Konflik, menurut Deutsch ( 1969 ) didefinisikan
sebagai suatu perselisihan atau perjuangan yang timbul bila keseimbangan
antara perasaan, pikiran, hasrat, dan perilaku seseorang yang terancam.
Penyebab konflik, Edmund ( 1979 ) menyebutkan sembilan faktor umum yang
berkaitan dengan semua kemungkinan penyebab konflik, yaitu :
a. Spesialisasi
Sebuah
kelompok yang bertanggung jawab untuk suatu tugas tertentu atau area
pelayanan tertentu memisahkan dirinya dari keompok lain. Seringkali
berakibat terjadinya konflik antar kelompok.
b. Peran yang bertugas banyak
Peran
keperawatan membutuhkan seseorang untuk dapat menjadi seorang manajer,
seorang pemberi asuhan yang trampil, seorang ahli dalam hubungan antar
manusia, seorang negosiator, penasihat , dan sebagainya. Setiap sub
peran dengan tugas - tugasnya memerlukan orientasi yang berbeda - beda
yang dapat menyebabkan konflik.
c. Interdependensi peran
Peran
perawat pelaksana dalam praktek pribadi tidak akan serumit seperti peran
perawat dalam tim kesehatan yang multidisiplin, dimana tugas seseorang
perlu didiskusikan dengan orang lain yang mungkin bersaing untuk area -
area tertentu.
d. Kekaburan tugas
Ini diakibatkan oleh peran yang
mendua dan kegagalan untuk memberikan tanggung jawab dan tanggung gugat
untuk suatu tugas pada individu atau kelompok.
e. Perbedaan
Sekelompok
orang dapat mengisi peran yang sama tetapi perilaku sikap, emosi, dan
kognitif orang - orang ini terhadap peran mereka bisa berbeda.
f. Kekurangan sumber daya
Persaingan ekonomi, pasien, jabatan, adalah sumber absolut dari konflik antar pribadi dan antar kelompok.
g. Perubahan
Saat perubahan menjadi lebih tampak, maka kemungkinan tingkat konflik akan meningkat secara proporsional.
h. Konflik tentang imbalan
Bila
orang mendapat imbalan secara berbeda - beda, maka sering timbul
konflik, kecuali jika mereka terlibat dalam perbuatan sistem imbalan.
i. Masalah komunikasi
Sikap
mendua, penyimpangan persepsi, kegagalan bahasa, dan penggunaan saluran
komunikasi secara tidak benar, semuanya akan menyebabkan konfllik.
Manajemen atau penatalaksanaan konflik dapat dilakukan melalui upaya sebagai berikut:
a. Disiplin
Upaya
disiplin digunakan untuk menata atau mencegah konflik, perawat
pengelola harus mengetahui dan memahami ketentuan peraturan organisasi.
Jika ketentuan tersebut belum jelas maka perlu dilakukan klarifikasi.
Disiplin merupakan cara untuk mengoreksi atau memperbaiki staf yang
tidak diinginkan.
b. Mempertahankan tahap kehidupan
Konflik dapat diatasi dengan membantu individu perawat mencapai tujuan sesuai dengan tahapan kehidupannya, yang meliputi :
1) Tahap dewasa muda
2) Tahap dewasa menengah
3) Tahap manusia diatas 55 tahun
c. Komunikasi
Komunikasi
merupakan seni yang penting untuk mempertahankan lingkungan yang
terapeutik. Melalui peningkatan komunikasi yang efektif maka konflik
dapat dicegah.
d. Asertif training
Perawat yang asertif mengetahui
bahwa mereka bertanggung jawab terhadap pikiran, perasaan, dan
tindakannya. Peningkatan kesadaran, training sensitivitas dan training
asertif dapat meningkatkan kemampuan pengelola keperawatan dalam
mengatasi perilaku konflik.
Teknik manajemen konflik :
a. Menetapkan tujuan
Apabila
ingin terlibat dalam manajemen konflik, maka perawat perlu memahami
gambaran yang menyeluruh tentang masalah atau konflik yang akan
diselesaikan. Tujuan yang ingin dicapai antara lain : meningkatkan
alternatif penyelesaian masalah konflik, bila perlu motivasi fihak yang
terlibat untuk mendiskusikan alternatif penyelesaian masalah yang
mungkin diambil sehingga pihak yang terlibat konflik dapat bertanggung
jawab terhadap keputusan yang dipilih.
b. Memilih strategi
1) Menghindar
Untuk
mencegah konflik yang lebih berat pada situasi yang memuncak, maka
strategi menghindar merupakan alternatif penyelesaian konflik yang
bersifat sementara yang tepat untuk dipilih.
2) Akomodasi
Mengakomodasikan
pihak yang terlibat konflik dengan cara meningkatkan kerja sama dan
keseimbangan serta mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah yang
tepat dengan cara mengumpulkan data yang akurat dan mengambil suatu
kesepakatan bersama.
3) Kompromi
Dilakukan dengan mengambil jalan tengah di antara kedua pihak yang terlibat konflik.
4) Kompetisi
Sebagai
pimpinan, perawat dapat menggunakan kekuasaan yang terkait dengan tugas
stafnya melalui upaya meningkatkan motivasi antar staf, sehingga timbul
rasa persaingan yang sehat.
5) Kerja sama
Apabila pihak - pihak
yang terlibat konflik bekerja sama untuk mengatasi konflik tersebut,
maka konflik dapat diselesaikan secara memuaskan.
0 komentar:
Posting Komentar