20 kalu setiap jam
ketika didik atau berdiri
b. Coba untuk memutuskan aliran urin setelah mulai berkemih; tungg beberapa detik dan kemudian lanjutkan berkemih.
c. Hidarri mengejan dan mengangkat barang berat karena dapat menyebabkan hematuria
d. Menghindari perjalanan dengan motor jarak jauh dan latihan berat
F. EVALUASI
Hasil praoperatif yang diharapkan
1. Menunjukan penurunan ansietas
2. Menyebutkan bahwa nyeri dan rasa tidak nyaman menurun
3. Menunjukan pemahaman akan prosedur pembedahan dan perjalanan
pacaoperatif sera tekhnik laun yang bermanfaat dalam memudahkan control
kandung kemih.
Hasil Pascaoperatif yang diharapkan
1. Menunjukan rasa nyaman
2. Berespon secara positif terhadap tindakan perawatan diri
a. Meningkatkan aktivitas dan ambulasi sehari-hari
b. Menghasilkan haluaran urin dalam batasan normal dan sesuai dengan masukan
c. Melakukan latihan perineal dan menghentikan aliran urin untuk meningkatkan control kandung kemih
d. Menghindari mengejan dan mengangkat benda berat
3. Bebas dari komplikasi
a. Mempertahankan tanda-tanda vital dalam batasan normal
b. MEnunjukan penyembuhan luka, tanpa tanda-tanda imflamsi atau hemoragi
c. Mempertahankan tingkat eliminasi urin yang dapat diterima
d. Memertahankan drainase kateter dan selang drainase launya dengan optimal
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penyakit Benigna Prostat Hipertropi atau disingkat dengan BPH adalah
kelenjar Prostatnya mengalami pembesaran,memanjang ke atas ke dalam
kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan menutupu orifisium
uretra.BPH adalah kondisi patologis yang paling umum pada pria lansia,
penyebab BPH belum diketahui dengan pasti tapi ada 2 kemungkinan yaitu
testis dan usia lanjut.gejala yang sering muncul yaitu prekuensi miksi
yang meningkat nokturia,abdomen tegang.
B. SARAN
Berikan penkes pada klien pada saat akan dilakukan operasi karena klien
yang akan dilakukan operasi aka ada perasaan anxietas,jangan menunjukan
mukan gelisah pada klien karana akan membuat klien lebih cemas akan
penyakitnya dan jika sudah dilakukan operasi maka harus selalu memeriksa
out put urin klien
0 komentar:
Posting Komentar